[5.6] : Rangkuman Kasus Seoyeon

291 55 22
                                    

"Jadi, apa yang bisa kita rangkum dari kasus Seoyeon?"

Detektif Bang dan Detektif Jung sedang berada di ruangan mereka. Sama seperti malam-malam sebelumnya, mereka akan lembur hari ini untuk merangkum semua kasus yang ada.

"Oke. Yang pertama dari Park Xiyeon. Perempuan itu hanya saingan berat dari korban. Mereka memperebutkan gelar yang nggak penting. Hubungan mereka bisa dibilang nggak terlalu bagus. Dia yang memberitahu kita tentang hubungan segitiga Eric Son, Kwon Eunbin, dan korban. Kurang lebih itu yang bisa aku rangkum" Jelas Detektif Jung sambil memeriksa catatannya.

"Oke...lanjut..."

"Eric Son sempat menjalin hubungan dengan korban sebentar dan putus beberapa hari sebelum kejadian. Nggak ada alasan khusus kenapa korban memutuskan hubungannya karena memang sifat dasar dari korban yang suka bermain-main dengan laki-laki. Eric punya seorang pacar sebelum dengan korban yang bernama Eunbin. Eric dan Eunbin sudah berhubungan selama 3 tahun dan tiba-tiba putus dengan alasan tidak jelas menurut keterangan Eunbin. Baru setelah itu Eric mendekati korban. Eric nggak tau tentang korban yang hamil."

"Oke...selanjutnya..."

"Kwon Eunbin, pacar Eric yang sepertinya nggak terlalu kenal dengan korban. Dia bahkan tau Eric berhubungan dengan korban dari teman-teman Eric. Dia lebih banyak menceritakan hubungannya dengan Eric daripada hubungannya dengan korban. Lalu sebenarnya ada hal membuatku tertarik dengan anak ini..." Detektif Bang meletakkan gelas kopinya, melipat tangannya di depan dada, dan mengarahkan pandangannya sepenuhnya pada Detektif Jung.

"Apa?"

"Kurasa anak ini cocok jadi seorang psikolog. Dia bisa menelaah sifat seseorang hanya dari tingkah lakunya, padahal dia nggak dekat dengan korban, hanya sebagai pengamat." Ujar Detektif Jung sambil tersenyum simpul.

"Kau benar. Kurasa dia cocok untuk jadi seorang profiler mungkin?" Detektif Jung hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, setuju dengan ucapan Detektif Bang. "Oke, lanjut pada anak terakhir. Dia yang paling membuatku excited."

"Seo Changbin. Anak yang mencintai korban dan sudah mengalami penolakan dari korban. Anehnya, korban masih tetap dekat dengan laki-laki ini walaupun dia sudah menolaknya. Cukup aneh menurutku dan Changbin juga nggak menolak sama sekali. Dia juga nggak tahu kalau korban sedang hamil. Kurasa laki-laki ini sangat menyukai korban, melihat caranya membela korban sebegitunya." Ujar Detektif Jung. Detektif Bang segera terdiam. Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa, tampak sedang berpikir dalam. Detektif Jung hanya diam, menunggu hingga rekan kerjanya itu bersuara.

"Cukup menarik." Detektif Bang menyatukan ketua ujung jari telunjuknya dan kemudian mengadunya beberapa kali. "Kamu ingat nggak kata-kata dia waktu aku memberitahunya tentang korban yang hamil itu?"

"Aku akan cari orangnya dan menghabisinya langsung..." Ujar Detektif Jung dengan nada tidak yakin. Ia tidak mencatat kata-kata itu dalam bukunya karena pembicaraan itu dilakukan di akhir-akhir sebelum Changbin pamit pergi.

"Ucapannya cukup menarik, bukan?" Tanya Detektif Bang dengan menyunggingkan sebuah senyum penuh arti.

"Apa itu artinya laki-laki itu benar-benar mencintai korban sampai segitunya?" Detektif Bang segera menggelengkan kepalanya.

"Bukan...bukan itu yang kumaksud..."

"Lalu?"

"Kurasa dia sedikit punya gangguan jiwa..."

"Kenapa bisa begitu? Bukannya kata-kata itu cukup wajar untuk dikatakan oleh orang yang sangat mencintai seseorang?" Detektif Bang segera menggelengkan kepalanya.

Mystery of Class A | 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang