[SP.6] : Seekor Kambing Hitam

252 51 16
                                    

Flashback on

"Kenapa terburu-buru seperti itu? Nggak bisa berhenti sebentar dan ngobrol bersamaku dulu?"

Seorang anak laki-laki sedang berjalan dengan langkah tergesa-gesa. Beberapa kali ia tersandung oleh kakinya sendiri yang menyebabkan dirinya jatuh. Namun, ia tidak menyerah begitu saja dan segera bangkit. Seseorang di belakangnya terus mengejar sambil menyunggingkan sebuah senyum mengerikan.

"Siapa kamu? Aku....nggak kenal kamu..." Ujar laki-laki itu sambil terus berlari menjauh. Nafasnya tersenggal-senggal. Keringatnya bercucuran hingga membasahi seluruh wajahnya. Jantungnya terus berdetak dengan cepat kala orang yang berada di belakangnya itu semakin dekat.

"Wah...ternyata benar ya. Semua anak Kelas A sombong-sombong, sampai-sampai kita yang anak kelas bawah, nggak dikenal sama sekali." Sahut orang tersebut. Laki-laki yang ada di depannya tidak membalas sama sekali.

Mereka berakhir pada sebuah jalan buntu. Laki-laki itu segera panik luar biasa. Ia ingin berbalik, namun orang yang mengejarnya berada tepat di belakangnya. Hal itu segera membuat orang yang mengejarnya tersenyum penuh kemenangan.

"Baiklah. Kamu membawaku ke tempat yang bagus. Di sini...tidak ada seorangpun yang bisa mendengar kita..." Orang itu segera mengedarkan pandangannya ke seluruh tempat itu, memperhatikan tiap detail tempat-tempat yang ada di sekitar mereka. "...dan nggak ada yang melihat juga."

"Aku tanya...apa kamu kenal dekat dengan Seoyeon? Seberapa dekat hubungan kalian?" Orang itu mulai memberikan sebuah pertanyaan pada laki-laki yang tampak pasrah dihadapannya.

"T-t-e-man se-sekelas..." Ujar laki-laki itu dengan terbata-bata.

"Kudengar dia hamil saat ditemukan meninggal. Menurut kabar yang kudengar juga, kau...yang sudah menghamilinya..." Laki-laki itu segera menggelengkan kepalanya dengan kuat. Ia berlutut di tanah sambil terus menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Nggak....aku nggak melakukan hal itu. Aku berani bersumpah. Ak-Aku cuman teman kelasnya saja...."

"Kamu tau apa yang paling kubenci dalam hidup ini?" Tanya orang itu, tanpa memandang laki-laki yang sedang berlutut tepat di bawah kakinya itu. "Kebohongan. Aku paling benci hal itu...."

"Dan kamu telah mengatakan sebuah kebohongan saat ini..."

Gelengan kepala laki-laki itu segera menguat. Air matanya mulai jatuh bercucuran membasahi pipinya. Ia bahkan mulai memeluk kaki orang yang berdiri di depannya itu.

"Selamat tinggal...Na Jaemin..."






















BRRRAAKKKKK

























Dua orang laki-laki yang berdiri tak jauh dari sana segera memejamkan kedua mata mereka. Ia tidak ingin hal yang mereka lihat itu meninggalkan trauma yang mendalam untuk mereka. Setelah dirasa sepi, mereka kembali membuka mata mereka. Mereka tidak langsung melihat ke arah tempat kejadian, melainkan tempat yang bersebrangan dengan letak mereka berdiri saat ini.

Di sana, ada seseorang yang berdiri dengan begitu tenang menyaksikan semua hal yang terjadi. Walaupun separuh wajahnya hampir tertutup hoodie, mereka bisa melihat orang itu. Orang itu mengalihkan pandangannya ke arah dua laki-laki itu sehingga tatapan mereka saling bertemu. Orang itu segera tersenyum sambil memamerkan deretan giginya.

Orang itu berjalan hendak mendekat ke arah mereka. Kedua laki-laki itu segera pergi dari tempat itu sebelum mereka yang menjadi target selanjutnya. Sebenarnya orang berhoodie itu tidak ada niatan untuk menghampiri dua laki-laki itu. Ia memilih untuk mnedekati seorang laki-laki yang saat ini memegang sebuah pemukul baseball pada tangan kanannya dan pisau lipat pada tangan kirinya. Kedua tangannya penuh dengan cipratan cairan berwarna merah kental. Nafas orang itu tampak memburu.

"Kau sudah melakukan pekerjaan yang bagus. Kita harus pergi sekarang sebelum ada yang datang..." Ujar orang berhoodie. Lawan bicaranya segera mengangguk sebelum berlari dengan cepat meninggalkan tempat itu. Orang berhoodie itu sempat menoleh sejenak ke arah anak laki-laki yang berada di dekat kakinya sebelum akhirnya orang itu meninggalkan anak itu begitu saja.

Dua anak laki-laki yang sempat menyaksikan kejadian itu tidak benar-benar pergi meninggalkan tempat itu. Mereka memutuskan untuk mengawasi sejenak gang sempit yang sudah menjadi tempat terbunuhnya salah satu anak di sekolah mereka. Setelah mereka melihat pelaku pembunuhan keluar dari gang sempit itu, tak lama mereka melihat orang yang memakai hoodie itu juga keluar dari sana. Setelah memastikan kedua orang itu sudah jauh dari gang itu, kedua orang itu segera berjalan mendekat dan kembali ke tempat kejadian tadi.

Mereka berjalan mendekat ke arah anak laki-laki yang tergeletak tak bernyawa di tanah. Salah satu dari mereka mengecek nafas laki-laki itu walaupun mereka sudah tahu hasilnya. Sepatu dan baju mereka kotor oleh darah anak laki-laki itu. Setelah saling beradu argumen, akhirnya salah satu dari mereka menelepon polisi untuk melaporkan anak itu.

Mereka telah membuat kesepakatan untuk tidak menceritakan hal itu pada siapapun sebelum mereka berhasil mendapatkan bukti konkret yang cukup untuk memasukkan pelakunya ke dalam penjara. Selama mereka belum mendapatkannya, mereka akan tutup mulut atas kejadian yang mereka lihat itu.

Lagipula mereka juga yakin, kalau mereka bertindak terlalu gegabah, bisa-bisa mereka juga akan bernasib sama dengan anak laki-laki yang ada dihadapan mereka itu.

Flashback off

Tahu tidak kenapa seekor kambing hitam selalu dijauhi oleh kambing yang lainnya?

Itu karena dia berbeda.

Perbedaan membuatnya dihindari, disingkirkan, dicampakkan, bahkan dijadikan tumbal.

Itulah kenapa perbedaan menjadi hal yang begitu menakutkan untuk dihadapi.

Itulah kenapa perbedaan menjadi hal yang begitu menakutkan untuk dihadapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hello guys!!! Hehehe....gimana sama chapter ini? Wkwkw

Jadi ini ceritanya kek flashback atau spin-off dari kasusnya Jaemin. Buat memudahkan imajinasi kalian, aku udah gambari skemanya gitu.

 Buat memudahkan imajinasi kalian, aku udah gambari skemanya gitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tarahhhh!!!!

Maap ya kalau gambarku jelek :)

Yang intinya kurang lebih kek gitu...jadi yang ditandai X besar itu lokasi tempat pembunuhannya.

Jadi gampang kan ya bayanginnya? Hehehe...semoga terbantu deh.

Sekian dari aku. Kita masih gas terus lanjut ke chapter berikut-berikutnya karena kita udah separuh jalan. Kasus-kasus lanjutan dan inti ceritanya masih akan terus berlanjuttt. Semoga kalian juga dapet pembelajaran dari ceritaku karena aku ada beberapa selipin pesen di setiap chapternya. Yah...semoga menghibur buat kalian.

Thank youu guys!!!!

Jangan lupa check bookku yang lain yah. Hehehe...Thank you❤❤❤

Mystery of Class A | 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang