Part 66 "Last One"

43.4K 4.9K 362
                                    

Buat yang belum mampir, yuk abis baca part ini mampir dulu 💗
Vote dan komen jugaa, biar author makin semangat :)

Buat yang belum mampir, yuk abis baca part ini mampir dulu 💗 Vote dan komen jugaa, biar author makin semangat :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arthena dan Elang, dua orang yang sama-sama akan menjadi calon ketua dari geng masing-masing. Keduanya adalah musuh sejak awal, begitu juga dengan geng mereka, Largos dan Barcus. Meski bermusuhan, mereka adalah pasangan lawan balapan yang paling serasi. Arthena mengimbangi kekuatan Elang begitu juga sebaliknya.

Bagaimana jika hidup Arthena berubah hanya dalam satu malam karena sebuah insiden. Ia didepak dari sekolah dan terpaksa pindah ke sekolah yang sama dengan Elang. Diperparah lagi dengan fakta bahwa rumah barunya tepat bersebelahan dengan rumah Elang. Mereka sepertinya benar-benar akan muak dengan wajah satu sama lain. Tapi pertengkaran tiada henti justru membawa mereka pada fenomena baru....

"Aaaaa!?!?"
"Lo ngapain di kamar gue?"
"Ini kamar gue bego."

Mana suaranyan yang seneng cerita ini update malam ini????

Jangan jadi silent readers ya
Satu vote dan komen berarti sjeuta bagi penulis ❤❤

Selamat membaca...


Syila tengah berada di dalam kamar ditemani lampu belajar dan buku paket biologi yang tebal. Matanya berusaha fokus membaca jejeran kata-kata yang tiada ujungnya. Esok hari kelas XI IPA 3 akan diisi dengan ulangan pilihan ganda juga esai. Sungguh, meskipun ia tidak suka hitungan, tapi menghapal juga bukan pilihan yang lebih baik. Ditambah dengan kata-kata ilmiah yang begitu susah untuk diingat.

Setidaknya perut Syila dalam keadaan kenyang saat ini sehingga tidak ada rasa lapar dan bunyi yang menghantui proses belajarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setidaknya perut Syila dalam keadaan kenyang saat ini sehingga tidak ada rasa lapar dan bunyi yang menghantui proses belajarnya. Paling tidak Syila sudah menghabiskan waktu satu setengah jam menundukkan kepala, tidak lebih tepatnya membakar kepala.

"Kriekk..."

Terdengar bunyi pintu kamar yang dibuka perlahan.

Seorang setan dengan wajah babak belur terlihat bengah melangkah diam-diam, tunggu ia tidak boleh mengatai pacar sendiri setan lagi. Arlan mengangkat kepalanya seraya tersenyum cengengesan. "Yah ketahuan."

Romansa Remaja Satu Atap (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang