Sejak pagi tadi, Detektif Bang terus menerus memijat pelipisnya tanpa henti. Kantung matanya semakin terlihat jelas akibat kekurangan waktu tidur. Memang sejak kemarin malam, laki-laki itu bersama dengan rekannya, Detektif Jung tidak tidur sama sekali untuk merangkum semua kasus yang dilimpahkan pada mereka berdua.
"Nih kopinya..." Detektif Jung yang baru saja kembali dari luar segera menyodorkan segelas kopi hitam ke arah Detektif Jung. Tak hanya itu saja, ia juga mengeluarkan dua potong sandwich daging sebagai menu sarapan mereka berdua.
"Duhh ngantuk banget gila..." Detektif Jung segera menghempaskan tubuhnya di kursi dan mulai membuka bungkus sandwich miliknya. Laki-laki itu berkali-kali mengerjapkan matanya untuk mengusir rasa kantuk yang sejak kemarin melandanya.
Detektif Bang menghela nafas sebentar sebelum menyesap kopi hitamnya dan mulai memakan sarapan paginya yang sederhana itu. Matanya tak bisa ia lepaskan sedetikpun dari catatan-catatan kasus yang berserakan di depan mejanya. Detektif Jung sendiri sudah hampir muak melihat catatan-catatan itu. Pernyataan dari orang-orang yang mereka interogasi itu sama sekali tidak memberi celah mereka untuk menemukan jawaban yang mereka mau.
Akhirnya Detektif Bang bisa mengalihkan pandangannya selama beberapa detik ke arah jam dinding. Saat ini jam menunjukkan pukul 8 pagi. "Jae, udah hubungin sekolah lagi nggak? Harusnya sekarang udah jam masuk sekolah." Tanya Detektif Bang pada Detektif Jung. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya.
"Belum. Bentar habis ini..." Balas Detektif Jung yang segera menghabiskan roti sandwich-nya itu dan meminum kopinya hingga habis.
Setelah melakukan panggilan selama beberapa menit dengan pihak sekolah, Detektif Jung segera menutup panggilan teleponnya dan entah sudah keberapa kalinya laki-laki itu mendesah pelan. Ia menatap rekannya dengan tatapan yang sulit diartikan. Selama beberapa detik berdiam diri, laki-laki itu akhirnya menggelengkan kepalanya.
"Anaknya nggak masuk juga hari ini.Udah dua hari dan sama sekali nggak ada kabar. Nomer telepon keluarganya juga nggak aktif. Dia ngilang gitu aja." Jelas Detektif Jung. Emosi Detektif Bang segera naik.
Dari kemarin, mereka sudah mengincar Sunwoo dan berharap anak itu muncul di sekolah. Nyatanya, laki-laki itu tidak menginjakkan kakinya sama sekali di sekolahnya sejak kejadian penemuan box coklat itu.
"Aku ngerasa dia memang pelakunya. Dia nyoba buat nyembunyiin kotak itu dan karena nggak sempurna, akhirnya dia mutusin buat kabur supaya nggak ditangkep. Apa kamu sepemikiran denganku?" Tanya Detektif Bang pada Detektif Jung. Laki-laki itu segera mengangguk.
"Aku benci dipermainkan seperti ini..." Untuk pertama kalinya Detektif Jung melihat rekannya itu memukul meja dengan sekeras itu hingga suaranya benar-benar membuat jantungnya berdegup cepat.
"Apa aku harus pergi untuk menyuruh para polisi melacak keberadaannya?" Tanya Detektif Jung.
"Sebaiknya begitu. Setelah selesai, cepet ke sini dan kita ngerangkum kasusnya lagi." Untuk kesekian kalinya Detektif Bang memijit pelipisnya sendiri. Dadanya naik turun, berusaha untuk menahan emosinya sendiri.
Tanpa perlu berlama-lama lagi, Detektif Jung segera pergi dari ruangannya itu untuk menyuruh beberapa tim polisi melakukan pelacakan pada anak bernama Kim Sunwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mystery of Class A | 00L
Mystery / ThrillerKelas A, kelas unggulan yang selalu dibangga-banggakan oleh banyak orang, ternyata menyimpan sebuah misteri yang tak banyak diketahui. Satu persatu murid Kelas A tewas dengan cara yang cukup mengenaskan. Jika terus terjadi, maka sudah bisa dipastika...