Part 9

8.1K 466 2
                                    

"What??!" teriak Nayla melompat berdiri.

"Ssshh... Udah dibilangin jangan teriak-teriak!" Gio mengingatkan Nayla yang kembali teriak.

"Eh, lo jangan macem-macem ya! Gue gak peduli lo mau pacaran sama siapa aja, tapi gak sama sepupu gue!" kata Nayla ketus.

Gio garuk-garuk kepala. Kedatangannya menemui Nayla awalnya hanya untuk bertukar pikiran siapa tau Nayla punya solusi. Tapi siapa sangka kalo ternyata dia malah bertemu dengan adik sepupu Nayla yang sempat membuatnya terpaku pada wajah innocent-nya.

Hal itu membuatnya berpikir untuk lebih mengenal sepupu Nayla. Tapi belum apa-apa Nayla sudah memprotes keras!

"Gue gak akan permainin sepupu lo kok Nay. Gue cuma PDKT aja, siapa tau gue beneran suka sama sepupu lo," bujuk Gio.

"Trus kalo ternyata lo gak suka? PHP doang? Denger ya Gio, gue kenal lo udah lama. Gue tau lo itu siapa, jadi gak usah macem-macem! Atau persahabatan kita cukup sampe di sini aja!" ancam Nayla marah.

"Oke... Oke... Sorry... Ya udah gue gak jadi PDKT deh... Yaelah Nay... Gitu aja udah marah-marah," akhirnya Gio mengalah. Dia gak mau musuhan dengan satu-satunya sahabat yang dia punya.

Sisi keluar dengan tas selempangnya, celana jeans berwarna pudar dipadukan atasan berwarna soft pink. Sisi terlihat cantik.

Gio yang melihatnya langsung terbelalak.

"Nay, gue keluar ya," pamit Sisi mencium kedua pipi Nayla sekilas.

"Lo mau kemana, Si? Katanya mau ikut ke cafe?" tanya Nayla mengerutkan dahinya.

"Sorry, gak jadi ya Nay, gue ada janji sama seseorang," senyum Sisi.

"Siapa?" tanya Nayla penasaran.

"Nanti lo juga bakal tau. Lo udah kenal orangnya," kata Sisi.

Terdengar bunyi ketukan pintu. Sisi beranjak membuka pintu dan mempersilakan masuk.

"Masuk dulu deh, biar Nayla gak kuatir sama gue," Sisi membuka pintu lebih lebar mempersilakan tamunya masuk

"Pagi Nayla," sapa seseorang yang ternyata Digo.

"Lho Digo? Kok tau rumah kita sih?"

"Iya, Sisi yang kasih tau," jawab Digo tersenyum lebar.

"Iya Nay, waktu gue pulang malam habis liburan itu lho," sahut Sisi mengingatkan Nayla.

"Ooo.... Ternyata lo dianterin Digo? Trus sekarang kalian mau kemana?"

"Digo ngajakin hang out Nay, daripada diem di rumah," jawab Sisi tersenyum.

"Oke... Pulangnya jangan malam-malam!" ingat Nayla mengantarkan Digo dan Sisi keluar.

"Kak Gio, gue jalan dulu ya," pamit Sisi pada tamu Nayla.

Gio hanya tersenyum melihat Sisi keluar bersama Digo.

"Siapa sih cowok itu? Siapa namanya? Digo?" tanya Gio pada Nayla yang baru saja duduk setelah mengantar Sisi dan Digo keluar.

"Dia temennya Sisi. Kenapa?" Nayla balik bertanya.

"Temen? Belum pacar kan?" Gio bertanya lagi sambil tersenyum tipis.

"Gio, sebaiknya lo coba terima deh cewek pilihan ortu lo," Nayla menasehati.

"Lo gimana sih? Kan gue udah bilang kalo urusan married gue gak mau main-main. Kok lo nyuruh gue nerima pilihan ortu gue?" kata Gio kesal.

"Ya gue takut aja lo PDKT, trus mainin sepupu gue. Lo liat sepupu gue gitu amat!" dengus Nayla.

"Gak kok Nay, tenang aja," sahut Gio menenangkan Nayla yang marah-marah.

.....

About Gio's mind

Gio menerawang. Diacak-acaknya rambutnya dengan gemas. Orang tuanya sudah mendesaknya untuk menikah. Kalau dia belum mempunyai pasangan alias pacar yang siap untuk dinikahi, orang tuanya sudah mempersiapkan calon istri untuknya.

Kalau pacar saja, stock Gio banyak. Tapi calon istri? Belum ada yang pas di hati.

Setiap kenal dengan cewek, gak ada yang bisa bikin hati Gio bergetar, bahkan meskipun ada beberapa yang cukup lama menjalin hubungan dengannya tapi hatinya sama sekali tidak tergerak untuk meningkatkan status hubungannya ke arah yang lebih serius. Semua sama!

Sisi! Sepupu sahabatnya itu memberi getar tersendiri buat Gio. Cewek itu cantik, mungil, imut, dan senyumnya... Bisa membuat cowok yang melihatnya melayang. Ya setidaknya buat Gio.

Tapi Nayla sudah memberinya peringatan keras. Sebenarnya bukan salah Nayla juga kalo memberinya peringatan sekeras itu, melihat kelakuannya terhadap cewek-cewek waktu SMA dulu sampai sekarang.

Gio mengusap wajahnya. Gara-gara wajahnya yang gantengnya di atas rata-rata, membuatnya dengan mudah menggaet cewek-cewek.

Tapi.... Tunggu.... Nayla memang gak pernah tertarik pada nya... Itu karena Nayla sudah tau belangnya.Tapi... Kenapa Sisi kelihatannya juga gak terpengaruh ya? Apa pesonanya sudah mulai pudar? Gio mengerutkan keningnya, berpikir.

(Bersambung)

Sebuah Cerita CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang