Sesuai perintah Jeff tadi Jo, Megan, Tristan, Yuta dan Jevon berjalan beriringan menuju ke warbon, fyi warbon itu singkatan dari Warung kebon. Warung itu letaknya di sebelah kebonya mang Dendi yang sekaligus pemilik dari warbon itu sendiri. Letaknya yang strategis buat ajang bolos-membolos atau sekedar minum kopi sambil nyanyi-nyanyi jadi tempat yang nyaman buat di jadiin Basecamp kecil pasukan Alaskar.
Warbon jadi tempat kedua yang penting bagi Alaskar. Tempat perundingan dadakan, tempat penyusunan stretegi penyerangan dadakan, tempat kabur dadakan, dan segala hal yang berbentuk dadakan pasti akan dilakuin di warbon.
Bahkan Jeff sendiri yang memang sengaja buat ngebolosin mereka ke warbon, karena dirinya juga sering merasa bosan ketika di kelas. Siapa juga yang bakal betah coba kalau diajar sama Pak Damar. Yang kalo ngajar udah kaya orang tidak punya pita suara!
"Udah kesini aja lo pada." Jeff bertos ria ala lelaki pada beberapa anggota Alaskar dari sekolah lain yang sudah berada di Warbon, tentu saja untuk membolos.
"Iyaa, gabut tadi gue bang." Jawab seseorang bernama Agam. Yang dibalas anggukan oleh anggota Alaskar yang lain.
"MAMAAAAANGGGGG!! KOPI MANA KOPII!!" Yuta berteriak nyaring ketika sudah memasuki area Warbon, cowok berblasteran Bandung - Jepang itu sepertinya sehari-hari memakan mic hajatan, karena suaranya yang terlampau keras bahkan mengalahkan mic hajatan itu sendiri .
"Meneng blegug, kupinge nyong budeg kieh." (Diam goblok, telinga gue budeg ini). Beda lagi dengan Tristan, cowok satu ini masih kental dengan aksen jawa ngapak nya yang khas. Ketika merasa marah atau terganggu, dia biasanya menjadi rapper dadakan yang kalau ngomong seperti tidak memiliki jeda, marah-marah tidak jelas dengan menyupah serapahi berbagai umpatan dari daerah asalnya yang kadang tidak bisa dimengerti anggota lain.
"Ck, diem deh lo pada." Jo duduk di bangku panjang yang tersedia di warbon, sambil memakan gorengan yang tersedia di meja. Mengambil 1 gorengan dengan 7 cabai, membuat Jevon melihatnya aneh, tentu saja karena ia adalah seorang yang tidak suka rasa pedas. Bisa-bisa lambungnya tidak terkontrol karena memakan gorengan mode Jo seperti itu. Dan juga 1 alasan lagi yang membuatnya menjadi tidak menyukai makanan pedas, karena ia berpegang teguh pada prinsipnya dari dulu, yaitu rasa makanan itu tidak boleh pedas, melebihi pedasnya omongan tetangga!
Yuta tidak menghiraukan, kemudian dia memasuki warung dan membuat kopi sendiri.
"Usus lo ngga keriting sep?" Tristan melirik Jo yang tengah memasukan 3 cabai rawit kemulutnya. Jevon ikut bergidig ngeri, merasa kasihan kepada perut Jo. Apa perutnya masih baik-baik saja?
"Hamdalah, usus gue sehat wal afiat." Ucap Jo santai sambil mengunyah cabai ber-gorengan miliknya.
"Sumpah deh ya, gue dicampakkin gebetan gue nih, banyak cecan di sekolah lo kan? Kenalin ke gue lah." Yuta memasang wajah sok sedihnya, setelah membuat kopi, Yuta mendekati Aldo kemudian curhat, galau karena ditinggal Bella. Bella adalah salah satu gebetanya yang sudah lama kenal, dan Yuta juga cukup nyaman denganya. Mengingat perkataan Jevon tadi pagi membuatnya down, masih saja mengingat Bella, si gebetan yang membuat hatinya hancur karena jadian dengan salah satu anak Osis.
"Cuih, nes. Karma is real, dapet karma kan lo." Tristan menyauti. Cowok berambut cepak itu memang sering menasehati temannya yang lain agar tidak mempermainkan hati cewek. Karena dirinya tidak pernah melakukan hal seperti itu, terlepas dari sifatnya yang kalau jatuh cinta pasti hanya 1 kali dalam jangka waktu yang panjang. Tetapi sialnya, cewek yang ia suka selalu tidak pernah menerima dirinya, padahal nama anggota Alaskar tersemat dalam jaket yang sehari-hari ia kenakan untuk tepe-tepe alias tebar pesona. Tapi kenapa tidak ada yang mau mendekatinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
GANGSTER ✔
Teen FictionIni tentang Jeffrey Ragaska Dewandaru, Leader Alaskar. Ia bukan hanya dikagumi karena memiliki paras tampan dan tubuh yang proporsional tetapi ia juga dihormati karena kepiawaiannya dalam memimpin pertempuran. Rachel Adhiyasta adalah seorang gadis c...