"Kayaknya kali ini kita aman deh. Para polisi itu nggak nyariin kita sama sekali."
Seperti biasa, saat jam-jam pulang sekolah seperti ini, Yeri akan selalu mampir ke markasnya untuk bertemu dan berbicara dengan Changbin. Laki-laki itu selalu menjadi orang yang pertama tiba di sana sehingga Yeri tidak perlu menunggu Changbin jika perempuan itu perlu berbicara dengannya.
"Sepertinya begitu. Kerja bagus untuk kita berdua. Pasti sulit untuk menebak siapa pelakunya karena mayatnya udah agak membusuk." Balas Changbin. Setelah berkata seperti itu, laki-laki itu mulai bangkit dari tempat duduknya dan mulai menyambar tas sekolahnya.
"Mau kemana kamu? Nggak sampai malem?" Yeri mengernyitkan dahinya saat melihat Changbin yang hendak pergi itu. Padahal langit masih belum gelap, kenapa laki-laki itu sudah ingin pergi?
"Aku ada urusan. Dah..." Yeri tidak bisa berkata apa-apa lagi karena Changbin sudah pergi meninggalkannya. Karena tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan di sana, akhirnya Yeri memutuskan untuk pergi juga dari sana.
Changbin sedang mengendarai mobilnya menuju ke suatu tempat. Begitu ia melihat sebuah halte di depannya, ia langsung meminggirkan mobilnya dan menghentikannya tepat di depan halte bus itu. Changbin mulai menurunkan kaca mobilnya untuk menyapa seorang perempuan yang sedang duduk sendiri di kursi halte itu sambil memainkan ponselnya.
"Seoyeon!" Panggil Changbin. Perempuan yang namanya dipanggil itu segera mendongakkan kepalanya. Ia tersenyum tipis saat melihat keberadaan Changbin. Seoyeon mulai bangkit dari tempat duduknya dan masuk ke dalam mobil Changbin. Begitu Seoyeon sudah berada di dalam, Changbin segera melajukan mobilnya kembali.
"Maaf merepotkan.." Ujar Seoyeon pelan.
"Sejak kapan kamu merepotkanku? Aku nggak merasa direpotkan sama sekali. Santai saja. Apa sih yang nggak buat kamu?" Balas Changbin dengan penuh semangat. Seoyeon kembali tersenyum tipis sebelum menatap ke arah luar. Perasaannya begitu campur aduk saat ini.
"Ada masalah? Kamu bisa cerita sama aku." Changbin mulai sedikit khawatir karena wajah Seoyeon terlihat sedikit pucat. Belum lagi, semenjak masuk ke dalam mobilnya, perempuan itu lebih banyak diam dari biasanya.
"Nggak ada. Aku cuman sedikit lelah..." Ujar Seoyeon pelan. Mendengar itu, Changbin segera menambah kecepatan mobilnya agar Seoyeon bisa segera sampai di rumahnya.
Berkat kelincahan Changbin di jalan raya, mereka telah sampai di depan rumah Seoyeon. Perempuan itu segera berterima kasih pada Changbin sebelum turun dari mobil. Changbin ikut turun dari mobil dan menahan langkah Seoyeon yang hendak masuk ke dalam rumahnya. Ia ingin melihat wajah perempuan itu untuk terakhir kalinya.
"Kamu bener nggak apa-apa? Kalau memang ada masalah, kamu bisa cerita sama aku." Ujar Changbin. Entah kenapa, ia merasa Seoyeon sedang menyembunyikan sesuatu darinya.
Untuk kedua kalinya Seoyeon menggelengkan kepalanya. Ia mulai tersenyum sedikit lebar agar Changbin percaya padanya. "Aku bener-bener nggak apa-apa. Nggak ada masalah sama sekali. Aku cuman lagi nggak enak badan aja. Humph..." Seoyeon mendadak menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Tangan yang satunya ia gunakan untuk memegangi perutnya yang terasa campur aduk. Ia merasa sangat mual saat ini.
"Kamu nggak apa-apa? Atau kita ke dokter aja sekarang?" Tanya Changbin yang begitu panik melihat Seoyeon yang hampir saja muntah. Seoyeon menggeleng-gelengkan kepalanya dengan kuat dan memilih untuk berlari masuk secepatnya ke dalam rumahnya. Changbin tidak bisa berbuat apa-apa lagi dan membiarkan Seoyeon pergi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mystery of Class A | 00L
Mystery / ThrillerKelas A, kelas unggulan yang selalu dibangga-banggakan oleh banyak orang, ternyata menyimpan sebuah misteri yang tak banyak diketahui. Satu persatu murid Kelas A tewas dengan cara yang cukup mengenaskan. Jika terus terjadi, maka sudah bisa dipastika...