Yuk jangan jadi silent readers ;)
1 vote kamu berarti sejuta bagi penulis❤"Udah sampai." Kata Arlan setelah memarkirkan mobilnya dengan sempurna di basement mall.
Setelah pretemuan di restoran tadi, Syila memutuskan untuk mengajak ibunya ke mall. Ia ingin membelikan ibunya barang-barang perlengkapan sebelum kembali bekerja. Tentu saja Syila mendapat uang dari hasil menjual karya seninya. Ia memanfaatkan keahliannya dengan baik untuk menghasilkan pendapatan.
Mereka bertiga turun dari mobil dan mulai memasuki area mal. Entah apa yang terjadi, Arlan dan Syila saling melirik diam-diam satu sama lain hingga salah tingkah. Begitu Syila hendak mensejajarkan langkah dengan ibunya, Arlan terlbih dahulu menariknya kembali ke belakang dan mennyatukan telapak tangan.
Kedua mata Syila melotot.
"Bentar aja." Pinta Arlan berbisik.
Syila menggeleng cepat sebelum kelakukan mereka disadari oleh sang ibu. "Enggak." Tangannya ditarik paksa dari genggaman Arlan dan berganti pindah bergandengan lengan dengan ibunya.
Syila menoleh ke belakang dan menemukan Arlan mencebikkan bibir seraya kedua tangan bersilang di depan dada. Ketara sekali ia tengah merasa kesal. Namun dengan jahilnya Syila justru menjulurkan lidah dan mengejek kemalangan Arlan.
"Kita beli baju dulu yuk bu." Ajak Syila menunjuk salah satu toko yang tengah mereka lewati. Ia menatap ibunya yang mengangguk setuju. Sekalian ia mengambil kesempatan melihat Arlan yang sepertinya hari ini akan menjadi ajudan mereka.
Tiap menyadari lirikan Syila, Arlan selalu memalingkan wajahnya. Ekspresinya hanya berubah ketika ibunya yang menoleh. Bukankah itu sangat lucu, Syila jadi semakin tertarik untuk mengerjai laki-laki itu.
Arlan di belakang senantiasa mengikuti langkah anak dan ibu tersebut. Kedua tangannya masuk ke saku celana. Tidak jarang cewek-cewek yang berkeliaran di mall melirik Arlan. Ingin sekali rasanya Syila mencolok mata gadis-gadis nakal itu. Tapi tunggu, dia kan bukan siapa-siapanya juga...
"Arlan kamu nggak papa ngikutin tante belanja?" Tanya Tante Sally tidak enak.
Arlan menggelengkan kepalanya. "Enggak papa kok tante."
"Kamu nyoba baju juga gih, itukan ada yang buat cowok juga." Saran tante Sally melihat deretan baju di sebelah kiri. Gayanya cukup anak muda, ia yakin Arlan setidaknya berminat untuk satu dari keseluruhan koleksi yang terpampang.
"Iya, nanti aja tante." Jawab Arlan. Ia memang bukan seseorang yang sangat suka berbelanja.
Syila yang sebelumnya berkeliling datang menghampiri ibunya dan menunjukkan beberapa baju. Ini coba deh bu, gaya ibu banget. Tukasnya seraya memberikan sepasang atasan dan bawahan. Sebagai anak gadis, Syila tahu bagaiman style ibunya ketika berpakaian. Sering kali baju yang Syila pilihkan berakhir menjadi pakaian favorit sang ibu.
"Kamu nggak nyoba juga?"
"Nyoba dong." Syila menunjuk beberapa item yang dipilihnya. Ia memang berencana membeli satu atasan. Bukan untuk apa, hanya naluri perempuan yang ingin berbelanja.
Setelah beberapa menit, Syila dan ibunya keluar bersamaan dengan pakaian yang mereka coba. Kedua jempol Syila keluar memuji penampilan ibunya, benar-benar cantik. Syila jadi bangga menjadi putri dari wanita di depannya lagi dan lagi.
"Baju ini bagus ga?" Tanya Syila bersamaan dengan Arlan yang datang setelah sempat melihat-melihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romansa Remaja Satu Atap (END)
Teen FictionBagaimana ketika Syila ditemukan takdir bahwa ia harus tinggal satu atap dengan seorang laki-laki yang ternyata juga most wanted di sekolah baru nya nanti. Jika kalian berpikir karena hamil? Tenang, bukan itu alasannya. Alasannya sederhana yang memb...