Tiga minggu telah berlalu tanpa kasus. Para murid dan guru yang mengajar di Seoul Elite School mulai bisa bernafas sedikit lega. Walaupun mereka masih was-was dengan keadaan yang ada, tapi setidaknya mereka mulai bisa melakukan aktivitas mereka dengan tenang. Tanpa interogasi, tanpa orang-orang dari kepolisian yang terus berlalu-lalang di sekolah mereka.
Kelas A seperti biasa selalu tenang dalam kondisi belajar mengajar seperti saat ini. Tidak ada satu suarapun yang keluar dari mulut mereka walaupun tidak ada yang mengajar di kelas itu. Itu karena Han Ssaem sedang cuti selama beberapa hari ini. Alhasil, kelas siang itu diisi dengan mengejarkan tugas dari Han Ssaem.
Jinyoung yang ada di barisan paling belakang tampak malas menatap buku tugasnya. Ia jenuh. Saat ini ia ingin sekali pergi ke kantin atau tempat manapun untuk menghibur dirinya. Kalau kelas lain yang sedang jam kosong seperti ini, pasti mereka tidak akan peduli dengan tugas yang diberikan dan memilih untuk bermain. Jinyoung iri dengan kondisi kelas yang seperti itu. Rasanya ia ingin pindah dari kelas A secepat mungkin.
"Hei..." Jinyoung menolehkan pandangannya ke arah depan, tempat Jaemin duduk di bangkunya. Laki-laki itu baru saja mengetuk meja Jinyoung dengan pelan. "Ada yang perlu kubantu nggak? Aku udah selesai ngerjain tugasnya." Tanya Jaemin dengan nada seramah mungkin.
"Oh, nggak perlu. Aku udah hampir selesai kok." Balas Jinyoung dan mulai mengerjakan tugasnya dengan serius. Jaemin hanya mengangguk singkat sebelum menghadap ke depan kembali.
Sejujurnya Jinyoung agak sedikit tersinggung dengan ucapan Jaemin tadi. Apa Jaemin mengira dirinya tidak bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Han ssaem itu? Dia bisa! Hanya saja ia sekarang sedang tidak mood untuk belajar karena masih sedih memikirkan kepergian Sunwoo. Bisa-bisanya Jaemin meremehkan kemampuannya. Padahal sebelum Jinyoung turun ranking karena rasa muaknya pada kelas itu, rankingnya selalu berada di atas Jaemin.
Entahlah, sepertinya beberapa minggu terakhir ini Jinyoung masih agak sensitif dengan keadaan Kelas A. Setiap melihat anak-anak di Kelas A, emosinya selalu saja naik. Rasanya ia ingin sekali membubarkan Kelas A dengan cara apapun.
***
"Hey..." Jinyoung menepuk pundak Eric dan Hwall dari belakang. Kedua laki-laki itu saat ini duduk di salah satu bangku yang berada di taman belakang sekolah mereka. Eric dan Hwall sangat terkejut dengan kedatangan Jinyoung yang tiba-tiba.
"Yaampun...tiba-tiba banget datengnya. Ayo sini duduk." Eric dan Hwall segera bergeser untuk menjauh satu sama lain dan memberikan Jinyoung sebuah tempat di tengah-tengah mereka. Jinyoung dengan senang hati menempati tempat itu dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.
"Kamu ngerokok lagi? Bukannya udah sempet berhenti ya?" Tanya Jinyoung pada Eric yang baru saja mengeluarkan sepuntung rokok dari dalam saku celananya beserta dengan sebuah korek api.
"Yah...gitu deh. Lagi jenuh banget." Balas Eric sambil terkekeh pelan sebelum menyalakan rokok miliknya dan mulai menghisapnya.
"Nggak takut ketauan guru apa? Kalau ada guru yang kebetulan ke sini gimana?" Tanya Jinyoung lagi dengan nada sedikit khawatir.
"Ya udah tinggal masuk ke BK terus dikasih bimbingan konserling. Cuman gitu doang kok...."
"Udah pengalaman banget ya?" Eric hanya terkekeh pelan sebelum kembali menghisap rokoknya.
"Dia akhir-akhir ini agak stress jadi maklum kalau misalnya dia kayak gitu." Jelas Hwall yang sepertinya paling tahu dengan keadaan Eric itu. Jinyoung hanya menganggukkan kepalanya saja dan berusaha mengerti kondisi temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mystery of Class A | 00L
Mystery / ThrillerKelas A, kelas unggulan yang selalu dibangga-banggakan oleh banyak orang, ternyata menyimpan sebuah misteri yang tak banyak diketahui. Satu persatu murid Kelas A tewas dengan cara yang cukup mengenaskan. Jika terus terjadi, maka sudah bisa dipastika...