21 - Pensi

749 58 0
                                        

"YHAHAHAH ANJIRRR HP GUE AKHIRNYAA JADII JUGAAAA!!!!" Teriak Yuta nyaring ketika memasuki warbon membuat yang lain menoleh. Ia berlari-lari kecil sambil memamerkan ponsel merek china miliknya dengan senyum lebar yang melekat.

"Nggak usah senyam-senyum, gigi kering ntar." Cibir Jevon membuat Yuta lebih melebarkan senyumnya untuk meledek, yang membuat ekspresi cerahnya berubah menjadi menyeramkan, mirip om-om pedo.

"Hih najis." Jevon bergidig ngeri.

"Hp yang kena geplek waktu di markas  Anathema?" Tanya Jo menoleh sambil memasukan cabe+gorengan ke mulutnya.

"Hooh."

"Kenapa nggak beli yang baru anjir." Lanjut Jo dengan nada heran.

"Sebagai orang yang menghargai pemberian orang lain, gue harus jaga HP pertama pemberian emak gue dengan baik, do u know?" Oceh Yuta sambil mencolek dagu Jo yang duduk bersebrangan denganya. Membuat Jo langsung mengelap kasar dagunya dan menatap jijik ke arah Yuta.

Yuta beralih mendudukan diri di samping Tristan, tanpa permisi ia mengambil kopi yang sedang Tristan pegang membuat Tristan menggeram sebal.

"Apasi anjir, tinggal ambil sendiri." Protes Tristan tidak terima, enak saja kalau Yuta punya duit aja Tristan tidak pernah di traktir.

"Males, enakan yang gratisan." Yuta kemudian langsung menyeruput setengah gelas kopi, Tristan yang kesal membuat ancang-ancang akan menggetak kepala Yuta.

"Anjing beli sen—

"Eh btw ntar Jeff tampil kan?" Ucap Megan mencoba menghentikan pertengkaran Tristan dan Yuta yang tidak ada habisnya dengan mengganti topik.

"Eh iya anjir, baru nyadar nggak ada pak Bos." Jawab Tristan sambil menggaruk kepalanya, tidak jadi memukul kepala Yuta.

Drrrtttttt

Megan mengalihkan pandangannya pada ponsel yang bergetar di saku jaket Alaskar miliknya. Ia pun langsung mengambil ponselnya untuk melihat siapa yang memanggil.

"Panjang umur." Gumam Megan kecil.

Megan kemudian menempelkan benda pipih itu pada telinganya, mencoba menyimak apa yang dibicarakan oleh orang di sebrang sana.

Tut!

"Siapa? Kenapa? Ada apa? What what?" Tanya beruntun Tristan.

"Pak Bos, nyuruh kita kesana 2 menit lagi." Ucap Megan sambil menunjuk ke arah lapangan yang berbatasan langsung dengan warbon. Yang hanya terhalang oleh tembok bata yang tinggi.

"Pak Bos mau nyuruh kita buat jadi tim hore atau Cheerleader?" Tanya Jo membuat Jevon menggeleng. Kenapa virus begok Tristan semakin menyebar?

"Mane ade Cheerleader di pensi nyanyi kaya gitu bego." Yuta menyahuti.

"Y-ya maksud gue—

"Udahlah, cepet kesana, ntar diomelin Pak Bos. Gue mau mendukung Pak Bos dengan segenap hati jiwa raga dan tenaga." Ucap Tristan menggebu-gebu kemudian pergi menuju ke lapangan tempat pensi di adakan.

***

Suara drum terdengar, diiringi petikan gitar dan suara mic yang di tes berulang kali untuk memastikan suaranya stabil. Jeff, Rachel dan Theo sudah bersiap di Backstage.

"Udah siap kan kak?" Tanya Rachel memecah keheningan dari 3 empu disana. Jeff dan Theo hanya mengangguk.

"Chelll!!!" Panggil Indiz dan Mettha membuat Rachel menoleh. Kemudian menuju ke arah Indiz dan Mettha, Jeff hanya menatap langkah Rachel yang perlahan mendekati kedua sahabatnya itu.

GANGSTER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang