"Penyelidikannya udah dimulai ya?"
"Tentu saja. Polisi akan bergerak cepat kalau ada kasus-kasus seperti ini."
"Kita nggak akan ketangkep, kan?"
Yeri dan Changbin saat ini sedang memperhatikan beberapa orang petugas medis yang sedang membawa Lia turun ke lantai bawah. Beberapa orang dari kepolisian dan murid-murid sekolah mereka juga tampak berkumpul memadati tangga yang menuju ke rooftop sekolah. Semuanya tampak begitu terkejut dengan kondisi Lia yang mengerikan. Belum lagi bau anyir darah dan mayat yang tercium begitu memualkan.
"Tenang saja. Ada banyak orang yang lebih dicurigai daripada kita. Aku sudah membersihkan TKPnya kemarin dan kupastikan nggak ada jejakku yang tertinggal sama sekali di sana." Balas Changbin.
"Aku takut Mark membocorkan perbuatan kita. Kamu kan tau Mark adalah orang pertama yang kutawari. Kalau sampai dia bilang pada polisi, maka tamat riwayat kita." Ujar Yeri yang tampak begitu khawatir.
"Tenang. Dia nggak akan mungkin membocorkannya. Kamu sudah mengancamnya, kan? Anak penakut seperti itu nggak akan pernah berani melakukannya. Apalagi, dia nggak punya bukti kalau itu semua adalah perbuatan kita." Changbin mengelus pundak Yeri sebentar sebelum pergi meninggalkan perempuan itu yang masih betah berada di tempatnya.
Sudah dua minggu ini, polisi masih belum menyentuh Yeri dan Changbin sama sekali, membuat kedua orang itu bisa sedikit bernafas lega. Yeri yang tampak paling girang bila dibandingkan dengan Changbin. Perempuan itu semakin gencar ingin membunuh anak Kelas A lagi dan telah memikirkan sebuah rencana hebat yang bisa ia lakukan nantinya."Jadi, menurutmu, siapa target selanjutnya?" Seperti biasa, Yeri dan Changbin berada di markas mereka ketika hari mulai gelap seperti ini. Mereka akan mulai berbincang dan berdiskusi tentang rencana mereka selanjutnya untuk meneror Kelas A.
"Zhong Chenle, seorang anak CEO perusahaan paling besar di China. Kalau nggak salah juga, dia anak salah satu komite sekolah. Bukankah terdengar sangat seru jika anak laki-laki tunggal mereka mati begitu saja? Siapa yang akan menerima semua harta kekayaan itu nantinya?" Changbin mulai tertawa kecil atas imajinasinya itu.
"Oke. Aku setuju. Kali ini, kita pakai ideku." Balas Yeri sambil tersenyum puas.
"Apa idemu?" Yeri mulai merogoh kantong celananya dan mengeluarkan sebuah plastik yang berisi serbuk berwarna putih. Changbin segera mengernyit bingung. Ia tidak tahu obat apa yang dibawa oleh Yeri itu.
"Ini Potassium Klorida. Aku ngambil di lab kimia tadi. Aku udah sempet cari di internet kalau ini bisa membuat kerja jantung berhenti mendadak dalam dosis yang tinggi." Jelas Yeri. Changbin hanya mengangguk-angguk saja. Ia tidak terlalu paham dengan hal-hal berbau kimia seperti itu.
"Kamu yakin kalau zat itu dimasukin ke dalam minuman, orangnya nggak bakal tau?" Tanya Changbin yang berusaha memastikan bahwa ide Yeri itu akan berjalan dengan lancar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mystery of Class A | 00L
Mystery / ThrillerKelas A, kelas unggulan yang selalu dibangga-banggakan oleh banyak orang, ternyata menyimpan sebuah misteri yang tak banyak diketahui. Satu persatu murid Kelas A tewas dengan cara yang cukup mengenaskan. Jika terus terjadi, maka sudah bisa dipastika...