Teror itu kembali mendatangi Kelas A. Hari ini, Kim Ssaem membawa berita buruk kepada kelas asuhnya itu. Tak seperti berita-berita sebelumnya, berita ini sangat membuat Kelas A terkejut dan benar-benar ketakutan akan hal itu.
"Malam kemarin, tepat di sekolah kita, Bae Jinyoung, teman kita tewas." Ucap Kim Ssaem dengan nada berat. "Karena sudah seperti ini keadaannya, ssaem hanya ingin bilang pada kalian untuk bersiap-siap. Kelas kita nggak akan bertahan lama." Lanjut Kim Ssaem membuat seisi kelas benar-benar sedih mendengar berita itu.
"Hanya itu yang ingin ssaem sampaikan. Kalian tetap harus belajar yang rajin dan jangan sampai kalah dengan anak yang lainnya. Kalian harus tetap membuktikan bahwa kalian yang terbaik." Setelah berkata seperti itu, Kim Ssaem keluar dari kelas karena sudah saatnya jam pelajaran pertama dimulai.
Kelas A tampak hening setelah kepergian Kim Ssaem. Mereka benar-benar diliputi ketakutan saat ini. Isi otak mereka seakan ingin meledak sewaktu-waktu. Rasanya baru kemarin Jinyoung memperingati mereka semua dan hari ini laki-laki itu sudah dinyatakan tak bernyawa. Hal itu yang membuat mereka ketakukan dan bahkan tak berani menoleh ke belakang -tempat duduk Jinyoung- sedikitpun.
Flasback
Kelas A baru saja menjalani ujian matematika. Soal yang dikeluarkan cukup sulit dan benar-benar mengejutkan anak-anak Kelas A. Soalnya bisa dibilang setara dengan soal-soal olimpiade. Renjun yang mengetahui hal itu karena laki-laki itu sudah sering mengikuti olimpiade matematika sehingga dapat dipastikan laki-laki itu bisa mengerjakan semua soalnya dengan mudah.
Namun bukan anak kelas A namanya jika mereka harus kalah dengan soal selevel olimpiade itu. Walaupun anak yang lainnya belum pernah mengikuti olimpiade matematika, bukan berarti mereka tidak bisa mengerjakannya. Mereka hanya 'cukup' kesulitan dalam proses mengerjakannya dan itu benar-benar menantang mereka.
"Jun, tau nggak ini tadi caranya gimana?" Seungmin mendatangi meja Renjun untuk menanyakan soal ujian yang sudah ia catat sebelumnya di sebuah kertas kecil agar ia bisa membahasnya dengan anak itu.
"Oh itu sih gampang. Jadi caranya kayak gini..." Renjun mulai memberikan penjelasan pada Seungmin bagaimana cara menyelesaikan soal yang dibawa Seungmin itu. Semua anak Kelas A mulai menggerombol di dekat meja Renjun untuk ikut mendengarkan penjelasan laki-laki itu. Hanya Jinyoung saja yang tidak pergi dan masih duduk di tempatnya.
Jinyoung mendecih pelan sambil tertawa sinis melihat pemandangan di depannya itu. Laki-laki itu berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke meja Seungmin yang letaknya di pojok depan dekat dengan meja itu. Setelah itu, ia menaiki kursi Seungmin dan mulai berseru, "Oy!". Seruan itu sudah pasti mengambil atensi teman-teman kelasnya yang tampak keheranan dengan sikap Jinyoung itu. Seungmin yang melihat tempat duduknya diinjak oleh Jinyoung segera keluar dari kerumunan dan berjalan dengan tatapan penuh amarah.
"Kamu udah gila ya?! Turun sekarang juga!" Perintah Seungmin dengan nada tinggi. Jinyoung tertawa keras mendengar gertakan Seungmin itu dan mulai mengacungkan telunjuknya tepat ke wajah laki-laki itu.
"Kamu yang harusnya mulai dengerin aku dari sekarang." Ujar Jinyoung dan mulai menunjuk anak-anak Kelas A yang lainnya. "Kalian juga. Dengerin aku."
"Semakin lama di sini, aku semakin muak sama kalian semua! Nggak ada satu hari pun kalian mikirin teman kelas kita lainnya yang udah tewas. Nggak ada sama sekali! Kemana hati nurani kalian semua?"
"Kenapa bahas itu lagi sih? Nggak capek apa bahas itu-itu terus. Cuman kamu doang loh yang sering ungkit-ungkit hal itu. Aneh deh." Balas Soobin.
"Iya, bener. Beberapa waktu lalu kamu udah bahas ini dan sekarang kamu bahas lagi. Kalau emang kamu nggak sebegitu sukanya sama kita, ya udah tinggal nggak usah masuk ke kelas lagi kenapa sih? Atau sekalian nggak usah masuk sekolah? Kenapa harus capek-capek nunggu pergantian semester kalau kamu bisa keluar dengan sendirinya?" Sahut Yeji yang menyetujui ucapan Soobin itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mystery of Class A | 00L
Mystery / ThrillerKelas A, kelas unggulan yang selalu dibangga-banggakan oleh banyak orang, ternyata menyimpan sebuah misteri yang tak banyak diketahui. Satu persatu murid Kelas A tewas dengan cara yang cukup mengenaskan. Jika terus terjadi, maka sudah bisa dipastika...