Dua

796 187 34
                                    

***

Nico keluar dari mobil dan menghampiri Ara yang mukanya sudah di tekuk, kasihan sekali adiknya itu pasti dia terlalu lama menunggu sampai sudah berkeringat seperti itu. Sendirian pula. Bukan kehendaknya untuk datang terlambat tapi memang ada hal penting yang harus dia urus.

"Sorry!" ucap Nico lembut.

Tak ada sahutan dari Ara dia benar-benar kesal dengan abangnya itu, membiarkan dia menunggu selama ini panas pula.

"Abang ada urusan penting tadi, maafin Abang ya!" ucap Nico sambil mengelus kepala Ara.

"Nanti Abang beliin ice cream oke," bujuknya lagi.

Wajah Nico yang terlihat memelas membuat Ara pun akur, kasihan juga abangnya dia pasti ada urusan penting tadi biasanya dia tidak pernah telat untuk menjemputnya.

"Yaudah deh, tapi lain kali jangan di ulangin! atau gak abang text Ara dulu!" pasrah Ara dengan sedikit manyun.

"Hm iya, Ayo Ra!" ajak Nico.

Setelah makan ice cream Nico dan Ara bergegas pulang. Karena Nico masih ada kuliah. Maklum ini tahun pertama Nico berkuliah. Jadi terpaksa Ara harus sendiri dirumah, orang tua nya sedang ada di luar kota.

Saat Ara ingin mengambil minum dia dikaget kan dengan sebuah suara. Dan ternyata itu Adit.

"Raa!" panggil Adit.

"Ehh, Adit! kamu kok bisa ada di sini?" tanya Ara.

"Tadi bang Nico nyuruh gue temenin lo. Soalnya dia pulang agak malam katanya," jawab Adit.

"Ohh," jawab Ara singkat.

"Lo udah makan Ra?" tanya Adit.

"Udah," jawab Ara sambil tersenyum.

***

"Emm kita nonton yuk Dit!" ajak Ara antusias sambil menghampiri Adit yang tengah bermain ponsel.

Melihat Ara yang terlihat sangat semangat membuat Adit tidak tega untuk menolaknya. Tapi dia sangat malas rasanya.

"Lain kali aja ya Ra gue lagi males banget," tolak Adit dengan hati-hati.

"Kamu mah gitu! ayo dong aku males banget dirumah terus!" bujuk Ara manyun.

"Lain kali ya! sekarang mending lo tidur sana!" suruh Adit dengan sabar.

Adit memang tidak pernah kasar kepada Ara. Gadis disampingnya ini sangat berharga untuknya terlebih Ara adalah gadis yang mengembalikan senyum Adit yang dulu sempat hilang. Maka dari itu sebisa mungkin Adit selalu menuruti permintaan Ara.

"Gak mauu aku mauu nontonn Ditt ayooo! lagian ini baru jam tujuh masa iya aku tidur jam segini," bantah Ara.

"Lain kali aja ya bentar lagi bang Nico juga pulang kayaknya," jawab Adit.

"Yaudah terserah," pasrah Ara sambil berjalan ke kamar meninggalkan Adit sendiri di ruang tengah.

Dan benar saja Nico Sudah pulang. Setelah mengatakan bahwa Ara di kamar Adit pun pamit pulang.

***

Tidak terasa sudah dua minggu Ara bersekolah di High School. Dan sekarang Dinda juga menjadi tambah dekat dengan dirinya dan Adit. Ya Ara dan Dinda semakin dekat gadis berambut sebahu itu berhasil membuat Ara menjadi nyaman berteman dengannya, Adit pun sekarang sudah mulai terbuka pada Dinda.

Pria yang waktu itu pun tidak pernah mengganggu Ara bahkan melihatnya saja tidak setelah kejadian di depan toilet beberapa minggu yang lalu. Syukurlah mungkin dia hanya ingin mengancam Ara saja.
Ara adalah gadis yang penakut dan sangat mudah menangis ya dia sangat cengeng. Mungkin dia hanya ingin menakut-nakuti Ara saja.

"Haii!" sapa Ara kepada Adit seperti biasa Ara akan datang dengan senyum ceria menghampiri Adit.

"Hm! Berangkat sama siapa?" tanya Adit.

"Sama Daddy!"

Adit membuka tasnya memberikan susu kotak kepada Ara. Mata Ara langsunv berbinar, gadis enam belas tahun itu terlihat sangat senang saat Adit memberikan susu kesukaannya. Melihat Ara tersenyum Adit pun ikut tersenyum. Tangannya mengelus kepala Ara dengan sayang.

"Ra lo udah selesai pr?" teriak Rizky.

Rizky termasuk biang onar kelas, cowok dengan wajah hitam manis ini adalah perusuh kelas bersama patner setianya Deni, Adit juga lumayan dekat dengan Rizky. Dan satu lagi cowok ini mencintai Chika teman sekelas mereka, entah benar-benar cinta atau sekedar main-main saja, entahlah tidak ada yang tahu.

"Emang kenapa mau nyontek kan lo pasti. Gak usah di kasih Ra yang kayak gitu entar ngelunjak," semprot Dinda.

"Ehhh cewek jadi-jadian diem lo! gue gak ada urusan ya sama lo orang gue mau nyonteknya sama Ara," sewot Rizky.

"Jelas urusan gue lahh orang dia sahabat gue," balas Dinda tak mau Kalah.

"Lo yaa bener-bener," kesal Rizky.

"Udah-udah nih Rizky," jawab Ara sambil menyerahkan buku tugasnya.

"Aww makasihh dedek cantikk." Rizky mengambil buku yang ada ditangan Ara dan sengaja sedikit memengang tangan Ara yang lembut, kan lumayan lama-lamain aja pikir nya. Dasar playboy bilang suka sama Chika tapi modus sama Ara aishh.

"Gak usah cari-cari kesempatan!! Mau gue hajar lo?" ancam Adit sambil menarik kerah kemeja Rizky.

Adit memang sangat over protektif kepada Ara, sudah seperti ayahnya saja.

"Ehh? woless broo sorry-sorry," jawab Rizky. Sedangkan yang lain sudah tertawa.

Habisnya Rizky berani-beraninya mau modus ke Ara, orang pawangnya galak.
Sedangkan Ara malah senyum-senyum sendiri karena perlakuan sweet Adit.

"Kesambet lo? baper ya lo sama Adit?" bisik Dinda karena melihat Ara yang senyum-senyum sendiri.

"Ihhh Dinda kamu apaan sihh," teriak  Ara kesal kerena malu.

Dan kelas pun mendadak hening karena teriakan Ara yang terdengar sangat lucu dan manja bahkan seperti bukan teriakan. Ara memang semenarik itu.

"Aww dedek Ara bikin gemes," ucap Dito yang gemas dengan tingkah Ara.

"Lo gak liat si Adit matanya udah kayak mau keluar gitu." Deni memperingatkan Dito. Sedangkan Dito langsung kicep.

Tak lama Aldi si ketua kelas pun menyampaikan bahwa guru ada rapat dan mereka di pulangkan lebih awal.

"Mau bareng?" tawar Adit saat mereka sedang Ada di parkiran.

"Gak usah! kamu duluan aja," tolak Ara.

"Yaudah. sorry gak bisa nungguin soalnya gue ada urusan. Bye take care!" Pamit Adit. Tak lupa tangannya mengelus lembut kepala Ara.

Bolehkah Ara kecewa? harusnya Adit membujuknya dulu tadi, atau setidaknya menemani sampai abangnya datang. Dasar cewek harusnya kan to the poin jadinya susah sendirikan. Kebiasaan kode-kode sih.

"Gue juga duluan ya Ra!" pamit Dinda.

Kesal-kesal itu yang Ara rasakan sekarang, sekarang dia hanya bisa berdoa supaya abangnya cepat datang, tadi dia sudah mengirim pesan kepada abangnya untuk menjemput lebih awal.
Dan syukurlah mobil Nico sudah datang.

***
Huhhh gaje bangettt bingung mau nulis apaaa:((sorry bgt guys:(
Jangan lupa vote and komen guys:)
see you next part:)

ArasellyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang