Sisi memandang ke depan, melihat apa yang di tunjukkan oleh Digo.
Mata Sisi membelalak takjub. Betapa tidak, dihadapannya sebuah sungai jernih yang berawal dari sebuah air terjun kecil yang di sekelilingnya berserakan batu-batuan gunung. Di sekitarnya ditumbuhi bunga-bunga cantik yang hanya bisa hidup di hawa pegunungan yang dingin.
Sisi berjalan mendekat, sebelah tangannya menutup manis bibirnya.
"OMG..... Sumpah ini indah banget...." tak sadar Sisi meneteskan air mata tak kuasa menahan gejolak haru di hatinya.
Digo tersenyum. Ia tau Sisi menyukai alam sama seperti ia menyukai kenaturalan dari wajah imut Sisi.
Digo mendekat, meraih kedua tangan Sisi dan menatapnya dalam.
"Lo suka?" tanya Digo lembut.
"Suka," Sisi tersenyum lebar memandang sekelilingnya.
"Kapanpun lo mau, gue bisa anter lo kesini," ucap Digo merapikan rambut Sisi yang dipermainkan angin.
"Makasih ya, lo udah buat gue seneng," kata Sisi tulus.
Digo mengangguk, menarik Sisi duduk di sebuah batu besar di pinggir sungai.
"Sini, duduk deket gue," ujar Digo menunjuk tempat disampingnya.
Sisi menurut, melingkin ujung celana panjangnya dan memasukkan kakinya ke dalam air. Sisi berjingkat.
"Dingin," seru Sisi, tapi mencoba mencelupkan kakinya lagi ke dalam air.
"Ya iyalah, namanya juga air pegunungan, ya pasti dingin lah. Udah tau dingin juga masih main air," sahut Digo tersenyum geli.
Sisi yang mendengar jawaban Digo hanya tersenyum mengerlingkan matanya.
Matahari tertutup awan mulai bergulir ke barat. Sisa air hujan masih menempel pada dedaunan menambah udara sekitar makin dingin.
Sisi mulai menggigil kedinginan.
"Udah yuk balik ke villa, kita siap-siap biar lo gak kemaleman nyampe rumah, lagian tangan lo udah dingin kaya gini. Pake maen air lagi," ajak Digo menarik tangan Sisi yang dingin.
Sisi mengangguk sambil menahan hawa dingin yang terasa menusuk tulangnya.
Digo yang melihat Sisi menggigil segera melepas jaketnya dan memakaikannya pada Sisi.
"Thank's," ucap Sisi pelan, jantungnya berdesir merasakan perhatian Digo terhadapnya.
Digo mengangguk sekilas, memeluk bahu Sisi agar lebih hangat dan mulai beranjak meninggalkan tempat itu menuju villa untuk bersiap-siap kembali pulang.
..........
Sisi masih merapikan tumpukan sketsa rancangan Mr. Chan ketika terdengar lengkingan khas.
"Miss Sisiiiii....." panggil Mr. Chan
"Ya Mister?" tanya Sisi terburu-buru menghampiri Boss nya ke ruang fitting.
"Sisi, kemana Vivien?"
"Vivien kan tadi disuruh Mister ke lokasi syutingnya Nino buat antar baju?"
"Oh iya...iya... Kenapa saya bisa lupa? Mmm... Kalo begitu kamu saja. Saya mau kamu ke alamat ini," Mr. Chan memberikan secarik kertas berwarna pink pada Sisi.
"Ini rumah siapa Mister? Trus. Saya ngapain kesana?"
"Oh ya... Kamu temui Nyonya Dini. Dia mau bikin baju pengantin untuk anaknya," kata Mr. Chan sambil mengkibas-kibaskan tangannya seolah mengusir Sisi dari hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Cerita Cinta
FanfictionKata orang cinta itu buta, tapi tidak buatku. Karena cinta itu mampu melihat apa yang orang lain tidak melihat. Kata orang cinta itu tidak harus memiliki, tapi tidak bagiku. Karena cinta itu pantang menyerah untuk menyatukan perbedaan. Dan.... Kata...