Empat puluh dua

297 23 14
                                    

***

Mommy tak berhenti menangis setelah keluar dari ruangan dokter, Daddy yang biasanya selalu terlihat tenang dan tegar sekarang juga ikut menitikkan air mata mendengar sebuah kenyataan yang baru saja mereka dengar, kenyataan pahit yang sangat sulit untuk mereka terima.

Nico yang melihat Mommy menangis langsung menghampiri orang tua nya dengan panik. Pria itu tak kalah cemas menunggu penjelasan kedua orang tuanya.

"Mom? kenapa? jangan bikin Nico takut plis!" ujar Nico.

Pria itu berusaha ikut menenangkan Mommy yang sedang menangis sesenggukan dalam dekapan Daddy.

"Dad?"

Nico benar-benar penasaran sebenarnya apa yang membuat Mommynya menangis seperti ini? apakah ini ada kaitannya dengan Ara?

Daddy tidak langsung menjawab pertanyaan Nico. Tanpa menghiraukan tatapan bingung Nico dan Dinda langsung saja Daddy masuk kedalam ruangan Ara.

Terlihat gadis cantik yang sekarang sedang terbaring diatas brankar rumah sakit. Wajahnya terlihat pucat dan mata indahnya tertutup rapat. Dengan sedikit bergetar tangan kekar dan hangat itu menggenggam erat tangan mungil putrinya.

"Maafkan Daddy telah gagal menjaga kamu sayang!"

Pria paruh baya itu mengecup punggung tangan putrinya. Dan tanpa sadar air mata menetes di pipinya.

"Dad?" ujar Nico frustasi.

"Gagal ginjal. Adikmu mengidap penyakit gagal ginjal."

Degg....

Kata itu berhasil membuat Nico dan Dinda bungkam!

Pria dewasa  itu terduduk di lantai rumah sakit sembari menggeleng pelan, seakan tidak menerima kenyataan yang baru saja di dengarnya. Dia berharap ini hanya mimpi.

Nico bangkit dan menghampiri Mommynya.

"Mom! bilang sama Abang kalo ini bohong! pliss Mom! apa yang Daddy bilang gak bener kan?"

Pria itu berujar dengan penuh harap sambil menggenggam tangan Mommy. Mata berairnya menatap mommy dengan penuh harap.
Tapi tak ada jawaban dari Mommy, dia hanya terdiam sembari tak berhenti menangis.

Dan ya keterdiaman Mommy sudah menjawab pertanyaan Nico. Pria kembali menangis sembai terduduk di lantai. Siapa sangka bahwa adik yang selama ini mati-matian dia jaga bisa mengidap penyakit seperti itu. Dinda juga menangis mendengar kenyataan yang baru di dengarnya.

***

Dokter berkata bahwa sakit gagal ginjal yang di alami Ara sudah lumayan parah. Sudah kurang lebih tiga bulan Ara mengidap penyakit itu dan tidak ada yang tahu. Kata dokter penyakit ini memang sering lambat di ketahui karena tidak ada gejala tertentu. Gejala berkembang perlahan dan tidak spesifik untuk penyakit ini.

Ara sudah mengidap gagal ginjal kronis stadium dua, dan kata dokter kalau sudah mencapai stadium tiga tidak akan menurun. Ara tidak boleh terlalu lelah dan disarankan untuk rawat inap dirumah sakit. Tapi apalah daya gadis itu sangat keras kepala membuat Nico menggeram frustasi. Sungguh dia benar-benar khawatir dengan keadaan adiknya itu.

Akhirnya karena sudah terlalu banyak rengekan dari Ara dan melihat mata memelas gadis itu mereka menyetujui Ara melakukan rawat jalan. Walau dengan berat hati, tapi demi kebahagiaan Ara apa pun akan mereka lakukan. Karena selain mejaga fisik Ara menjaga mentalnya juga penting bukan.

"Langsung istirahat ya sayang!" ujar Mommy setelah sampai di kamar Ara, lalu mengecup singkat puncuk kepala putrinya dengan penuh kasih sayang.

"Kamu sekarang istirahat ya! sini Daddy temani tidur!"

ArasellyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang