Part 65 "Luka"

41.8K 4.8K 244
                                    

Mana suaranya yang udah nunggu ini up???

Jangan lupa vote dan komen ya 💛
Karena satu berarti sejuta bagi penulis

Happy reading...

Arlan memarkirkan mobilnya di depan sebuah club malam dengan jarum jam menunjuk angka 5. Tergesa-gesa ia menutup pintu mobil keras lantas berjalan memasuki club dengan pandangan mata yang dingin. Tangannya mengepal kuat di kedua sisi tubuh seraya mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru. Club yang tentunya padat ketika malah hari di subuh ini masih menyisakan beberapa orang.

Arlan berjalan ke pojok ruangan setelah melihat orang itu tertidur di sofa dengan banyak botol kaca bekas berserakan di sekitarnya.

"Byurr..."

Suara sisa minuman di gelas yang Arlan gunakan untuk mengguyur wajah laki-laki sialan itu.

Begitu Arlan melihatnya mengerjap-ngerjapkan mata, tanpa menunggu lama ia cengkram kerah baju laki-laki itu dan membangunkannya paksa.

"Bughh..."

Satu pukulan melayang telak di rahang yang akhirnya membuat dia tersadar penuh.

Arlan semakin mengeratkan cengkramannya. "Apa maksud lo ngelukain temen gue di jalan berame-rame hah?"

"Jawab anj*ng!!" Teriak Arlan menggelegar membuat orang lain yang di dalam club seketika menaruh perhatian pada mereka.

Laki-laki itu berusaha melawan, namun tenaganya kalah dengan tenaga Arlan. "Itu semua salah lo, yang gue targetin itu lo bukan temen lo, PUASS??"

Arlan membanting badan laki-laki itu ke lantai lalu memukulnya habis-habisan. "Sialan, habis lo sama gue." Ujar Arlan penuh intimidasi. Laki-laki itu sudah tak mempunyai tenaga lagi untuk melawan. Ia hanya tersenyum remeh dengan lebam-lebam yang semakin bertambah di semua titik.

"Uhukk..uhuk..."

"Lo curang kan di final kemarin hahaha...., pake nembak cewek segala, murahan lo anj*ng." Tukas laki-laki yang masih berada di bawah pengaruh alkohol tersebut.

Urat-urat Arlan bermunculan di permukaan lehernya, kini amarah telah memenuhi setiap celah. Mata Arlan kalut penuh emosi hingga tak ada setitik belas kasihan yang tersisa. Dalam bertahun-tahun perjalanan  basketnya, tak satupun pertandingan pernah ia curangi atau menggunakan campur tangan orang dalam.

"Bacot lo anj*ng, nggak terima kalah bilang."

Dari belakang, seseorang menarik tubuh Arlan dengan sekuat tenaga, menghentikan pukulan bertubi-tubi tersebut. "Lan, udah Lan."

Arlan berusaha memberontak. "Gan lepasin, orang kayak dia harus dikasi pelajaran."

"Lo jangan gegabah bangs*t." Teriak Argan yang sudah di ambang kesabaran. Ia mendorong tubuh Arlan ke lantai yang jauh dari laki-laki tadi.

Arlan menatap sahabatnya kesal. "Dia yang ngelukain Rakil Gan, lo nggak bisa berekspektasi gue sabar." Tukas Arlan seraya bangkit dari lantai.

"Bugh.."

Tanpa sadar, laki-laki tadi berhasil melawan semua rasa sakit dan balik memukul wajah Arlan, mengambil kesempatan yang ada. Serangan yang tiba-tiba itu membuat Arlan limbung hingga kembali terjatuh di atas lantai yang dingin. Ia mengusap setitik darah yang keluar dari sudut bibir.

Laki-laki itu ikut turun dan melayangkan pukulan lainnya. "Gue nggak bakal diem aja lo gituin Lan, temen lo satu berhasil gue abisin. Nggak susah buat masukin lo ke rumah sakit juga, hahaha.. "

Argan tidak tinggal diam, ia menarik laki-laki itu dan membantingnya kasar hingga berhasil tak sadarkan diri.

"Brak.."

Romansa Remaja Satu Atap (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang