Digo memarkir mobilnya di depan rumah Sisi dan mengetuk pintunya.
Nayla yang baru saja pulang dari cafe membukakan pintu.
"Mmm... Nay, Sisi ada?" tanya Digo.
"Sisi belum pulang tuh?" jawab Nayla mengerutkan dahi.
"Lho... Tadi udah pulang kok naik taxi. Masa ga pulang ke rumah?" tanya Digo gelisah.
"Mungkin masih ada perlu ke tempat lain?" Nayla menebak.
"Ya udah, thank's ya Nay," Digo segera memacu lagi mobilnya mencari Sisi.
Digo yakin Sisi menghindarinya. Ia harus bertemu Sisi. Ia harus bicara pada Sisi.
Difokuskannya pandangannya ke jalan raya.
........
Sisi turun dari taxi menuju ke sebuah cafe didekat sebuah pusat perbelanjaan.
Ferro sudah menunggunya disana.
"Kenapa?" tanya Ferro tersenyum lebar melihat wajah Sisi yang nampak gelisah.
"Kenapa apanya?" Sisi balik bertanya tidak mengerti.
"Muka lo seperti orang yang penuh masalah," Ferro tertawa kecil.
"Oh....hehehe.... Keliatan banget ya?" Sisi menertawai dirinya sendiri.
"Yup. Lo gak pernah bisa bohong kalo sama gue. Lo gak berubah dari dulu. Masih Sisi yang sama," senyum Ferro bersedekap memandang Sisi.
"Ferro, ngapain lo ngajak gue ketemuan disini?" tanya Sisi mengabaikan penilaian Ferro terhadapnya.
"Gue mau kenalin lo sama seseorang," sahut Ferro bersedekap mengulum senyum.
"Siapa?"
"Nanti lo juga bakal tau. Tapi sebelumnya kita makan dulu okey?"
Sisi bertanya-tanya siapa yang akan Ferro kenalkan? Sebegitu penting kah? Apa pula maksudnya?
Ferro melirik jam tangannya. Setelah membayar pesanan mereka, Ferro mengajak Sisi berlalu.
........
Rumah megah di hadapannya ini masih sama dengan beberapa tahun lalu. Masih tegak dengan pongah, bersih dan terawat.
Sisi menurut saja ketika Ferro menarik lengan nya memasuki rumah itu. Dulu Ferro sering sekali mengajaknya kesini. Sekedar menemani Ferro main PS, atau menemani mama Ferro belanja.
"Sisi?" teriak seseorang dari dalam rumah.
Sisi menoleh ke arah suara yang sudah lama tidak di dengarnya.
"Tante Lita?" sapa Sisi senang dan menghambur memeluk wanita setengah baya itu erat.
"Sisi, akhirnya Tante ketemu kamu juga," kata Tante Lita yang tak lain adalah mama Ferro.
"Sisi kangen banget sama Tante," ujar Sisi meneteskan air mata haru.
"Ya... Tante juga. Sejak Ferro dan Tante nyusul Om ke Tokyo, kita tidak pernah bertemu ya," senyum Tante Lita mengusap rambut Sisi dengan sayang.
Sisi tersenyum lebar lalu tertegun melihat seorang cewek cantik berwajah indo muncul dari dalam rumah.
Ferro dan Tante Lita menoleh ke arah cewek itu dan tersenyum melambaikan tangan memanggil cewek itu untuk mendekat.
"Cill, ayo kemari. Nih kenalin, ini Sisi teman kampusnya Ferro," ujar Tante Lita memperkenalkan.
"Cill, ini lho yang sering aku cerita in ke kamu. Sisi, ini Cilla tunangan gue," Ferro memperkenalkan Sisi pada tunangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Cerita Cinta
FanfictionKata orang cinta itu buta, tapi tidak buatku. Karena cinta itu mampu melihat apa yang orang lain tidak melihat. Kata orang cinta itu tidak harus memiliki, tapi tidak bagiku. Karena cinta itu pantang menyerah untuk menyatukan perbedaan. Dan.... Kata...