GANGSTER ✔

45 - Pelaku penyerangan

"Hari itu saya tidak bisa mengejarnya, dia langsung menaiki taksi kemudian pergi ke rumah orang tuanya bersama Jeff. Hal yang saya sesali seumur hidup saya, ketika saya mengijinkan Yuli, pekerja saya untuk menginap karena hari sudah malam, dan itu membuat Krystal semakin kalap."

"Demi Tuhan, esoknya saya langsung membawa Yuli pergi ke penginapan, agar dia tinggal di sana saja. Dia cuma salah satu pekerja yang kehidupan bermasalahnya saya ketahui, dia diusir dari rumah suaminya saat itu bersama anaknya, jadi saya berinisiatif membantunya. Tetapi Krystal, ketika saya ke rumah orang tuanya untuk membujuk dan menjelaskan situasi hari itu, dia malah langsung mengatakan dia tidak ingin bertemu dengan calon mantan suaminya lagi, yang saat itu juga Krystal langsung melemparkan surat perceraian bahkan sebelum saya menyampaikan apa yang ingin saya sampaikan."

"Dengan tanpa melihat saya, dia langsung membawa laki-laki yang sedang berbicara dengannya saat sebelum saya ke sana untuk masuk ke dalam rumah, dan mengatakan pada saya bahwa laki-laki itu akan menjadi Ayah Jeff." Shown menjeda ucapannya, merasakan seluruh dadanya yang bergejolak karena terbawa emosi.

"Saya kira, dia melakukan hal itu agar membuat saya berhenti untuk pergi ke rumah orang tuanya, tapi saya salah."

"Dua hari berlalu, saya tanpa lelah terus menerus pergi ke rumah orang tua Krystal. Karena ia iba dengan saya, ia kemudian mau mendengarkan penjelasan saya. Ketika saya sudah mengatakan semuanya, Krystal menangis kemudian dengan isaknya dia berkata, dia sudah bermalam dengan laki-laki yang kemarin saya lihat, yang membuat saya emosi kemudian saya langsung pergi meninggalkannya, meninggalkan Krystal yang bingung dengan keadaanya sendiri, sampai keesokan harinya dia sudah ditemukan tidak bernyawa, dengan pesan terakhir yang Krystal kirimkan pada saya, dia mengatakan bahwa dia menyesal."

"Hal yang ingin saya katakan pada Jeff, dia salah sangka. Dia menyangka saya yang membuat Krystal meninggal. Siratan benci itu, saya benar-benar tidak bisa melihatnya ketika anak saya sendiri yang memandang saya dengan tatapan seperti melihat musuh."

"Saya tidak bisa menyangka Krystal melakukan hal itu ketika dia marah kepada saya. Saya juga merasa sakit hati, saya juga kecewa ketika dia mengatakan secara gamblang kejadian itu, dan saya juga marah pada diri saya sendiri, karena saya tidak bisa menjaga keutuhan keluarga saya." Shown menitihkan air matanya, merasakan perasaan emosionalnya yang keluar. Hal itu benar-benar menyakitkan, ketika hal yang ia anggap benar malah membuat semuanya hancur seperti itu.

Dada Rachel menyesak, hal yang akan ia katakan menjadi tak terpakai, ia memilih diam walaupun dalam lubuk hatinya ada banyak hal yang ingin ia katakan.

"Terakhir kali Yuli hanya mengabari saya, kalau dia sudah bertemu dengan kedua anaknya. Saya murni hanya membantunya karena iba, tapi Krystal—– dia." Shown mendesah pelan, dadanya kian sesak ketika ia mengingat kembali rentetan kejadian beberapa tahun silam.

"Demi Tuhan, saya tidak pernah menyelingkuhi Krystal, saya sangat mencintainya. Sangat sangat mencintai mereka berdua."

Hal inilah yang Shown ingin katakan pada Jeff, saat ia datang karena mendengar kabar tawuran Jeff dengan Yugo. Selain ia khawatir pada keadaan Jeff, Shown hanya mencari kesempatan agar bisa menjelaskan ini semua pada Jeff. Tapi ia tidak bisa, Jeff selama ini selalu menghindarinya, bahkan menganggapnya sebagai seorang musuh.

"Saya tidak bisa melakukan hal yang lain lagi. Saya tidak bisa melihat Jefferyf terus-terusan seperti itu pada saya. Saya sangat menyayangi Jeffrey." Shown menundukkan wajahnya, menenggelamkan wajahnya ke kedua tangan untuk menutupi siratan terluka yang terpampang jelas pada ekspresi wajahnya.

"Om, om yang tenang, jangan terus-terusan menyalahi diri sendiri." Kata Rachel sedikit mengusap lengan Shown.

"Biar Rachel bicarain pelan-pelan sama kak Jeff. Rachel nggak bisa jamin kak Jeff bakal langsung dengerin omongan Rachel, tapi Rachel bakal berusaha, om." Kata Rachel membuat Shown menoleh. Ia kemudian menyunggingkan senyum, merasa pilihan yang ia lakukan itu benar, membicarakan semua masalah ini pada Rachel.