Buat yang masih belum join gc nya, bisa join sekarang ya. Jangan sungkan².
Cari linknya disini:Selamat Membaca
"Tante nanti Rara mau deh main-main sekali ke tempat kerja tante, seru pasti kayak vibes pedalaman zaman dulu gitu." Ucap Rara excited yang tengah duduk di kursi samping kemudi.
Sedangkan Ilma jadi yang mengendarai mobil menuju bandara. Syila, ibunya, serta Seva duduk bersama di kursi penumpang bagian tengah. Semua ini ide teman-teman Syila yang ingin mengantar ibunya ke bandara, katanya ingin mengenal lebih dekat.
"Emang bener-bener kayak hutan gitu bu?" Tanya Syila menoleh ke samping. Mungkinkah ibunya harus melewati lembah sungai atau hal-hal lain yang berbau alam untuk sampai ke tempat kerja. Bukankah itu sedikit menyeramkan.
Tante Sally tertawa renyah. "Enggak pedalaman banget kok, udah jadi kayak desa cuman belum semodern kota-kota atau wilayah lain di Indonesia. Masih banyak orang jalan kaki terus sawah sama perkebunan." Jelasnya pada remaja-remaja yang penuh dengan rasa penasaran. Hidup di kota yang padat pasti membuat mereka ingin merasakan sisi bumi yang penuh dengan warna hijau dan udara segar.
"Nanti kalo liburan boleh tuh tan." Tambah Seva seraya mengangguk-nganggukkan kepalanya.
"Nanti tante tunggu ya." Jawabnya balik ramah.
Suasana di dalam mobil selalu diceriakan oleh keberadaan teman-teman Syila. Berbagai macam topik percakapan mereka bicarakan tiada ujung. Sampai akhirnya mereka membahas tentang hubungan Arlan dan Syila.
"Kamu sama Arlan kalo di sekolah akrab-akrab aja kan?" Tanya ibunya menghadap ke arah Syila dengan senyuman kecil, tidak melainkan senyum misterius.
"Ya biasa aja sih bu." Jawab Syila sesantai mungkin.
Rara berdehem singkat. "Akrablah kan udah pernah paca.."
"Aw...."
Ilma menarik kembali tangannya yang tadi mencubit paha Rara dan berganti melemparkan tatapan tajam . "Ra." Desisnya kecil.
"Maksudnya udah temenan deket gitu tante lagian kan serumah juga." Lanjut Rara memperbaiki kalimatnya. Ia hampir saja lupa kalau hubungan Syila dan Arlan sebelumnya cuma kebohongan.
Seva dan Syila akhirnya dapat bernafas lega.
"Pacaran juga gapapa."
"Ibu!?" Tidak, Syila tak jadi bernafas dengan lega.
Seisi mobil seketika menganga mendengar restu tak terduga keluar dari bibir tante Sally. Syila sendiri tak percaya dengan yang diucapkan ibunya.
"Saya setuju tan." Cetus Rara dengan senyum mengembang. Ia akan menjadi pendukung no.1 pasangan tersebut. Mari kita tunggu tanggal resminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romansa Remaja Satu Atap (END)
Teen FictionBagaimana ketika Syila ditemukan takdir bahwa ia harus tinggal satu atap dengan seorang laki-laki yang ternyata juga most wanted di sekolah baru nya nanti. Jika kalian berpikir karena hamil? Tenang, bukan itu alasannya. Alasannya sederhana yang memb...