Part 78 "Sampai Jumpa Lagi" (End)

55.6K 4.8K 648
                                    

Selamat malam semuanya, ada yang ketar-ketir gak sih lihat satu kata paling akhir di judul part? Wkwk

Yes, ini adalah endingnya....

Selamat membaca kalian ❤❤

Jangan lupa vote dan komen ya 😉
Karena 1 berarti sejuta bagi penulis

Selama perjalanan menuju bandara banyak hal yang pasangan tersebut bincangkan. Mulai dari keseharian Arlan di Singapura juga keseharian Syila di Jakarta tanpa dirinya. Semenjak roda mobil berputar Arlan tak sekalipun melepas jemari Syila yang diggenggam erat telapaknya. Kalau perasaan egois bukanlah sesuatu yang buruk, Arlan akan meminta Syila untuk tetap tinggal. Arlan sangat merindukannya, sangat. Membutuhkan ratusan kali lipat untuk menebus semua hari yang terlewatkan sendiri.

"Kenapa sekarang ngomong pakek aku kamu?" Tanya Syila menoleh ke samping dengan penasaran. Pasalnya semenjak tadi Syila jadi ikut canggung mengikuti perubahan gaya bicara Arlan. Meski sejujurnya batin Syila menghangat mendengar panggilan tersebut keluar dari bibir laki-laki itu dengan begitu lembut.

Tangan Arlan mengangakat ke atas tautan tangan mereka dan mengecupnya singkat. "Biar lebih istimewa, kan manggil yang istimewa." Ujar Arlan tetap lurus menatap ke depan dengan bibir yang tersungging.
Syila menunduk tersipu mendengar jawaban Arlan.

"Aku sayang kamu." Ucap Arlan berjeda di setiap katanya, sengaja menggoda gadis di sampingnya.

Syila membekap mulutnya sendiri dengan tangan yang menganggur. "Ih geli, hahaha." Ucapnya dengan hati yang berkedut di dalam. Kalimat tersebut dengan mulus masuk ke telinga dan tersalur hingga dalam. Sungguh, bulu kuduknya bahkan berdiri mendengar suara berat Arlan yang mengalir begitu saja.

Arlan menarik satu sudut bibirnya lebih tinggi. Dibawanya genggaman tangan tersebut kemudian beralih ke pinggang Syila. Disana jarinya menggelitiki gadis itu merealisasikan rasa geli yang sesungguhnya.

Tawa renyah Syila keluar seraya tubuhnya meringsut menghindari tangan Arlan. "Arlan awas ya lo, hahahaha...." Ujarnya terpotong dengan rasa geli yang tak tertahan. Tangan laki-laki itu begitu panjang hingga meski tubuh Syila telah menempel dengan pintu, laki-laki itu masih leluasa menjailinya.

"Kamu Syil.." Tekan Arlan mengingatkan.

Syila mengangguk pasrah dengan tenaga tersisa mendorong tangan laki-laki itu menjauh dengan paksa. "Iya-iya kamu.." Bibirnya mendengus dengan sebal setelah rasa tergelitik itu masih terasa, meski jemari Arlan kini sudah diam. "Nyebelin banget sih kamu, dasar setan.."

Arlan terkekeh kecil mendengar panggilan tersebut. Sejujurnya meski memiliki arti yang tidak baik, tetapi panggilan tersebut memiliki rasa khas sendiri. Sejak mereka bertemu Syila suka sekali menyematkan gelar tersebut padanya.

"Pinter." Puji Arlan sembari mengacak kecil rambut Syila dengan gemas.

Bukannya senang, Arlan justru mendapati Syila mencebikkan bibirnya dari lirikan ekor mata. Keningnya mengkerut bersamaan dengan kepala yang menoleh ke samping untuk sesaat. "Kok diem?"

Syila menggeleng dengan melipat kedua tangan di depan dada. "Tangan aku dilepas." Keluhnya dengan kesal seraya menunjukkan jemari kanannya yang kini menganggur, tidak seperti tadi. Daripada dilepas, Syila lebih suka tangannya berada dalam genggaman Arlan yang hangat. Sungguh, ia bahkan tak memprediksi dirinya akan menjadi semanja ini. Siapa suruh ditinggal lama-lama kan.

"Ck, mana tangannya?" Pinta Arlan sebelum membuka telapak tangan kiri mengulurkannya ke samping. Tanpa membuang waktu, Syila menyambar tangan Arlan dan mengaitkan jari mereka satu persatu dengan semangat. Setelah tautan tersebut mengerat, ditunjukkannya ke depan dengan bangga.

Romansa Remaja Satu Atap (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang