[BTS.3] : Tangga Maut

202 35 7
                                    

⚠️DISCLAIMER⚠️

Cerita ini mengandung unsur kekerasan. Harap bijak dalam membaca. Apabila tidak tahan, segera lewati chapter ini.




















"Gimana ideku? Keren, kan? Semua orang akan mengira kalau dia bunuh diri." Yeri tersenyum begitu lebar. Ia senang karena rencananya yang kemarin berjalan begitu mulus. "Oh ya, kamu udah singkirin botol minum itu dari tempat sampah di toilet, kan?"

Changbin menganggukkan kepalanya. Ia mulai menyalakan putung rokoknya dan menghisapnya dalam-dalam. "Tenang aja. Semuanya udah beres. Polisi-polisi itu nggak akan pernah bisa menangkap kita. Kita ini ular, sulit untuk ditangkap." Ujar Changbin yang mulai menghisap putung rokoknya kembali sebelum menghembuskannya ke udara.

"Hihihi...dua polisi itu bodoh banget ya. Interograsi-interograsi orang nggak jelas. Kenapa deh mereka bisa jadi detektif kalau otaknya aja nggak secerdik kita. Iya nggak?" Yeri mulai mencemooh dua orang detektif yang menangani kasus pembunuhan yang terjadi. Ia tertawa begitu puas karena berhasil menipu dua orang itu.

"Kamu bener. Kedua orang itu bener-bener bodoh." Changbin mulai tertawa kecil. Saat ini tangannya sedang sibuk membuka tutup pisau lipat yang selalu ia bawa kemanapun ia berada.

"Hihihi...makasih yah udah mau jadi anak buahku. Aku pastiin impian kita bakal kewujud buat ngehancurin kelas itu. Jadi, kita nggak akan jadi sampah lagi."

"Iya, sama-sama."

"Target selanjutnya siapa ya enaknya? Anak akselerasi satunya? Kayaknya seru tuh..." Yeri memandang Changbin sambil menaik turunkan alisnya. Kali ini ia yang berinisiatif untuk menentukan target mereka.

"Boleh..boleh. Tinggal susun rencana terus lakuin deh."

"Hihihi...bener. Aku nggak suka banget sama anak itu. Egois terus sombong. Tapi semua anak Kelas A juga kayak gitu sih jadi nggak heran." Ujar Yeri dengan suara yang agak lebih pelan daripada sebelumnya. Ia mengepalkan kedua tangannya dengan erat dan mulai memukul-mukulkannya ke arah dinding tempatnya bersandar.

"Mereka semua sama-sama nganggep kita sebagai sampah. Dan kita yang sampah ini akan ngehancurin mereka satu persatu...."

Yeri sedang berjalan menyusuri lorong sekolahnya untuk kembali ke kelasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yeri sedang berjalan menyusuri lorong sekolahnya untuk kembali ke kelasnya. Ia baru saja kembali dari toilet. Secara kebetulan, ia berpapasan dengan Olivia yang berjalan berlawanan arah denganya. Wanita itu segera tersenyum dan mulai melipat tangannya di depan dada. Sedangkan Olivia tampak tidak peduli sama sekali dan terus berjalan dengan langkah penuh keangkuhan.

"Apa kamu nggak mau menyapaku dulu? Asal kamu tau aja, aku seniormu." Ujar Yeri tepat saat mereka berpapasan. Olivia segera menghentikan langkahnya, begitu juga dengan Yeri. Mereka saling bertatapan saat ini.

"Selamat pagi, sunbae..." Ujar Olivia sambil menunduk dalam-dalam ke arah Yeri sebelum pergi begitu saja dari sana. Melihat sikap Olivia itu, membuat Yeri mendecih pelan.

Mystery of Class A | 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang