"Jadi, apa yang sudah kita dapat dari interograsi kemarin?" Tanya Detektif Bang, memulai diskusi mereka pada malam itu.
Malam itu, mereka memutuskan untuk lembur dan merangkum semua pengakuan hasil interograsi mereka selama seminggu kemarin. Buku catatan Detektif Jung seakan ingin meledak karena terlalu banyak catatan hasil interograsi.
"Oke. Kayaknya kita harus pilih beberapa yang berpotensi soalnya kebanyakan dari anak Kelas A nggak pernah omong-omongan sama korban. Cuman ada beberapa aja yang kayaknya ada dendam atau pernah sakit hati gara-gara korban..." Balas Detektif Jung. Rekannya, Detektif Bang segera mengangguk dan menyuruh laki-laki itu untuk membacakan hasil catatannya.
"Pertama dari anak bernama Kim Seungmin. Ia sepertinya cukup dekat dengan korban karena tempat duduk mereka yang bersebelahan. Sudah dari awal mereka bersaing ketat. Karena sekarang Seungmin berhasil menduduki peringkat satu, anak itu seakan nggak mau ngelepasin posisinya gitu aja. Anak yang benar-benar ambisius." Jelas Detektif Jung.
"Kayaknya dia punya potensi yang besar. Bisa aja dia terancam sama posisinya dan akhirnya melakukan itu? Meracuni itu menurutku cara membunuh yang paling efektif karena langsung membunuh korban dari dalam tanpa perlu mengotori tangan." Komentar Detektif Jung. Detektif Bang masih saja diam dan berkutat dengan pikirannya.
"Tapi bukannya anak akselerasi satunya juga punya potensi yang besar. Wanita itu juga ingin merebut posisi korban bukan?"
"Olivia Hye? Ah iya benar. Dia juga tersangka yang kuat dan keliatan nggak peduli sama kematian korban. Nggak ada komukasi sama sekali, cuman saat kerja kelompok aja dan kayaknya anak itu juga iri sama korban karena berhasil masuk kelas A lebih dulu dari dia." Balas Detektif Jung.
"Tapi menurutku tetep Kim Seungmin yang punya potensi lebih besar. Mempertahankan itu lebih sulit daripada mengejar. Orang yang udah berada di atas dan berusaha untuk mempertahankan posisinya akan melakukan cara apapun yang lebih gila dari pada orang mengejar."
"Hmm...kamu bener banget. Lalu yang lainnya?"
"Menurutku yang berpotensi besar cuman dua anak itu, sisanya mereka cuman jawab nggak tau atau nggak pernah. Tapi kesakian mereka rata-rata sama. Korban ditemukan meninggal saat jam self-study dan yang menemukannya adalah anak bernama Jeon Heejin." Balas Detektif Jung.
"Aku masih nggak habis pikir dengan jalan pikiran anak-anak itu. Korban mulai tidur sejak bel istirahat berakhir dibunyikan hingga jam pelajaran terakhir. Menurut jadwal kelasnya, kurang lebih ada dua jam pelajaran yang korban lewatkan sebelum jam self-study. Dua jam pelajaran Biologi Masak nggak ada yang berusaha buat bangunin korban waktu pelajaran mulai? Bahkan gurunya sekalipun? Keterlaluan banget mereka." Komentar Detektif Jung.
"Entahlah, tapi memang itu sudah sifat mereka. Mereka nggak peduli sama sekali dengan teman-teman di sekitarnya. Untuk gurunya, aku juga nggak tau. Kita nggak tanya-tanya sama gurunya sama sekali." Balas Detektif Bang. "Lalu ada kesaksian murid lainnya yang menarik? Gimana dengan dua orang dari Kelas B waktu itu?" Lanjut Detektif Bang.
"Oh itu. Mereka berdua punya potensi yang besar juga. Sebenarnya lebih ke arah anak yang bernama Kang Chanhee. Karena selama interograsi, laki-laki itu terus yang menjawab. Sedangkan laki-laki satunya, Yoon Sanha, lebih banyak diam."
"Berdasarkan kesaksiannya, mereka bertiga terlibat dalam perlombaan karya tulis ilmiah dan kepala sekolah terus memuji Chenle. Perlakuan khususnya kentara banget dan dua anak dari Kelas B itu diabaikan. Kayaknya kepala sekolah itu ngikutin mereka berdua cuman buat menuhin nama di lembar formulir. Entahlah. Intinya Kang Chanhee agak sakit hati dengan perlakuan khusus itu dan sakit hati juga dengan sikap egois dari korban." Jelas Detektif Jung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mystery of Class A | 00L
Mystery / ThrillerKelas A, kelas unggulan yang selalu dibangga-banggakan oleh banyak orang, ternyata menyimpan sebuah misteri yang tak banyak diketahui. Satu persatu murid Kelas A tewas dengan cara yang cukup mengenaskan. Jika terus terjadi, maka sudah bisa dipastika...