Ini hari pertama Rachel menjalani masa SMA di sekolah barunya, apa yang dia pikirkan untung saja tidak terjadi. Dia kira akan ada kisah bully ke murid baru, ditatap sinis sesama cewek atau yang lebih parah bakal dikucilin. Tapi dugaanya salah, buktinya sekarang saja ia sudah lumayan akrab dengan hampir semua teman sekelasnya. Karena memang teman sekelasnya itu SKSD semua, alias sok kenal sok dekat gitu lah.
Apalagi Ken, cowok yang kerjaanya sekarang suka ngegombalin Rachel. Ntah itu gombalan yang lucu, gombalan yang garing, atau gombalan cringe yang bisa membuat siapa saja yang mendenganya merasa geli dan ingin cepat-cepat pergi dari hadapanya.
Ken duduk di bangku depan Rachel. Duduk dengan posisi menghadap belakang, agar bisa bertatap muka dengannya. Rachel hanya mengernyit saat Ken menumpukan kepalanya pada kedua tangan di atas meja. Ken menatap intens wajah Rachel, menelisik setiap jengkal wajahnya, yang entah kenapa membuat hati Ken tenang.
Ken membuka suara, mencoba mengeluarkan jurus gombalan yang telah ia susun jauh-jauh hari karena iseng, beruntung gombalanya bermanfaat saat ini, untuk mencoba pdkt dengan Rachel, murid baru yang tiba-tiba menjadi cassanova sekolah dari jurusan Ips kelas 10.
"Ekhmm.. " Ken berdehem untuk mempersiapkan diri. Leon duduk di meja sebelahnya, berantisipasi kalau si Ken akan melakukan hal-hal yang memalukan dirinya sendiri. Tugasnya si, hanya menyeret Ken keluar saat ia sudah mempermalukan diri sendiri. Ntah bego atau apa, tetapi Ken selalu saja tidak sadar ketika ia mengutarakan sesuatu yang seharusnya membuatnya malu. Tapi kenyataanya bukan dirinya yang merasa malu, tetapi si Leon! Mungkin karena urat malu Ken sudah putus jadi ia tidak pernah merasakanya.
"Ehmm... Kamu tau nggak Chel? Walaupun aku udah dewasa tapi aku belum bisa mandiri nih."
"Dasar anak mamih." Indiz menjawab sinis.
"Udah segede gini masih belum mandiri lo?" Haru menimpali di belakang.
"Ntar dulu sayangku, tunggu gue nyelesein ya." Ken mulai kesal, ia bisa saja marah-marah, tapi ia urungkan karena masih ada Rachel di hadapannya. Haru dibelakang merasakan goncangan dahsyat di perutnya karena Ken memanggilnya sayang.
"Nih, aku ulangin ya." Ken memelankan suaranya, menjadi sok lembut yang langsung saja mendapat cibiran.
"Chel walau aku udah dewasa, tapi aku belum bisa mandiri, kamu tau kenapa?"
"Kenapa?" Rachel menimpali.
"Karena walau aku udah dewasa, aku ngga bisa hidup tanpa kamu."
"Wuihhh co couit cekali gombalanya." Ken merentangkan tanganya sambil tersenyum puas. Ia menarik turunkan alisnya, bangga dengan hasil gombalanya yang terkesan biasa saja.
"Wit wiwww cuit cuit."
"Anjay ga loehh." Sahut yang lain
"Hoeekk, anjay perut gue mual" Indiz memegangi perutnya, berpura-pura menahan perutnya yang akan mengeluarkan seluruh kenajisan Ken yang pernah ia lihat.
"Bagus nggak, bagus nggak?" Tanya Ken semangat ke arah Indiz. Indiz memandang geli ke arah Ken.
"G si." Indiz menatap sinis ke arah Ken. Rachel hanya tertawa.
"Coba yang lain lagi dong, ada gak?" Mettha, yang kini menjadi teman sebangku Rachel menjawab antusias.
"Ntar, gue mikir dulu." Ken memasang wajah berpikirnya, mencoba mengingat jurus gombalan apa saja yang sudah ia buat. Senyumnya merekah ketika ia sudah mengingat jurus gombalanya.
"Chel?" Panggil Ken
"Iya?" Rachel menatap Ken.
"Kamu itu di ibaratkan seperti upil dan aku adalah kelingking." Ken mengeluarkan jurus gombalanya, baru saja ia mengakhiri bait pertama, langsung saja ia di suguhi dengan tawa mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANGSTER ✔
Genç KurguIni tentang Jeffrey Ragaska Dewandaru, Leader Alaskar. Ia bukan hanya dikagumi karena memiliki paras tampan dan tubuh yang proporsional tetapi ia juga dihormati karena kepiawaiannya dalam memimpin pertempuran. Rachel Adhiyasta adalah seorang gadis c...