[8.9] : Sebuah Tanggung Jawab

266 51 39
                                    

Beberapa hari setelah Eric menyerahkan bukti rekaman perbuatan Changbin pada Yeji, pihak kepolisian segera menangkap laki-laki itu dan membawanya ke kantor polisi. Tentu saja Changbin tidak menduga sama sekali sehingga ia tidak menyiapkan apapun. Ia hanya bisa memberontak dan menyangkal semua perbuatannya. Namun, para polisi tidak mendengarkannya sama sekali dan tetap membawa laki-laki itu.

Sebagai gantinya, Heejin terbebas dari tahanan. Ia sempat ditahan selama beberapa hari sebelum pengadilan memutuskan hukumannya. Namun karena keadaan yang ada, Heejin segera dibebaskan tanpa syarat apapun.

Changbin telah tiba di kantor polisi dan langsung diarahkan ke ruang interogasi. Di dalam sana, Detektif Bang dan Detektif Jung sudah menunggunya. Detektif Jung menyuruh Changbin untuk segera masuk ke dalam sana dan duduk di kursi yang ada di hadapan mereka. Mau tak mau, Changbin hanya bisa menurutinya sambil menatap nyalang ke arah dua detektif itu. Orang yang membawa Changbin tadi langsung menutup pintu ruang interogasi itu dan menjaganya dari luar.

"Bagaimana kabarmu selama ini?" Tanya Detektif Bang dengan ramah begitu Changbin duduk di hadapannya.

"Aku nggak suka basa-basi."

"Baiklah kalau begitu. Aku cuman mau bertanya, apa kamu menyesali semua perbuatanmu?" Mendengar pertanyaan Detektif Bang itu, Changbin langsung menyemburkan tawanya seakan-akan ia baru saja mendengar pertanyaan paling lucu seumur hidupnya.

"Kenapa bertanya seperti itu? Bukan aku kok pelakunya. Tuduhan itu semuanya palsu. Memangnya Anda punya bukti aku yang melakukan semuanya?" Kini Changbin mulai menantang dua orang detektif yang ada di hadapannya.

Detektif Bang sekali lagi tersenyum lalu mulai membalikkan layar laptopnya sehingga menghadap ke arah Changbin. Setelah itu, Detektif Bang menekan tombol play  sehingg terputarlah rekaman video dimana Changbin melempar Yeji ke dalam Sungai. Melihat cuplikan rekaman itu, Changbin langsung tertawa. Tawanya yang semula pelan berubah menjadi keras.

"HAHAHA....akhirnya aku ketahuan juga." Ujar Changbin di sela-sela tawanya. "Butuh waktu lama ya untuk menangkapku?"

"Yah...cukup. Kamu sangat pintar dalam melakukannya." Balas Detektif Bang tanpa menurunkan senyumnya.

"Berarti aku sudah cukup hebat selama ini. Sayangnya aku tertangkap sekarang jadi aku nggak bisa menunjukkan kehebatanku lebih lama lagi." Changbin mulai tersenyum simpul, begitu menyayangkan keadaan yang ada.

"Kalau begitu kamu bisa menceritakan semua kehebatanmu. Kami belum dengar semua cerita kehebatanmu." Ujar Detektif Bang pada Changbin. Mendengar itu, Changbin kembali tertawa lalu mendekatkan tubuhnya ke arah sang detektif.

"Kamu kira aku akan terpancing dan menceritakan semuanya?" Detektif Bang sempat terkejut selama beberapa detik karena ia mengira Changbin akan masuk ke dalam perangkapnya. Nyatanya, laki-laki itu masih memiliki kewarasannya. Detektif Bang kembali tersenyum. Ia berusaha untuk bersikap setenang mungkin.

"Kenapa tidak?"

"Bukankah kalau aku menceritakan semuanya, hukumanku akan semakin berat. Kurasa cukup kasus itu saja aku ditangkap. Lagipula anaknya juga nggak mati jadi aku cuman akan dapat hukuman yang ringan." Balas Changbin sambil tersenyum penuh kemenangan. Ia melipat tangannya di depan dada dan mulai menaikkan salah satu kakinya ke atas meja.

"Oke. Kalau begitu, mau kutunjukan kejutan yang lainnya?" Mendengar hal itu, Changbin segera menurunkan senyumnya sedangkan Detektif Bang semakin menaikkan kedua sudut bibirnya. "Kali ini aku pastikan kau akan terkejut dan tidak punya jalan yang lain."

"Cepat tunjukan padaku sekarang. Aku nggak suka omong kosong."

"Masuk!" Seru Detektif Bang. Laki-laki itu berbicara kepada seorang pria yang sejak tadi berdiri memperhatikan interogasi itu dari ruang kendali. Begitu mendengar seruan Detektif Bang itu, pria itu segera keluar dari tempatnya dan muncul di ruang interogasi.

Mystery of Class A | 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang