[7.2] : Saling Menuduh

254 51 12
                                    

Tok tok tok

Pintu ruang kepala sekolah diketuk dari luar. Kepala sekolah Park masuk ke dalam ruangan yang seharusnya ia tempati itu. Namun berhubung para detektif itu butuh tempat rahasia, akhirnya ia menyerahkan ruangannya itu. Begitu melihat Kepala Sekolah Park masuk, Detektif Bang segera bangkit dari tempat duduknya dan menunduk hormat pada laki-laki yang usianya jauh lebih tua darinya itu.

"Bagaimana perkembangan kasus selama ini? Anak-anak Kelas A semakin lama semakin sedikit. Aku sudah berusaha mati-matian agar kasus-kasus ini tidak terus dibahas diberita tapi aku tidak bisa melakukan itu terus." Ujar Kepala Sekolah Park yang memulai percakapan.

"Maafkan kami. Akan segera kami selesaikan semua kasus-kasus yang ada dan menangkap pelakunya secepat mungkin." Balas Detektif Bang dan kembali menundukkan kepalanya.

"Sekitar dua bulan yang lalu juga kamu berjanji seperti itu padaku, tapi apa hasilnya? Malah semakin banyak anak-anak Kelas A yang tewas. Kenapa tidak langsung menutup kasusnya dan bilang kalau mereka bunuh diri? Bukannya udah jelas kalau mereka melakukannya karena sudah tidak kuat dengan kompetisi di Kelas A? Kenapa harus diperpanjang sih?" Detektif Bang bisa merasakan kemarahan dari Kepala Sekolah Park yang masih berusaha ia tahan.

"Untuk beberapa kasus terakhir, ada banyak bukti yang mengarah pada pembunuhan dan kami tidak bisa menutup mata akan hal itu. Jadi kami sebisa mungkin berusaha untuk menangkap pelaku teror itu dengan sebaik mungkin." Balas Detektif Bang, berusaha untuk tidak menyinggung.

"Apalagi kasus yang terakhir ini. Yiren adalah anak tunggal dari pemilik Wang Corp. Salah satu anak perusahaan dari Wang Corp. adalah Wang Broadcasting System yang bergerak di bidang penyiaran. Dia sudah tau kalau anaknya tewas dan kalau sampai pelakunya tidak tertangkap, dia pasti akan memboikot sekolah ini."

Diam-diam, Detektif Bang menghela nafas pelan. Lagi-lagi masalah uang dan popularitas sekolah. Kepala Sekolah Park sama sekali tidak memikirkan anak-anak yang telah tewas itu.

"Akan segera kami ungkap pelakunya supaya hal itu tidak terjadi." Jawab Detektif Bang.

Tok tok tok

Tepat saat Kepala Sekolah Park ingin bercerita lebih lanjut, Detektif Kim masuk ke dalam ruangan itu dengan membawa seorang murid perempuan. Detektif Kim sedikit terkejut dengan keberadaan Kepala Sekolah Park itu dan cepat-cepat menundukkan kepalanya.

"Ah...sepertinya kami harus mulai melakukan interogasi kembali. Kalau Anda tidak keberatan..." Detektif Bang segera mengulas sebuah senyum lebar yang begitu menyebalkan dimata Kepala Sekolah Park. Laki-laki berusia lanjut itu segera menghembuskan nafas kasar sebelum pergi keluar dari ruangannya itu.

Detektif Kim segera mendekat ke arah Detektif Bang bersama dengan anak perempuan yang ia bawa tadi. Detektif Bang segera membisikkan ucapan terima kasih pada Detektif Kim dan laki-laki itu segera duduk kembali di sofa. Detektif Kim yang tidak tahu menahu hanya mengangguk dan ikut duduk di samping Detektif Bang lalu mulai menyiapkan buku catatannya.

"Silahkan duduk..." Ujar Detektif Bang pada anak perempuan itu sambil mengulas sebuah senyuman. Anak perempuan itu segera menuruti perintah Detektif Bang dan duduk tepat di seberang tempat duduk kedua detektif itu.

"Namamu Lee Chaeyeon. Bener, kan?" Tanya Detektif Bang dan segera diangguki oleh anak perempuan itu.

"Kudengar kemarin kamu ada di tempat kejadian. Bisa jelaskan kenapa kamu ada di sana?" Tanya kembali Detektif Bang. "Kuharap kamu bisa menjelaskannya dengan baik karena posisimu benar-benar tidak bagus." Lanjut Detektif Bang yang mengandung sebuah peringatan kecil.

"Kemarin sore aku sama anak-anak dance lainnya ada latihan di ruang latihan. Terus sampai di tengah-tengah Yiren izin buat ke toilet. Akhirnya Mina eonni berhentiin latihannya dan nunggu Yiren sampai kembali. Tapi udah lama banget Yiren nggak balik-balik dan akhirnya aku mutusin buat nyusul. Sebelumnya, temennya udah nyusul duluan dan dia juga nggak balik-balik."

Mystery of Class A | 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang