Extra part

58 1 0
                                    

***

"Haii!"

"Kamu lagi sedih ya?"

"Ganteng Ara suka."

"Ihhhh! Ganteng-ganteng kok sombong!"

"Senyum dong!"

"Mau coklat ga? Ara punya coklat, biasanya kalo Ara lagi sedih Mommy kasih Ara coklat."

"Jangan sedih-sedih! Ara gak suka liatnya!"

"Aditt yang kuat! Kamu pasti bisa. Orang ganteng gak boleh lemah!"

"Ara gak suka liat Adit sedih!"

"Adit harus ikhlas biar orang tua Adit bisa beristirahat dengan tenang!"

"Nangis aja gapapa kok."

"Ara akan selalu ada untuk Adit."

"Jangan pernah tinggalin Ara ya!"

"Ara mau susu coklat!"

"Adit! Ara mau ice cream ya ya ya!"

"Aditt jangan deket-deket sama cewek lain! Ara gak suka!"

"Pulang sekolah main ke rumah Ara ya!"

"Adit itu punya Ara!"

"Adit gak boleh kasar-kasar. Lain kali harus bisa tahan emosi, gak baik suka marah-marah nanti cepet tua."

"Ara sayang Adit!"

"Adit harus janji kalo Adit ga bakal pernah tinggalin Ara!"

~~~

Seorang pria dewasa dengan sorot dingin dan tajamnya menatap hampa sebuah nisan yang bertuliskan nama seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya. Pria itu tersenyum tipis, senyum yang sangat jarang terlihat bahkan hampir tak terlihat selama beberapa tahun terakhir. Di letakkannya setangkai bunga di gundukan tanah itu.

Setelah itu tangannya terulur untuk mengelus nisan itu. Lagi pria itu tersenyum. Hanya dengan melihat nisan ini perasaan pria itu menjadi tenang. Tempat ini adalah obat untuknya.

"Hai!"

"I miss you so much."

Pria itu menghela nafas pelan sebelum kembali berujar.

"Ternyata bener hidup tanpa lo itu berat banget Ra."

Ya, pria itu adalah Adit. Sosok remaja lelaki yang beberapa tahun yang lalu sempat sangat putus asa atas kepergian sahabat kecilnya. Remaja berwajah dingin yang kini sudah tumbuh menjadi pria dewasa yang sudah mapan. Semenjak kepergian Ara, Adit berubah drastis, pria dingin itu kini semakin dingin dengan sorot tajam yang mengintimidasi. Banyak orang yang segan saat berbicara dengannya, dia sangat dingin dan tak tersentuh.

Hari demi hari dilaluinya dengan sesak yang tak kunjung reda. Bertahun-tahun hatinya menggumankan kata maaf yang tak ada habisnya. Menyisakan dirinya yang hidup dengan penuh penyesalan yang mendarah daging.

Bebarapa tahun ini terasa sangat berbeda dalam hidup Adit. Tidak ada lagi tawa ceria dengan mata berbinar yang selalu menularkan kebahagiaan untuk sekitarnya. Tidak terdengar lagi rengekan manja yang biasa terdengar setiap hari. Gadis cantik dengan iris coklat terang yang membuat hidupnya penuh warna. Yang kini hanya tersisa kenangan.

ArasellyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang