Yuk jangan jadi silent readers ;)
1 vote kamu berarti sejuta bagi penulis❤Satu lagi, mampir ke papan pesan atau percakapan aku ya :)
ada pertanyaan untuk kalian 🤗
Dijawab ya
Tante Rita membuka gorden ruangan Syila diopname. Seketika cahaya matahari pagi masuk menerobos menyinari seisi ruangan. Syila yang masih tertidur pulas perlahan mengerjapkan matanya."Tante, kok ada disini?" Tanya Syila sedikit terkejut melihat kehadiran tante Rita.
"Iya, urusan kerjaan tante udah selesai." Ujar Tante Rita seraya berjalan mendekati Syila yang tengah mendudukkan badannya.
Syila menyisir rambutnya yang sedikit kusut dengan tangan. "Tante kapan pulangnya?"
"Kemarin malam, makanya pagi ini tante langsung kesini gantiin Arlan buat jaga kamu." Ucap tante Rita ditemani senyumnya yang mengembang.
Syila melirik sofa yang kosong. Ia ingat kemarin malam hatinya dibuat berdebar oleh lelaki yang tertidur di atas sofa itu. "Arlan disini sampai pagi tante?" Tanya Syila sedikit tak percaya. Ia sangka Arlan akan meninggalkannya begitu ia tertidur.
"Iya, tadi tante suruh pulang biar bisa siap-siap ke sekolah."
Syila manggut-manggut di tempatnya.
Tante Rita duduk di sisi ranjang. "Kalian lagi berantem ya?" Tanyanya curiga.
Syila sedikit kaget mengetahui tante Rita menyadarinya. Tapi tak lama ia tersenyum kecil. "Kayaknya udah masuk masa pemulihan si tante."
Tante Rita berdecak. "Bisa aja ya kalian." Tante Rita orangnya cukup peka akan keadaan. Gerak-gerik Arlan tadi pagi cukup memberi tahu hubungan mereka berdua sedikit renggang. Selain itu, bi Indah juga selalu mengabarinya tentang kondisi di rumah.
"Selamat pagi, ini sarapannya ya. Silahkan dinikmati dan jangan lupa obatnya diminum." Seorang petugas rumah sakit masuk membawa nampan berisi makanan penuh. Sekalipun terlihat menarik dari jauh, Syila yakin rasanya akan berbanding terbalik. Sakit benar-benar tak menyenangkan.
"Makasi." Tukas Syila ramah.
"Sama-sama." Balas petugas rumah sakit itu sembari berjalan keluar kamar.
Tante Rita mendekati nampan tersebut dan mengambilnya. Ia kembali duduk di hadapan Syila. Tangannya sibuk membuka plastic wrap yang menutup bagian atas piring.
"Tante suapin ya, abis ini kamu mandi. Nanti siang kata pihak rumah sakit kamu udah boleh pulang." Tawar tante Rita ramah.
Tanpa berfikir lama, Syila langsung menyetujuinya. Perilaku ini mengingatkannya pada sang ibu. Setiap ia sakit, ibunya pasti akan sangat panik. Ia akan merawat gadisnya ini dengan sangat cekatan.
"Kondisi kamu udah tante kasi tahu ke ibu kamu." Ucap tante Rita di sela-sela kegiatannya menyuapi.
Seketika bibir Syila kelu. Sejak kemarin ia belum berani memberitakan perihal kondisinya kepada sang ibu. Syila takut itu hanya akan menjadi beban. Pundak ibunya sudah membawa begitu banyak beban, ia tak ingin menambahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romansa Remaja Satu Atap (END)
Ficção AdolescenteBagaimana ketika Syila ditemukan takdir bahwa ia harus tinggal satu atap dengan seorang laki-laki yang ternyata juga most wanted di sekolah baru nya nanti. Jika kalian berpikir karena hamil? Tenang, bukan itu alasannya. Alasannya sederhana yang memb...