[6.1] : Teman Bayangan

268 50 12
                                    

"Udahlah, Jin. Kita bantu kamu kok buat mecahin kasus-kasus yang ada. Nggak usah kesel gitu terus..."

Jinyoung, Eric, dan Hwall seperti biasa sedang berkumpul di taman belakang sekolah. Ketiga orang itu akhir-akhir ini sering berkumpul bersama karena Jinyoung juga sudah tidak memiliki teman di kelasnya. Lagipula, teman lama memang yang paling mengerti dan mampu memberikan kenyamanan.

"Iya...tapi tetep aja aku kesel sama anak kelasku. Kenapa bisa sih mereka nggak punya hati sama sekali? Heran banget. Mereka sebenarnya manusia atau bukan sih?" Jinyoung menendang-nendang kerikil-kerikil yang ada di sekitarnya untuk meluapkan rasa kesalnya.

"Yah mau gimana lagi. Mereka memang terlahir kayak gitu. Apa yang bisa diharapin dari orang kayak gitu?" Tanya Eric.

"Nggak ada...tapi aku tetep kesel." Ujar Jinyoung. "Pokoknya kita harus mulai dari sekarang. Udah banyak anak yang jadi korban. Aku nggak mau terus bertambah." Lanjut Jinyoung sambil terus menendang-nendang kerikil yang ada di sana.

"Iya..iya...aku bantuin nanti. Sekarang kamu mending masuk kelas deh. Cuman kamu doang anak Kelas A yang berani bolos waktu jam pelajaran gini." Ucap Hwall sambil mendorong temannya itu.

"Nggak mau. Aku masih mau di sini."

"Nggak bisa. Daripada kamu dimusuhin sama anak kelasmu sendiri gimana? Malah rencanamu tadi bisa berantakan gara-gara anak kelasmu sendiri lagi." Jinyoung segera terdiam. Ucapan Hwall ada benarnya. Jika anak kelasnya melawannya dan membuat fokusnya pecah, rencananya untuk membongkar pelaku dari semua kasus yang ada bisa berantakan.

"Oke...aku balik sekarang..."

Siyeon dan Jeno seperti biasa menghabiskan jam istirahat bersama di kantin sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siyeon dan Jeno seperti biasa menghabiskan jam istirahat bersama di kantin sekolah. Keduanya sedang menyantap semangkuk jjampong dan segelas air mineral. Berkali-kali kedua orang itu meminum minuman mereka untuk mengurangi rasa pedas. Mereka berdua sama-sama tidak bisa makan makanan pedas, namun hari ini mereka ingin menantang diri mereka. Alhasil, Jeno harus berkali-kali membeli air mineral untuk mereka berdua.

"Duh...ini pedes banget sumpah. Lain kali nggak mau pesen lagi deh..." Siyeon segera meletakkan sumpitnya dan meminum air sebanyak-banyaknya. Bahkan perutnya terasa akan meledak sewaktu-waktu karena terlalu banyak meminum air. Jeno hanya bisa tertawa mendengar omelan kekasihnya itu.

"Siapa juga yang tadi minta-minta beliin jjampong? Udah tau pedes masih aja dibeli..." Ujar Jeno dan segera menghabiskan suapan terakhirnya. Laki-laki itu segera menegak airnya hingga habis.

"Kamu juga mau-mau aja padahal nggak tahan pedes juga."

"Setidaknya aku masih lebih mending dari kamu..." Jeno segera menjulurkan lidahnya dan berjalan ke salah satu penjual minuman untuk membeli dua botol air mineral lagi.

"Tumben nggak sama Renjun?" Tanya Siyeon saat Jeno setelah kembali ke bangkunya.

"Renjun udah berangkat buat olimpiade di luar kota. Jaemin...yah tau sendiri lah..." Jeno segera membuka botol air mineralnya yang baru dan menegak isinya.

Mystery of Class A | 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang