"Hacimm." Syila menggosok hidungnya yang gatal. Ternyata tubuhnya tak begitu tangguh mengatasi hujan kemarin.
Hari ini adalah hari pertamanya belajar di sekolah baru. Ia bersemangat namun gugup di saat yang bersamaan.
Seragam SMA telah melekat dengan cantik menutupi tubuhnya. Sedangkan rambutnya ia kuncir satu, Syila berusaha untuk terlihat rapi sebagai siswi baru. Tangannya lantas menggapai jaket dan tas yang ada di meja kemudian melangkah keluar kamar.
Syila melirik kamar Arlan sesaat sebelum melanjutkan langkahnya turun.
"Pagi tante." Sapa Syila ramah.
Tante Rita mendekat. "Pagi Syila, seragamnya pas ya bagus." Puji tante Rita.
Syila mengulas senyuman keluar. "Makasi tante."
"Yaudah ayo sarapan dulu." Tante Rita menuntun Syila duduk di salah satu kursi di meja makan.
Tangan Syila terangkat mengambi satu piring diantara tumpukannya, lalu ia beralih mengambil nasi goreng secukupnya dengan telur dadar di atas.
"Enak tante." Puji Syila begitu ia merasakan suapan pertamanya.
Tante Rita hanya menggeleng kecil. "Ah biasa aja kok....eh Arlan"
"Hacim."
Tante Rita menoleh begitu juga Arlan yang masih berdiri di belakang.
"Kamu nggak papa Syila? Mau minum obat?" Tawar Tante Rita, khawatir.
Syila menggelengkan kepalanya. "Nggak usah tante, cuman flu biasa paling juga besok hilang." Jelasnya. Syila kembali menggaruk hidungnya yang sedikit memerah.
Di menit selanjutnya, Syila terkejut menyadari kursi di sebelahnya ditarik untuk diduduki, Arlan orangnya. Aneh, sebelumnya Arlan duduk di seberangnya, tapi kenapa sekarang jadi di sebelahnya.
Tangan Syila merapikan rambutnya, menyelipkan helai rambut yang keluar ke belakang telinga. Entahlah aura Arlan kembali terasa mengintimidasi.
"Lanjutin." Tiba-tiba Arlan membuka suara.
Syila yang merasa sebagai orang yang diajak bicara oleh Arlan menoleh bingung. "Hah?"
Sendok Arlan menunjuk piring makan Syila. "Makanan lo."
"Oh iya-iya." Tangan Syila dengan cepat meraih sendok dan garpu lalu kembali melahap sisa nasi goreng di piringnya. Mereka menghabiskan sarapan dengan tenang.
Setelah beberapa waktu, Syila dan Arlan berjalan bersama ke garasi, bersiap meluncur ke sekolah.
"Naik mobil?" Tanya Syila melihat Arlan menghentikan langkahnya di depan sebuah mobil.
Arlan menatap balik Syila. "Kenapa? Lo lebih suka naik motor gue?"
Syila menelan ludah cepat. "Hah, apaan sih biasa aja kok." Kakinya bergerak cepat menuju mobil. "Yuk." Tambahnya.
Begitu Arlan membuka mobil, Syila dengan segera menarik pintu kursi di sebelah kemudi. Namun gerakannya yang tak hati-hati membuat kepalanya terbentur dengan bagian atas mobil. Sangat keras hingga nyeri terasa menjalar ke kepalanya.
"Aww..." Tangan Syila otomatis memegang bagian yang terbentur.
Arlan berdecak. "Ceroboh banget sih lo."
Tangan Arlan menggapai lengan Syila, menariknya mendekat.
"Lo mau ngapain?" Tanya Syila.
Arlan melemparkan tatapan tajamnya. "Diem, biar gue cek." Ia memindahkan tangannya ke kepala Syila, menggeser tangan Syila yang menutupi bagian yang terbentur dan merabanya lembut dengan jari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romansa Remaja Satu Atap (END)
Genç KurguBagaimana ketika Syila ditemukan takdir bahwa ia harus tinggal satu atap dengan seorang laki-laki yang ternyata juga most wanted di sekolah baru nya nanti. Jika kalian berpikir karena hamil? Tenang, bukan itu alasannya. Alasannya sederhana yang memb...