Part 13 "Gara-Gara Arlan"

95.8K 9.1K 109
                                    

"Lan, lo serius kenal sama tuh murid baru?" Tanya Rakil penasaran. Ia menarik kursinya mendekati Arlan.

"Emang kenapa kalo gue kenal?" Jawab Arlan mengangkat satu alisnya.

Rakil menepuk tangannya. "Jawaban lo menandakan lo kenal, tumben lo cepet soal cewek. Jangan bilang lo udah tertarik sama dia?" Tanya Rakil lebih jauh, mulutnya memang tidak mudah direm bila sudah membicarakan perempuan ditambah karakternya yang cerewet.

Argan menendang kursi Rakil dengan kakinya. "Kerikil, berisik banget lo."

Argan berganti menatap Arlan. "Jadi gimana lo bisa kenal?"

"Ya lo sama aja kali kayak gue argan oil." Ucap Rakil seraya mengetok kepala Argan.

"Gue satu kalimat cukup ya." Tegas Argan membela diri.

Rakil menautkan alisnya, berfikir. "Tunggu siapa tadi namanya tuh murid baru Si...Si.."

"Syila." Ucap Arlan.

Flashback

Baik Syila maupun Arlan tidak ada yang membuka suara selama perjalanan mereka ke sekolah. Hanya ada keheningan di antara mereka berdua. Sebentar lagi mereka akan sampai di belokan sebelum sekolah, tempat Arlan menurunkan Syila sebelumnya.

Tangan Syila yang sebelumnya memegang bahu Arlan terangkat membuka kaitan helm. Syila menunggu melepas helmnya ketika Arlan nanti sudah benar-benar menyampingkan motornya.

Dua detik, tiga detik berlalu Arlan tak kunjung megurangi kecepatan, yang Syila rasakan justru Arlan menambah kecepatannya. Sedetik kemudian alis Syila mengernyit ketika mereka berdua melewati belokan tersebut tanpa berhenti.

"Kok lo nggak berhenti?" Tanya Syila dari balik helmnya.

Arlan tak menjawab, ia fokus mengendarai motornya, menatap jalanan.

Tangan Syila menepuk bahu Arlan buru-buru. "Arlan lo ngapain nggak turunin gue? Gerbang sekolah udah deket." Ujar Syila panik.

Dan ya, kepanikannya menjadi nyata begitu motor Arlan benar-benar memasuki gerbang sekolah melintas di antara murid-murid lainnya. Motor Arlan yang memecah gerombolan murid seketika mencuri perhatian ditambah jok belakangnya tidak kosong seperti biasanya, melainkan ada seorang perempuan yang menduduki.

Syila buru-buru menundukkan kepala untuk menutupi identitasnya. Begitu Arlan memarkirkan motor, Syila tak kunjung mengangkat kepala. Di bayangannya saat ini adalah betapa mengerikannya nanti tatapan-tatapan orang sekitar, satu hari di sekolah baru langsung membuatnya tahu seberapa terkenal seorang Arlan.

"Lo nggak turun?" Tanya Arlan yang sudah membuka helmnya.

Syila menggeleng cepat.

"Ck.."

Arlan mengedarkan pandangannya ke sekitar. Sedetik kemudian tangan laki-laki itu berpindah memegang kedua sisi pinggang Syila.

"Aaaaa..." Teriak Syila kaget bersamaan dengan badannya yang diangkat oleh kedua tangan Arlan.

Syila baru bernafas lagi setelah kakinya menapak tanah. Buru-buru ia melepas kedua tangan Arlan dari pinggangnya. Kemudian langsung melangkah meninggalkan laki-laki itu.

Baru beberapa langkah, badannya kembali ditarik ke belakang.

"Lo belum lepas helm." Tukas Arlan sembari menunjuk kepala Syila di depannya. Syila yang baru saja ingin memarahi Arlan langsung jadi bungkam. Hampir saja ia membuat dirinya menjadi pusat perhatian lagi.

Romansa Remaja Satu Atap (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang