Since today is my birthday 😊, aku up lebih panjang dari yang biasanya. Semoga kalian suka, selamat membaca...
Masih sepuluh menit tersisa sebelum pelajaran pertama dimulai. Syila berjalan seorang diri menuju toilet. Di kelas tadi tiba-tiba ia merasa perlu buang air kecil Semua kelas tampak penuh di dalamnya, bersiap-siap untuk kelas pertama.
"Sialan." Desis Syila dalam hati melihat Arlan berjalan buru-buru dari arah yang berlawanan, sepertinya ia hampir terlambat. Tidak, Syila tak akan menghindar dan berbalik arah. Ia akan tetap berjalan dan mengacuhkan Arlan.
Syila menengokkan kepalanya sedikit ke kanan. Tersisa sedikit langkah lagi hingga ia sampai di toilet. Ya sepertinya Arlan tak begitu memperhatikan.
Akhirnya setelah beberapa detik, Arlan berjalan melewati tubuh Syila dan tak terjadi apa-apa di antara mereka berdua. Huftt... Syila bisa bernafas lega.
"Lo kira gue gue bodoh." Tukas Arlan seraya menarik tangan Syila dan membalikkan tubuh gadis itu dalam sedetik. Syila masih begitu terkejut dengan tindakan Arlan yang begitu tiba-tiba. Ia pikir sudah bisa bernafas lega ternyata dugaannya salah total.
"Lo ngilang kemana?" Tanya Arlan menatap Syila lekat-lekat dengan tangan yang masih menggenggam pergelagan gadis itu erat. Seolah tak membiarkan gadis itu pergi lagi dari pandangannya.
Syila menolak menatap kedua mata Arlan balik. "Lo nggak perlu tahu." Jawab Syila terhadap pertanyaan Arlan.
Laki-laki itu menggerakkan kepalanya menatap sekeliling yang sepi. Tangannya mengambil pergelangan Syila yang satunya. "Gue minta maaf, lo pulang ya." Bujuk Arlan seraya menundukkan kepalanya sejajar dengan wajah Syila. Ia bahkan mengakhirinya dengan senyuman, senyuman terhangat yang mungkin pernah Syila dapatkan dari seorang Arlan.
"Lepasin tangan gue Lan, gue mau ke toilet." Pinta Syila baik-baik. Mereka juga saat ini berada di sekolah, tak pantas untuk bermesra-mesraan bukan. Bagaimana jika kaum jomblo menjerit dalam hati saat melihat kedekatan mereka berdua.
Syila melepas jemari Arlan dari kedua pergelangannya secara paksa, lantaran laki-laki itu menggenggamnya begitu ketat.
"Jawab du.."
Jari telunjuk Syila di arahkan ke depan bibirnya, meminta Arlan untuk diam. "Jangan ikutin gue, ini toilet cewek." Syila menunjuk tanda yang tertempel di atas tembok. Dan setelahnya ia masuk ke dalam kamar mandi membuat pergerakan Arlan sepenuhnya terbatas.
"Gue tunggu lo di luar." Teriak Arlan agar Syila dapat mendengarnya dari dalam. Ia pantang menyerah sebelum Syila memaafkannya dan semua berjalan kembali normal seperti sebelumnya.
Banyak murid yang sliweran menatap Arlan aneh. Buat apa laki-laki itu berdiri di depan toilet perempuan. Sedangkan yang dilemparkan tatapan bersikap benar-benar tidak peduli. Apa urusannya juga dengan mereka, toh Arlan tak masuk ke dalam.
Di tengah toilet, Syila selesai dengan panggilan alamnya. Ucapan terakhir Arlan membuatnya bingung bagaimana harus keluar sedangkan bel masuk sesaat lagi akan berbunyi. Dua siswi lain yang juga di dalam toilet mencuri perhatian Syila. Suatu ide terlintas di otaknya. Ia berjalan mendekat ke dua gadis di depan kaca tersebut.
"Permisi, gue boleh minta tolong nggak?" Tanya Syila ramah.
Kedua gadis itu syukurnya langsung mengangguk.
"Nanti waktu keluar toilet gue bareng kalian ya, tolong tutupin badan gue." Pinta Syila seraya mengerjap-ngerjapkan matanya. Setidaknya masih ada kemungkinan Arlan tidak fokus sehingga tak sadar Syila sudah keluar dari toilet.
Gadis itu menatap satu sama lain bingung. Syila menyatukan kedua telapak tangannya dan memohon agar mereka setuju.
"Oke." Jawab salah satu dari gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romansa Remaja Satu Atap (END)
Teen FictionBagaimana ketika Syila ditemukan takdir bahwa ia harus tinggal satu atap dengan seorang laki-laki yang ternyata juga most wanted di sekolah baru nya nanti. Jika kalian berpikir karena hamil? Tenang, bukan itu alasannya. Alasannya sederhana yang memb...