Tiga puluh satu

228 18 4
                                    

***

Hari demi hari berlalu. Semua sudah kembali seperti semula. Dinda sudah kembali menjadi gadis yang blak-blakan, gadis berambut sebahu itu melewati semua masalahnya dengan baik, dan itu semua berkat dukungan Nico, serta kedua sahabatnya.

Beberapa minggu terakhir disaat Dinda sedang mengalami masa berat Nico dan kedua sahabatnya selalu ada disisinya, selalu menguatkan nya sampai bisa kembali menjadi Dinda yang dulu. Sekarang gadis itu sudah menerimanya dengan lapang dada.

Dan beberapa minggu terakhir ini selain selalu menghabiskan waktu dengan kedua sahabatnya Dinda juga sangat sering menghabiskan waktunya bersama Nico. Tidak bisa di pungkiri bahwa Dinda cukup kagum dengan pria jangkung itu, Nico benar-benar pria idaman. Kakak lelaki dari sahabatnya itu membuat Dinda kalang kabut sendiri karena sikapnya yang terlewat lembut dan manis. Terlebih sikapnya yang sangat dewasa dalam menghadapi masalah.

***

"Pagi!" sapa Ara girang sambil mencium pipi kedua orang tuanya dan kakak lelakinya.

"Pagi sayang!" jawab Mommy seperti biasa dengan senyum hangatnya. Nico pun sama.

Sedangkan Daddy hanya menanggapi dengan senyum tipis dengan tangan mengusap lembut kepala Ara.

"Makan dulu sarapanmu!" suruh Daddy.

"Ara mau duduk didekat Daddy!"

Mommy dan Nico terkekeh kecil melihat tingkah Ara yang sangat manja kepada Daddy.

"Sini duduk dekat Daddy!"

Ara langsung mengangguk antusias dan langsung menggeser kursinya agar duduk di dekat Daddy.
Mereka menikmati sarapan pagi dengan sangat hangat. Seperti biasa Ara yang selalu berceletoh ceria membuat mereka bahagia Ara selalu bisa menularkan kebahagiaan saat dia berbica, mata coklat terang selalu berbinar saat berbica membuat orang ikut merasakan kebahagiaan.

"Habiskan sarapanmu dulu!"

Ara cemberut mendengar ucapan Daddy nya, padahal dia sedang asik bercerita. Padahal pagi besok mungkin dia tidak bisa bercerita lagi.

***

Hari ini Ara di antar oleh Mommy dan Daddy nya kesekolah, Nico sudah pergi kuliah menggunakan motor kesayangannya. Kalau ditanya apa alasan kali ini Ara di antar oleh Daddy dan Mommynya? Alasannya adalah besok subuh Daddy dan Mommynya akan pergi keluar kota untuk mengurus pekerjaan mereka.

Sedang terjadi masalah diperusahaan Daddy nya itu. Maka Adam dan Stella benar-benar harus turun tangan kali ini. Sebenarnya mereka juga tidak tega harus meninggalkan putra dan putrinya dirumah sendirian. Terutama Ara, rasanya putrinya itu masih terlalu kecil untuk selalu di tinggal keluar kota seperti ini. Tapi tidak ada pilihan lain dan Nico dan Ara juga mengerti kalau orang tuanya berkerja demi memenuhi kebutuhan mereka sendiri, lagi pula orang tuanya selalu mengabari setiap saat. Jadi apalagi alasan untuk tidak mengizinkan.

"Nanti pulang Ara ikut sama Adit aja! sekalian Ara ajak Adit dan Dinda kerumah untuk pamitan," ujar Ara setelah mobil Daddynya berhenti di depan gerbang sekolah.

Sebelum keluar Ara menyempatkan diri mengecup pipi kedua orang tuanya.

***

Ara berjalan masuk kedalam sekolahnya, matanya melirik kearah parkiran dan sudah terlihat mobil Adit disana. Berarti Adit dan Dinda sudah dikelas.

Ara berjalan di koridor dengan rambut di kuncir kuda, tak lupa juga dengan senyum yang tak pernah lepas dari bibir merah mudanya. Tidak bisa di pungkiri banyak kaum adam yang tertarik pada gadis bermata coklat itu. Gadis cantik yang menjadi gadis pertama dekat dengan sosok lelaki dingin yang di kagumi hampir setario sekolah, siapa lagi kalau bukan Adit.

ArasellyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang