PRANGG!!"BASECAMP DI SERANGG!!"
Teriak Megan nyaring, hal itu sontak membuat Jeffrey dan seluruh anggota Alaskar yang berada di sana langsung menegakkan badan.
Pecahan kaca dari jendela paling kanan menjadi bukti, bahwa ada seseorang yang sudah memasuki Basecamp utama Alaskar dengan terang-terangan, dan juga mencoba menantang semuanya saat ini.
Bodoh!
Pikir Jeffrey murka saat ini.
Kepalan tangannya mulai menguat dengan aura tubuhnya yang mulai menggelap karena emosi.
PRANGG!! PRANGG!!
"SIALANN!!"
Maki Jeffrey penuh nafsu ketika batu-batu yang memecah kaca jendela mulai terlihat kembali, dengan menyerang Basecamp Alaskar secara membati-buta. Memecahkan segala hal yang ada di sana tanpa sisa.
"JANGAN GENTAR!! BERSIAP KALIAN SEMUA!!"
Komando Jeffrey keras, para anggota Alaskar yang mulai bisa mengontrol diri berganti memasang wajah tajam dengan rahang yang mengeras. Buku-buku jarinya memutih seiring dengan kepalan tangan yang kian menguat. Hal yang membuat mereka semua marah adalah, ketika tiba-tiba saja ada seseorang yang mencoba merusak 'rumah' mereka. Mereka tak akan mungkin terima, apalagi Alaskar sempat 'kecolongan' saat ini.
Jeff tersenyum miring sambil memberi aba-aba untuk bergerak.
BRAK!!
Jeffrey membuka keras pintu masuk Basecamp, matanya menatap tajam ketika dirinya melihat gerombolan orang-orang yang tengah berkumpul di depannya sambil memegang bantu dengan senyum mengejek yang kentara sekali.
"Long time no see." Ujar laki-laki berwajah congkak yang berada di hadapan Jeff, ia melebarkan tangan dengan senyum puas ketika melihat Jeff yang mulai tersulut emosi.
"Gimana hadiah gue? Seharusnya lo sambut tamu yang datang dengan senyum ramah. Jangan masang ekspresi takut gitu dong." Kata Davian meledek yang di balas tawa antek-anteknya.
Jeff tak menyahut, tapi di gantikan dengan Tristan yang maju sambil berkacak pinggang.
"Heh, mata lo taro di pantat ya? Ekspresi kaya gini lo bilang takut? Cih, takut sama lo? Helooowww nggak levelll." Kata Tristan kemudian menaikkan jari tengahnya ke arah Davian.
Davian menghendikkan bahunya acuh, kemudian di tatapnya wajah Jeff dengan senyum lebar.
"Masih inget gue di medan pertempuran kan? Well, Davian kembali sama senjata yang pernah ngejatuhin lo saat itu." Kata Davian santai sambil mengacungkan golok yang ia pegang ke udara.
Jeff mendecih kemudian menarik salah satu sudut bibirnya ke atas. Dilihatnya tubuh Davian dengan seksama, tak ada lagi luka membekas yang terlihat mencolok walau beberapa hari yang lalu Davian sempat tumbang di Basecamp.
Apa Davian tidak ingat beberapa hari yang lalu ia terkapar lemah di sini? Dan, dengan percaya dirinya saat ini ia malah mengacungkan senjata pada Jeff. Apa dia tidak memiliki rasa malu?
"Masih inget gue gebugin lo waktu lalu? Dan oh! Lo bahkan pingsan di sini." Sahut Jeff berlagak terkejut.
"Di sini." Beo Jeff kembali sambil menginjak-injak tanah yang ia pijak dengan senyum mengejek, tanah bekas perkelahian dirinya dengan Davian beberapa waktu yang lalu.
"Long time no see? —bukannya beberapa waktu yang lalu kan lo ke sini dan pergi karena udah gue buat babak belur?"
Jeff tersenyum puas saat ia melihat ekspresi wajah Davian yang berganti emosi. Davian mengeraskan rahang ketika satu-persatu anggota Alaskar mulai tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANGSTER ✔
أدب المراهقينIni tentang Jeffrey Ragaska Dewandaru, Leader Alaskar. Ia bukan hanya dikagumi karena memiliki paras tampan dan tubuh yang proporsional tetapi ia juga dihormati karena kepiawaiannya dalam memimpin pertempuran. Rachel Adhiyasta adalah seorang gadis c...