Sisi mengemasi barang-barangnya. Pekerjaannya sudah selesai. Laporan sudah diletakkan di meja Mr. Chan.
Vivien dan Fanny gak balik kantor dulu. Mereka langsung pulang karena sudah hampir malam sedangkan jam kerja hanya sampai pukul 17.00.
Sisi melirik jam tangannya. Jam 19.10! Huuufft.... Diraihnya tas selempangnya dan masuk ke lift menuju basement.
Udara malam ini cukup dingin. Sisi melangkah keluar, tersenyum mengangguk pada Pak Juna sang security, lalu mulai melangkah.
DIIN....DIIIIN....
Suara klakson mobil mendekat ke arah Sisi.
Mobil itu berhenti tepat di samping Sisi.
Kaca mobil diturunkan, muncul wajah Roni yang nyengir menyapa Sisi.
"Hallo Sisi manis.... Ikut aku yuk!! Aku antar pulang deh..." tawar Roni senyum-senyum melihat Sisi mengkerut.
"Maaf Pak Roni, saya nggak bisa, saya masih ada perlu," tolak Sisi.
"Aku antar, Sisi sayang! Jangan nolak terus dong," Roni turun dari mobilnya mendekati Sisi.
Sisi mundur, Roni terus maju mendekat senyum-senyum memandang Sisi.
Sebuah mobil berhenti tepat di depan mobil Roni, dan....
"Sisi!" panggil pengemudi itu yang bergegas turun dari mobilnya.
"Digo?! Thank's God!" ucap Sisi berlari kecil menghampiri Digo dan meninggalkan Roni yang melongo.
"Sorry telat! Macet!" kata Digo yang mengernyit melihat wajah lega Sisi begitu melihatnya.
"Gak pa pa! Syukur lo udah dateng! Yuk!" ajak Sisi lalu nenoleh pada Roni, "Maaf Pak, saya ada perlu! Permisi." angguk Sisi tersenyum tipis pada Roni dan bergegas masuk ke mobil Digo.
"Lho Si, mau kemana? Aku kan bisa ngantar kamu juga!" teriak Roni melihat Sisi masuk ke mobil yang dibukakan Digo.
Mobil Digo melesat membawa Sisi berlalu dari hadapan Roni yang garuk-garuk kepalanya yang gak gatal.
"Lo kenapa?" tanya Digo melihat Sisi menghembuskan nafas lega.
"Hmm? Kenapa apanya? Gak kenapa-napa tuh!"
"Kok tadi kaya orang ketakutan gitu, trus sekarang kaya lega banget?"
"Ooo.... Mulai kepo nih!"
"Ya jelas aja gue kepo! Ekspresi lo aneh!"
Sisi diam, mulutnya mencibir meledek Digo yang menatapnya ingin tau.
"Kenapa diem aja? Ooo.... Gue tau nih...,"
"Tau apa?" tanya Sisi menoleh melihat Digo yang mulai menebak-nebak.
"Lo pasti digodain sama Roni kan? Ngaku deh lo... Bener kan?" Digo cengengesan yakin tebakannya benar.
"Lo paranormal ya?" ejek Sisi.
"Kenapa? Roni suka sama lo? Dia yang Direktur KSP Sejahtera kan?" Digo mengabaikan ejekan Sisi.
"Gue risih aja kalo dia deketin gue, caranya itu lho," Sisi mengangguk malas cemberut.
"Emang kamu gak suka sama Roni?"
"Ih... Gak ya...,"
"Masa sih? Beneran gak suka?" tanya Digo dengan tatapan menyelidik.
Sisi melirik Digo sekilas. Wajahnya terlihat kesal.
"Kok diem?" tanya Digo setelah beberapa saat Sisi hanya terdiam.
"Emang mau ngomong apa?"
"Ya gak biasa aja... Setau gue, lo itu gak bisa diem!"
"Wah... Ngajakin perang nih!" gumam Sisi yang disambut tawa geli Digo.
"Siapa yang ngajakin perang? Gue cuma mau traktir lo makan," sahut Digo santai.
"Lah kan tadi siang lo udah beliin gue makan siang?" tanya Sisi heran.
"Kalo itu mah bukan nraktir!"
"Apa dong kalo bukan nraktir? Kan lo yang beliin?"
"Itu mah kemanusiaan aja. Kasian.... Hehehe..."
Sisi melirik Digo kesal. Cowok satu ini seneng banget bikin gue kesel! Tapi sebenernya dia baik orangnya. Lagian, untung tadi ada dia, coba kalo gak, habis gue! Batin Sisi.
"Kenapa lirik-lirik gue? Naksir?" tanya Digo ke pede an
"Ih... Pe de amat lo! Tapi... Ganteng sih.... Kalo diliat dari puncak Monas! Hahaha...." Sisi tertawa meledek Digo yang langsung mendelik pada Sisi.
Tapi sesaat kemudian Digo ikut ketawa dengan Sisi.
Gak terasa mereka sudah sampai ke sebuah resto yang gak begitu besar, tapi terlihat asri dan bersih.
Sisi mengikuti Digo menuju ke sebuah meja yang di tunjukkan oleh waitress nya.
Mereka kemudian segera memesan makanan dan minuman.
Suasana resto yang gak begitu ramai dan tempat duduk di dekat taman membuat keduanya leluasa untuk ngobrol dan ketawa-ketiwi. Tak jarang Sisi sampai menutup mulutnya untuk menahan ketawanya yang lepas.
Malam makin larut ketika Sisi mengajak Digo untuk pulang.
(Bersambung)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Cerita Cinta
FanfictionKata orang cinta itu buta, tapi tidak buatku. Karena cinta itu mampu melihat apa yang orang lain tidak melihat. Kata orang cinta itu tidak harus memiliki, tapi tidak bagiku. Karena cinta itu pantang menyerah untuk menyatukan perbedaan. Dan.... Kata...