Dua puluh enam

255 18 16
                                    

***

Ara terbangun tengah malam kerena merasa haus. Tangan mungil itu meraih nakas dengan mata sedikit terpejam, saat melihat ternyata airnya kosong terpaksa dia harus kebawah karena benar-benar merasa haus.

Saat hendak kedapur Ara melihat Nico sedang duduk disofa sedang memijat kepalanya. Nico terlihat sedikit berantakan dan kelihatan sangat lelah. Ara mengurungkan niatnya untuk kedapur dan langsung duduk di dekat Nico.

"Abang are you okay?" tanya Ara.

Nico menoleh sekilas dan menganggukkan kepalanya dengan senyum tipis tidak ingin membuat Ara khawatir.

Ara tersenyum dan menggenggam tangan Nico.

"Sure?"

Nico menghela nafas pelan. "Abang baik kok. Cuman capek aja dikit," balasnya.

"Mau Ara buatin kopi?" tawar Ara.

"Gak usah lagian ini udah larut banget mending kamu tidur!" balas Nico sambil mengelus puncuk kepala Ara.

"Ara udah gak ngantuk."

"Ohh iya tadi ada four cousins loh bang," ujar Ara yang teringat dengan kedatangan sepupu-sepupu nya tadi.

Alis Nico terangakat. "Oh, ya?"

"Iya tadi mereka lumayan lama nungguin abang tapi karena udah lumayan larut jadi mereka pulang, mereka juga titip salam sama abang,"

"Ohh iya terus nih ya bang, Bang Rio sama Kak Dini ngeselin banget," adu Ara dengan muka cemberut.

Nico terkekeh kecil. "Mereka jailin kamu lagi?" tanya nya sambil menahan tawa karena sekarang ekspresi adiknya ini benar-benar menggemaskan.

"Iya kesel banget, Daddy juga sama sekali gak hirauin Ara," kesalnya.

Nico terkekeh kecil mendengar cerita kekesalan adiknya. "Tapi Bang Virgo pasti jadi penengah kan?"

"Iya dong Bang Virgo itu emang best banget. Bang Rio sama Kak Dini langsung diem hahah," tawa Ara keras.

"Heyy mulutmu yang lain bisa bangun nanti," tegur Nico.

"Sorry abang," balas Ara Nico hanya mengangguk.

Ara menyandarkan kepalanya di bahu Nico.

"Bang!" panggil nya.

"Iya?"

Ara mengerutkan kening bingung ingin menceritakan hal ini atau tidak.

"Emm, itu- Ara ngerasa akhir-akhir ini Ara mudah lemes loh," ujar nya.

"Hmm dasar! itu karena kamu pemalas!" ujar Nico bercanda Ara sudah megecutkan bibirnya.

"Udah sana tidur ini udah larut banget," suruh Nico.

"Hm abang juga," ucap Ara sambil mengecup singkat pipi kiri Nico. Gadis itu sudah melupakan tujuan awalnya untuk minum.

***

Pagi ini seperti biasa setelah selesai bersiap-siap Ara langsung turun kebawah dan menghampiri keluarganya yang sedang berkumpul di meja makan.

"Morning Mom, Dad!" seperti biasa Ara mengecup pipi kedua orang tuanya.

"Sini! duduk dekat abang!" suruh Nico.

"Pagi," sapa suara seseorang yang tidak asing ditelinga Ara.

"Kok kamu?" tanya Ara heran karena Dinda ada dirumahnya sepagi ini, terlebih gadis dengan rambut sebahu itu keluar dari arah kamar tamu.

"Semalem gue nginep disini," balas Dinda.

"Sudah-sudah duduk dulu sayang!" ujar Mommy.

Dinda pun duduk, Ara masih memangdang Dinda dengan tatapan bertanya membuat Dinda tekekeh kecil.

ArasellyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang