Part 38

8.6K 399 1
                                    

Mr Chan menatap Sisi dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Kamu benar-benar sudah sembuh, Miss Sisi?" lengkingnya.

"Sudah Mister," angguk Sisi.

"Kamu tau kan bagaimana repotnya kita disini?"

"Tau Mister," angguk Sisi lagi.

"Makanya kamu jaga kesehatan! Jangan telat makan! Makan yang teratur! Mengerti?" suara Mr Chan berdenging-denging di telinga Sisi. Perasaan yang sering membuat Sisi telat makan dia deh... Kok jadi dia yang marah-marah? Boss yang aneh!

Sisi hanya mengangguk-angguk sambil menguatkan telinganya mendengar ocehan ocehan si Boss.

Sementara Vivien dan Fanny yang berada di luar ruangan terkikik melihat Sisi tak berkutik hanya mengangguk-angguk seperti mainan di dashboard mobil.

Untung saja Sisi terselamatkan oleh dering telfon yang langsung disambar oleh Mr Chan.

Setelah beberapa saat berbicara di telepon, raut wajah Mr Chan berubah. Ia memandang Sisi sejenak, lalu kembali berbicara sambil mengangguk-angguk.

"Miss Sisi," panggil Mr Chan. Kali ini tanpa lengkingan.

"Ya Mister," Sisi mendekat.

"Saya akan berangkat ke Surabaya besok. Saya harap kamu gantikan saya untuk meeting dengan klien kita besok lusa," kata Mr Chan lebih menyerupai ultimatum.

"Baik Mister," angguk Sisi.

"Good! Dan satu lagi, saya mau kamu urus semua persiapan event kita," kata Mr Chan menunjuk pada Sisi.

Sisi mengangguk dan berbalik hendak keluar dari ruangan, tiba-tiba Mr Chan melengking lagi.

"Oya, Miss Sisi! You must be careful with Mr. Roni! He's a little sneaky, you know that?"

"Yes Mister," angguk Sisi entah untuk keberapa kalinya.

Sisi meninggalkan ruangan Mr Chan dan menutup pintunya pelan.

......

Meeting akan dimulai lima belas menit lagi. Fanny sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Vivien menepuk pelan bahunya.

"Tenang aja, Si. Gue akan bantuin lo kok. Lagi pula masih ada lima belas menit," ujar Vivien menenangkan Sisi.

Lima belas menit itu lewat begitu saja. Dan saat ini Sisi sedang berdiri mewakili Mr Chan memimpin meeting pagi itu.

Meeting berlangsung cukup lancar meskipun Sisi merasa terganggu dengan Roni yang benar-benar cari muka. Ada saja tingkahnya yang membuat Sisi muak. Mulai dari melontarkan joke yang sama sekali garing alias tidak lucu, sampai berkali-kali menginterupsi apa yang Sisi sampaikan. Dan yang paling menyebalkan ketika Roni dengan tidak tau malu memberikan setangkai mawar kepada Sisi di akhir meeting. Bisa dibayangkan betapa kesalnya Sisi sedangkan ia harus menahan rasa muak menghadapi kelakuan Roni yang semakin somplgitu.

Sementara Digo yang melihat kelakuan Roni terlihat geram bahkan ia memalingkan wajahnya saat Roni memberikan mawar kepada Sisi. Digo kesal melihat Sisi masih juga tersenyum meskipun interupsi-interupsi Roni kadang tidak masuk akal. Kadang Digo bertanya-tanya kenapa Mr Chan bisa punya relasi seperti Roni yang amit-amit kampungan dan sok kegantengan mendekati Sisi.

Meeting itu selesai. Sisi menjabat tangan klien satu persatu. Digo yang sengaja berdiri paling akhir melihat Roni menjabat tangan Sisi dan mencium punggung tangan gadis nya lama sambil menatap lekat.

Sisi yang menahan keinginan untuk menjitak kepala Roni segera menarik lepas tangannya.

Setelah Roni keluar ruangan dengan sikap ndeso-nya, Digo yang sudah berdiri memandang kejadian itu terlihat sangat kesal. Sekarang ruang rapat itu tinggal berdua. Sisi berjalan mendekat pada Digo, menggenggam tangannya dan menatapnya dalam-dalam.

Sebuah Cerita CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang