[3.2] : Wanita Kelas F

369 62 6
                                    

Kelas F seperti biasanya selalu ramai dalam kondisi apapun. Teriakan-teriakan dari beberapa anak segera memenuhi kelas kecil itu. Rasanya tiada hari tanpa keramaian di Kelas F, walaupun saat ini sedang jam pelajaran.

Itu karena jarang ada guru yang ingin mengajar di kelas itu. Rata-rata hanya memberi mereka tugas yang tak pernah dikumpulkan dan jarang sekali masuk ke dalam kelas untuk mengajar materi. Walaupun kesannya tidak adil, tapi anak-anak Kelas F sangat menyukai kondisi kelas yang kosong tanpa guru yang mengajar seperti ini. Mungkin hanya beberapa anak saja yang menginginkan sebuah keadilan.

"Kuy mabar. Bosen nih gurunya nggak dateng lagi." Seru Haechan. Laki-laki itu sudah menyiapkan smartphone-nya.

"Kuy. Bentar ya habis ini aku join." Balas Yeonjun tak kala semangatnya dengan Haechan.

"Haduh...coowk-cowok ini mabar aja kerjaannya kalau udah kelas kosong gini. Heran deh....cowok kerjaannya main game mulu." Gerutu Eunbin yang melihat gerombolan anak-anak laki yang sudah duduk di bangku paling belakang.

"Ya namanya juga cowok. Bagus-bagus mereka main game...daripada main barbie. Ntar kita sendiri yang shock." Canda Kim Yeri. Eunbin yang mendengar itu segera terkikik geli.

Tok tok tok

Bunyi ketukan pintu segera mengalihkan pandangan anak-anak Kelas F ke arah ambang pintu. Haechan yang melihat wali kelasnya, Jung Ssaem, segera menyembunyikan ponselnya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Changbin dan Yeonjun yang tadi bermain bersama dengan Haechan. Atensi mereka semuanya sempurna terarah pada Jung Ssaem.

"Permisi. Ssaem ingin memanggil Yeri untuk ikut dengan ssaem sebentar." Ucap Jung Ssaem.

Yeri yang namanya disebut itu segera memberi tatapan bingung. Eunbin yang duduk di sebelah Yeri segera menyikut lengan perempuan itu untuk segera mengikuti Jung Ssaem. Setelah tersadar dari rasa terkejutnya, perempuan itu segera berdiri dari tempat duduknya dan berjalan keluar kelas.

Suasana Kelas F yang tadi menegang karena kedatangan wali kelas mereka, segera mencair begitu presensi laki-laki paruh baya itu menghilang dari ambang pintu. Helaan nafas segera terdengar hampir bersamaan.

"Gila, aku pikir bakal masuk ruang BK lagi gara-gara ketauan main waktu jam pelajaran. Untung deh kayaknya Jung Ssaem nggak tau kalau kita mabar tadi." Ucap Haechan pada Changbin dan Yeonjun.

"Makanya jangan mabar terus kalau kelas kosong gini. Dikerjain gitu kek tugasnya." Ceramah Mark yang duduk tepat di sebelah Haechan. Laki-laki itu tadi tidak ikut main bersama dengan Haechan dan lainnya. Ia memilih untuk mengerjakan tugas yang diberikan.

"Duh, Mark Hyung. Sekali-kali nggak apa-apa kali mabar bentar sebelum kerjain tugasnya. Toh, nggak dikumpulin juga." Balas Haechan. "Mark Hyung juga sekali-sekali ikut kita mabar dong daripada jadi anak rajin gitu. Kita mah udah kelas F, mana bisa diapa-apain lagi. Apalagi Mark Hyung juga pernah nggak naik...susah buat naik ke kelas yang atas lagi." Ceramah Haechan.

"Paling nggak masa depanku nggak suram, masih bisa kuperbaiki sekarang." Ujar Mark. Ia agak terganggu dengan ucapan Haechan. Tapi memang fakta yang ada seperti itu, ia tidak bisa mengelaknya.

"Hahaha...Mark kan anak cupu, nggak bisa main game-game gini. Udah ah kita mabar lagi kuy. Nanggung tadi udah mau menang..." Ajak Changbin. Mark yang mendengar itu hanya bisa menahan emosinya dan memilih untuk tidak menanggapi ucapan Changbin. Haechan sudah tidak berkomentar apa-apa lagi dan segera mengambil smartphone-nya kembali.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mystery of Class A | 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang