Mana suaranya yang udah nunggu ini up???
Maaf banget kalo agak lama, cuman akhir² ini bener² lagi dijejal banyak tugas sama ulangan :(
Pokoknya aku pasti akan update sampai tamat 🤗
Jangan lupa untuk vote ya, karena 1 berarti sejuta bagi penulis ❤❤
Komen sebanyak²nya juga, awas nggak 👿
Bercandang doang, seikhlasnya aja :)Jadi selamat membaca...
Brak..
Suara sesuatu terjatuh dengan keras terdengar mendengungkan telinga. Syila mematung diam setia dalam keterkejutannya sebelum menyadari yang terjadi. Itu jelas suara kendaraan yang menubruk aspal. Hujan yang semakin deras meyakinkan tebakannya. Tebakan yang Syila harap tidak benar.
"Arlan?"
Nama itu yang pertama kali muncul di dalam benak Syila. Tanpa menggubris kilatan cahaya dilanjuti gemuruh petir lainnya, Syila berlari keluar rumah. Hanya dalam beberapa langkah, ia menggigit bibir bagian dalamnya, menahan rasa ngilu efek keseleo menuruni tangga. Jika tadi hanya rambutnya yang basah kini seluruh sudut tubuhnya terailiri air hujan.
Dalam jarak dekat, nampaklah motor yang tak asing tergeletak di tengah jalan. Mata Syila membulat menangkap pemandangan seorang laki-laki bertekuk lutut dengan tangan menutup kedua telinga.
"Arlan.."
Dengan kaki yang tertatih, Syila bergerak cepat membawa badannya ke tengah jalan, menghampiri Arlan. Lututnya tertekuk berjongkok ke bawah, mensejejarkan posisi mereka. Syila mengangkat wajah Arlan, ditatapnya mata laki-laki itu penuh ketakutan dengan air muka yang histeris.
"Arlann, lo kenapa?"
Tangan laki-laki itu pindah memegang erat lengan Syila dan menyeret tubuhnya menjauh. Bertingkah seolah dirinya tengah berada dalam ketakutan yang dalam. Seolah suatu insiden yang besar baru saja terjadi di depannya. "Syila....gue selamat ya? Papa sama mama gue gimana?" Tanya Arlan kesetanan. Laki-laki itu menatap ke sekeliling dengan khawatir.
Syila mengerutkan keningnya. "Maksud lo apa?"
Kepalanya Arlan gelengkan dengan kencang. "Tadi mobilnya kecelakaan dan gue berdarah ter.."
Duar...
"AAAAA..." Teriak Arlan kencang tat kala kalimatnya terpotong oleh gemuruh petir. Wajahnya tertunduk ke bawah tanpa keberanian yang tersisa. Kepalanya terasa akan pecah dengan nafas yang tidak tertatur. Kilatan petir dalam sedetik meruntuhkan dunianya. Menghidupkan kembali malam kelam penuh luka.
Syila mendudukkan dirinya dan merengkuh laki-laki itu ke dalam dekapan. Diberinya kecupan lembut di kening Arlan dengan tangan yang tak henti-hentinya mengusap rambut lebat itu dengan halus. Hati Syila sakit menyaksikan Arlan berhalusinasi terhadap kecelakaan yang dialaminya bertahun-tahun lalu. Bahkan laki-laki itu dengan tubuh yang gemetar kuat menanyakan keberadaan sang papa. Laki-laki hebat yang sangat ingin Syila temui. Laki-laki yang pastinya bisa membuat Arlan bahagia kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romansa Remaja Satu Atap (END)
Teen FictionBagaimana ketika Syila ditemukan takdir bahwa ia harus tinggal satu atap dengan seorang laki-laki yang ternyata juga most wanted di sekolah baru nya nanti. Jika kalian berpikir karena hamil? Tenang, bukan itu alasannya. Alasannya sederhana yang memb...