12 - Pdkt?

1K 84 0
                                    


"YA ALLAHH TEMEN NENG RACHEL CANTIK AMAT!!!"

"AYOKK KE LAPANGAN NYOKK!!" Tristan berteriak kencang ketika memasuki Warbon, membuat yang lain menoleh.

Membawa nama Rachel, Jeff pun ikut menoleh karena penasaran "Kenapa?" Tanyanya.

"Tadi abis liat kelas 10 Ips 2 lagi di lapangan, gue liat si Indiz berani bener ngelawan Pak Seno. Galaknyaa minta ciumm." Tristan memejamkan matanya, mencoba mengulang kejadian tadi waktu Indiz membuat kicep Pak Seno.

"Hah?" Yuta tak paham, mengernyitkan dahi mencoba loading dengan omongan Tristan yang kadang gaje.

"Gimana maksudnya tan?" Jo ikut menimpali, walau lubuk hati paling dalam Jo tidak mau berurusan, tapi kekepoanya membuat jiwa sosial pergibahan emak-emaknya muncul.

"Intinya gue suka Indiz." Ucap Tristan to the point dengan wajah berbinar, yang lain hanya diam, bingung.

"Jangan diem aja dong, respon gimana kek!!" Sungut Tristan kesal, karena mendapati jawaban yang lain tidak sebaik ekspetasinya, memang si sahabatnya memang siluman dakjal semua, tapi kali ini ia benar-benar mengharapkan dukungan mereka.

"Lo ngomong apa aja gue nggak paham, gimana mau ngrespon." Jawab Jo.

"Duh susah ngomong sama manusia yang kapasitas otaknya cuma segede upil semut." Gerutu Tristan membuat Jo mengepalkan tanganya ke udara.

"Jadi gini ya wahai manusia—eh nggak." Tristan langsung mendekati Jeff yang tengah menyeruput kopinya.

"Pak Bos ganteng." Ucapnya. "Udah tau." Jawab Jeff tanpa menoleh.

"Beli tas jinjing ke macau."

"Cakep." Timpal Yuta.

"Anjing kau."

"Brisik." Jawab Jeff, yang membuat Tristan memasang wajah sok sedih tetapi menajiskannya.

"Bos, ke lapangan yok." Tangan Tristan perlahan mengusap lengan Jeff, membuat Jeff bergidik ngeri. "Pait pait." Gumam Yuta kecil ketika melihat kelakuan Tristan.

"Ayokk lapangan." Tristan menggoyangkan bahunya, bersikap sok imut.

"Nape si lo ngotot banget ke lapangan." Yuta mendorong Tristan, yang tengah berdiri sambil memasang wajah sok memelas.

"Gue tadi liat Indiz, lagi di lapangan, gue pengin join, pengin deket." Curhat Tristan.

"Napa nggak lo sendiri aja si, sono huss." Megan mencoba mengusir Tristan dengan mendorong kecil tubuhnya.

"Nggak asik kalo sendirian, mending bawa yang lain, kan enak tepe-tepenya." Tristan nyengir, membuat yang lain merapalkan nama binatang di dalam hati.

"Ayoo dongg pliss, Pak Boss ayokk." Tristan menggoncang lengan Jeff, mencoba menghasut Jeff untuk ikut dengannya.  Tetapi respon Jeff hanya diam tak peduli.

Okeh, hanya ada satu  cara, dan Tristan harus mencoba cara ini.

"Ada neng Rachel disana." Jeff berlagak tidak peduli, tapi telinganya ia tajamkan untuk mendengar ucapan Tristan.

"Neng Rachel di gangguin sama ketua kelasnya lho, diajak mabar basket." Kata Tristan berbisik pada telinga Jeff, mirip seperti setan yang tengah menghasut manusia.

"Berduaan, yang lain di suruh minggir." Bisik Tristan dengan menekan kata berduaan, agar membuat Jeff kepanasan  karena emosi.

Jeff tiba-tiba berdiri, kemudian langsung beranjak pergi. "Jeff lo kemana woey!!" Teriak Megan kemudian mengikuti di belakang, sedangkan Tristan sudah senyum penuh kemenangan.

GANGSTER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang