[8.6] : Rahasia Dibalik Kerja Sama

260 44 63
                                    

Flashback











Plok Plok Plok


















"Drama yang bagus..."

"Heish...bedebah sialan! Kalian pasti pelakunya! Akan kuhancurkan kalian!" Teriak Eric yang mulao menerjang seorang laki-laki berambut hitam lurus. Eric berhasil mendorong tubuh laki-laki itu hingga terjatuh ke tanah dan mulai memukulinya. Orang yang dipukul tidak diam begitu saja. Ia berusaha untuk mengendalikan kedua tangan Eric agar tidak terus-menerus memukulnya.

Sementara satu orang lainnya kini sedang bertatapan dengan Hwall. Hwall tidak melakukan apapun. Ia hanya diam. Orang yang sedang menatapnya juga sama-sama diam, tidak menyerangnya sama sekali. Walaupun Hwall hanya diam saja, bukan berarti ia kehilangan fokusnya. Ia sedang was-was saat ini jika sewaktu-waktu laki-laki itu menyerangnya.

"Hentikan! Kalau kamu mau bunuh aku, silahkan aja! Tapi kamu bakal menyesal seumur hidup!" Teriak orang yang dipukul oleh Eric itu. Eric sedikit lengah karena teriakan orang itu. Orang itu tak ingin menyia-nyiakan kesempatannya dan langsung membalikkan keadaan dengan membekuk kedua tangan Eric ke belakang tubuhnya. Otomatis Eric mengerang kesakitan karena perlakuan itu.

"Sekarang kalian harus dengerin aku! Kalau kalian mau mendengarkanku, kalian berdua akan selamat. Sekarang, kalian harus diam!" Perintah orang yang membekuk Eric itu.

Eric segera tertawa keras saat mendengar ucapan orang itu. " Nggak sudi! Buat apa kita dengerin omongan seorang pembunuh?! Aku bakal laporin kalian ke polisi supaya kalian membusuk di penjara! Hahaha.... Atau kalau kalian berniat membunuh kita, ayo kita mati bersama! Kalian akan kuhabisi saat di neraka!" Ujar Eric dengan nada geram.

"Jangan gila dan jangan bodoh! Kami berdua bukan pelakunya! Pelakunya yang asli udah pergi kabur! Kita berdua adalah saksinya selama ini. Kalian harus mempercayai kami!" Ujar orang itu membuat Eric sekali lagi tertawa keras.

"Emangnya ada seorang pembunuh yang mau ngaku? Udahlah nggak usah ngelak. Kalian ada di lokasi kejadian saat ini. Cuman kalian berdua yang ada di sini dari tadi! Udah jelas-jelas kalian pelakunya!"

"Nggak, kamu harus percaya sama kami. Kami bukan pelakunya! Aku berani bersumpah atas nyawaku sendiri!"

Walaupun laki-laki itu sudah berusaha meyakinkan Eric dan Hwall, namun kedua laki-laki itu tidak bisa mempercayainya. Lebih tepatnya, mereka sudah tidak bisa mempercayai siapapun setelah kematian sahabat mereka itu.

"Oke...terserah kalian mau percaya atau nggak. Yang jelas, aku tau siapa yang udah bunuh teman kalian dan semua anak Kelas A yang udah tewas. Pelakunya adalah anak kelas kami sendiri, Kelas F. Mereka udah pergi tadi setelah berhasil bunuh dia..."

Eric tidak menanggapi ucapan laki-laki itu, begitu juga dengan Hwall. Mereka berdua sama-sama kelelahan. Mereka sudah tidak tahu harus melakukan apa lagi dan memilih untuk pasrah.

Perlahan-lahan, laki-laki itu mulai melepaskan kunciannya pada tangan Eric. Eric segera mengibas-ibaskan tangannya yang terasa nyeri dan kebas itu lalu menatap tajam ke arah laki-laki yang berdiri di dekatnya sekaligus temannya itu.

"Pertama, kalian harus segera laporin kematian teman kalian ke polisi supaya pihak polisi bisa segera menindaklanjutinya. Dia perlu dimakamkan dengan segera. Apa kalian tidak kasihan melihatnya seperti itu terus?" Ujar laki-laki itu. Eric kembali melihat ke arah mayat Jinyoung yang masih terbaring di lantai rooftop itu. Darahnya perlahan-lahan mulai mengering. Eric benar-benar tidak tega sama sekali melihat keadaan Jinyoung yang seperti itu.

Eric segera memberi sinyal pada Hwall untuk menelepon polisi. Laki-laki itu segera mengangguk pelan dan mulai mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Sedangkan Eric kembali menatap laki-laki yang sejak tadi berbicara itu dengan tatapan tajam.

Mystery of Class A | 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang