Part 65

7.6K 382 5
                                        

Sisi duduk sendirian di sofa ruang tamu. Nayla masih di cafe. Rumah terasa sepi. Dua bulan ini Sisi merasa dunianya sempurna. Pengunduran dirinya dari Chan's Boutique membuat Mr Chan mengeluarkan suara-suara soprannya, meskipun akhirnya ia mendukung Sisi. Pertemuannya dengan Tante Lita selaku pemilik butik yang akan ia kelola membuatnya yakin dengan jalan yang ia pilih. Ferro juga bolak balik Tokyo-Indonesia untuk membantu Mamanya.

Langkahnya sudah berada beberapa step kedepan. Penghasilannya juga meningkat drastis.

Tapi diluar itu semua, ada yang hilang dalam diri Sisi. Ia merasa timpang. Ia merasa seperti berjalan sendirian. Hmm... Digo... Kemana dia? Sudah dua bulan ini ia tidak bertemu Digo. Sisi merasakan kerinduannya menyentak, sadar akan sesuatu hal. Digo seperti hilang di telan bumi. Di hari-hari awal ia memulai kesibukan barunya, ia hanya sempat berhubungan melalui pesan singkat. Digo selalu menjawab semua pesan-pesan yang ia kirimkan. Tapi sebaliknya, pesan yang Digo kirim untuknya yang sekedar mengingatkannya untuk memperhatikan kesehatannya, agar ia tidak lupa makan, selalu ia abaikan. Lalu, setelah kesibukan itu bertambah, ia tidak sempat lagi mengirimkan pesan-pesan singkat itu dan Digo juga tidak lagi mengirimkan pesan-pesannya.
Digo.... Aku kangen... Kamu dimana sekarang? Aku pengen ketemu. Apa kamu marah karena aku tidak mempedulikan keberatanmu? Tapi terakhir kali kita bicara, kamu mendukung aku kan? Kamu kemana dua bulan ini, Honey?

Sisi mengeluarkan ponselnya mencoba menghubungi Digo. Tidak aktif! Dihubunginya lagi beberapa kali, jawaban yang didapatnya tetap sama.

Akhir-akhir ini hanya capek yang dirasa Sisi. Ia tidak mempedulikan nya karena semangatnya untuk pekerjaan barunya ini sangat tinggi. Ia tidak sengaja melupakan sesuatu yang sangat berharga di hidupnya, yang seharusnya tidak boleh ia abaikan.

Rasa bersalah menghantuinya. Apa Digo marah karena kesibukan menyita waktunya hingga ia tak punya kesempatan sama sekali untuk memperhatikan Digo? Bahkan bertemu pun ia tak sempat! Hehhh.... Sisi...Sisi... Keterlaluan banget sih kamu... Kenapa kamu bisa mengabaikan sesuatu yang sudah susah payah kamu perjuangkan? Sisi merutuki dirinya sendiri. Sekarang apa yang dirasakan Sisi sempurna itu tidak lagi bermegah-megah di hatinya. Ia merasa ada ruang kosong di relung hatinya.

Ah...Thea! Thea mungkin tau keberadaan Digo! Sisi segera menghubungi Thea. Sejenak kemudian, ia menutup ponsel nya dengan raut kecewa. Thea tidak tau kemana Digo pergi. Thea bilang, terakhir kali Digo memeriksa keuangan jaringan hotelnya di Aussie. Setelah itu, Thea tidak tau lagi karena memang pekerjaan mereka tidak memungkinkan untuk saling bertemu.

Sisi memejamkan matanya. Lalu ia mengetikkan sebuah pesan singkat pada Digo. Hmm... Sisi berharap Digo akan membacanya.

..........

Nayla membawa makan siang untuk Sisi. Ia ingin makan siang bersama sepupunya yang sudah lama tidak dilakukannya karena kesibukan Sisi.

"Nih gue bawain makan siang. Kita makan bareng ya, Si. Udah lama juga kita gak makan bareng. Sejak lo sibuk sama pembukaan butik ini," kata Nayla menyeret Sisi ke ruang makan dan mengeluarkan makan siang yang sudah di persiapkannya.

Sisi menurut saja. Sejenak Sisi terpaku. Ya, sejak Sisi kehilangan kontak dengan Digo, Nayla yang selalu mengingatkannya untuk makan siang, mengingatkannya untuk tidak terlalu lelah, dan mengingatkannya untuk selalu jaga kesehatan. Apa mungkin Nayla tau keberadaan Digo?

Sebuah Cerita CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang