Part 10 "Arlan Jadi Baik?!"

104K 10.2K 292
                                    

"Woi."

Suara familiar itu masuk ke pendengaran Syila.

"Naik."

Syila terdiam sesaat, tak terpikirkan seseorang yang tadi memintanya turun sebelum sekolah malah menjemputnya tanpa diminta. Ia lantas bangkit berjalan memasuki mobil. Kebaikan tidak boleh ditolak.

"Makasi." Ucap Syila.

"Hmm." Arlan kembali menjalankan mobil yang sebelumnya disampingkan.

Terdengar notifikasi dari handphone yang ada dalam genggaman Syila. Pemberitahuan tersebut berasal dari aplikasi instagram. Bunyi tersebut juga berhasil menarik perhatian Arlan.

"Erga?" Syila tampak berfikir. "Dapet ig gue darimana ya?" Bincang Syila sendiri.

Jari Syila hendak menekan tanda follow back sebelum terdengar suara mengintrupsi.

"Syila."

Ini kedua kalinya Arlan memanggil namanya hingga membuat Syila refleks mematikan handphonenya.

"Iya?"

Arlan kembali menatap jalan yang tadinya sempat mengarahkan pandangannya ke Syila. "Gajadi."

Syila menatap Arlan bingung. "Yaudah." Tangannya kembali terangkat menghidupkan handphone.

"Syila."

Sial, apa sebenarnya mau laki-laki di sampingnya ini. Syila menghadap Arlan malas. "Lo mau ngomong apa sih? Sekali lagi bilang gajadi gue nggak bakal nyahut lagi." Tegas Syila.

"Lo kenal Erga?" Tanya Arlan akhirnya.

Syila mengangguk. "Kenal, tadi dia bantuin gue nyari ruang TU soalnya ada murid yang gue mintain tolong awalnya tapi gamau bantuin." Ini momen yang tepat untuk Syila menyindir tingkah Arlan tadi pagi.

Arlan berdehem di tempatnya. "Jauh-jauh, dia ga baik."

Syila melipat tangannya. "Engga kok, sejauh ini dia baik banget malah dia nawarin buat anterin gue pulang." Jelas Syila mengingat kejadian beberapa saat lalu.

"Astaga." Ucap Syila terkejut ketika Arlan tiba-tiba mengegas mobil kencang.

"Arlan lo pingin banget ke Surga ya? Gue juga pingin tapi nggak sekarang." Syila dibuat mengelus dada, tatapannya yang kesal di arahkan ke Arlan.

"Kapan?" Tanya Arlan tanpa menoleh atau minta maaf atas kelakuannya tadi, untungnya sekarang ia kembali menjalankan mobil dengan normal.

Syila masih kesal nyawanya hampir saja melayang karena Arlan, dikira kucing kali ya. "Apanya?"

"Kapan Erga nawarin lo tebengan?" tanya Arlan lebih jelas dengan nada yang datar.

"Tadi waktu gue nunggu pulang sebelum lo dateng." Ujar Syila.

Arlan menghela nafas. "Jangan asal nerima tawaran pulang......gue nggak mau orang-orang tahu lo sama gue serumah."

Syila dengan cepat memutar bola matanya. "Iya-iya." Ia juga tak berminat menguar fakta ia yang tinggal serumah dengan setan bernama Arlan ini.

"Turun."

"Hmm." Syila melepas seatbeltnya lalu membuka pintu mobil dan berjalan keluar.

Tangan Syila terulur membuka pintu rumah. Begitu ia melangkah masuk, seseorang berwajah asing menyambutnya.

"Nak Syila ya?" Tanya orang tersebut mendekat.

"Iya."

Orang tersebut tersenyum hangat. "Kenalin bibi yang kerja disini, panggil aja bi Indah. Tadi bu Rita udah jelasin soal kamu ke bibi." Jelas wanita paruh baya tersebut.

Romansa Remaja Satu Atap (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang