"Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan sekarang?"
Detektif Bang memijat-mijat pelipisnya. Ia benar-benar pusing saat ini. Tidak ada situasi yang mendukungnya sama sekali. Setelah bekerja kurang lebih 5 bulan untuk memecahkan kasus tewasnya anak Kelas A di Seoul Elite School, kini semuanya hanya sia-sia. Ia merasa seperti sedang dipermainkan dan tentunya ia tidak terima.
"Kasus ini nggak bisa ditutup begitu saja. Mana bisa kita membohongi publik dan bilang semuanya hanya bunuh diri belaka?" Detektif Jung menggebrak meja yang ada di depannya untuk meluapkan emosinya. Ia juga merasakan emosi yang sama seperti Detektif Bang.
Flashback
"Ditutup?!" Detektif Bang dan Detektif Jung sama-sama membelalakkan mata mereka. Mereka tidak percaya dengan kata-kata yang barusan mereka dengar itu.
Siang itu, Detektif Bang dan Detektif Jung dipanggil untuk menghadap ke kepala kepolisian. Begitu sampai di sana, sang kepala menyuruh mereka untuk menutup kasus tewasnya anak-anak Kelas A di Seoul Elite School. Tentu saja berita itu begitu mengejutkan bagi kedua detektif yang menangani kasus itu.
"Benar. Kalian harus menutupnya dengan kesimpulan bahwa mereka bunuh diri. Masih banyak kasus-kasus lain yang harus ditangani. Kalian tidak bisa terus-menerus berhenti di kasus itu. Itu akan menghambat semuanya." Jelas laki-laki tua yang duduk di hadapan mereka.
"Tapi kita tidak bisa melakukan semua itu. Semua bukti pembunuhannya ada dan catatan forensik juga menyatakan demikian. Kita tidak bisa memanipulasi semuanya dan memberi laporan bahwa semuanya murni bunuh diri." Ucap Detektif Bang yang berusaha menolak keras perintah dari atasannya itu.
"Lalu, apa yang kalian dapatkan selama ini? Kalian berhasil menangkap pembunuhnya? Kalau kalian bilang semua kasus itu adalah pembunuhan, maka kalian pasti tahu siapa pembunuhnya."
Detektif Bang tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh atasannya itu, begitu juga dengan Detektif Jung. Mereka tahu bahwa selama ini mereka belum bisa menangkap pembunuhnya. Walaupun mereka sudah mencurigai beberapa orang, tapi tetap saja mereka tidak bisa asal menangkapnya. Semuanya perlu bukti kuat agar mereka benar-benar menangkap pelakunya yang asli.
"Turuti perintahku. Ini juga untuk melindungi reputasi kalian. Kalian tau seberapa banyak orang membicarakan kalian di luar sana? Dua orang detektif yang selalu berhasil menyelesaikan segala macam kasus rumit, sekarang tidak mampu menyelesaikan kasus anak-anak. Kalian belum mendengarnya ya?" Kedua orang detektif itu hanya diam saja sambil menundukkan kepala. Mereka tidak tahu harus berbicara apa lagi.
"Semakin cepat diakhiri semakin baik." Setelah mengakhiri kata-katanya, sang kepala kepolisian mengeluarkan sebuah 'black card' dari dalam saku kemejanya dan melemparkannya ke arah meja. "Itu hadiah dariku untuk kerja keras kalian selama ini. Gunakan sesuka kalian."
"Ada pihak luar kan yang menyuruh Anda untuk segera menutup kasus ini?" Tanya Detektif Jung tiba-tiba sambil mengarahkan pandangannya untuk menatap tajam ke arah sang ketua. Laki-laki berusia hampir 60 tahun itu segera tertawa kecil.
"Apa yang membuatmu berpikiran seperti itu?"
"Lupakan ucapannya." Detektif Bang segera menyambar kartu yang ada di depannya itu lalu menyimpannya dalam saku jaketnya. Ia mulai berdiri dari tempat duduknya dan berniat untuk keluar dari sana. "Kami akan segera menutup kasusnya sesuai dengan yang Anda minta..."
"Ya! Chan!" Seru Detektif Jung yang menegur rekan kerjanya itu. Laki-laki itu begitu terkejut dengan sikap Detektif Bang. Bukannya tadi Detektif Bang tidak ingin mengakhiri kasus itu? Kenapa sekarang laki-laki itu malah menyetujuinya? Apa yang dipikirkan oleh Detektif Bang saat ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mystery of Class A | 00L
Mystery / ThrillerKelas A, kelas unggulan yang selalu dibangga-banggakan oleh banyak orang, ternyata menyimpan sebuah misteri yang tak banyak diketahui. Satu persatu murid Kelas A tewas dengan cara yang cukup mengenaskan. Jika terus terjadi, maka sudah bisa dipastika...