Bau parfum vanilla menyeruak sesaat setelah gadis berambut hitam panjang itu mengaplikasikanya ke beberapa titik tubuhnya.
Aroma vanilla yang tercium memberi aroma khas sendiri yaitu beraroma manis, yang memberi kesan feminim sekaligus menenangkan.
Dirasa cukup, ia meletakkan parfumnya pelan di meja rias, dan beralih mengambil beberapa alat make up untuk di pakaikan ke wajahnya. Hanya liptint, bedak, dan sedikit maskara membuat wajahnya yang memang sudah cantik tanpa make up menjadi semakin cantik.
Dirinya masih setia bercermin ria sampai suara seseorang menghentikan aktifitasnya.
"RACHEL!! TURUN!!"
"Iyaa bentarrrr"
Rachel, gadis itu merapikan alat make up nya, dan menyisir rambutnya dengan cepat. Kemudian ia berjalan menuruni tangga menuju ke meja makan.
Ia mendapati orang tuanya yang sedang melakukan aktivitas pagi masing2, Danendra yang tengah membaca koran sembari menyesap kopi panas miliknya, sedangkan Yolanda tengah menyiapkan beberapa makanan untun sarapan.
Rachel perlahan mendekat, kemudia Ia mengecup singkat pipi Danendra dan Yolanda, mengusap rambut adiknya Jeno dan beralih menggetak kepala Lucas kakaknya.
"Woey sakit, pagi-pagi ngajak ribut lo?!" Lucas sewot sambil memegangi kepala bagian belakangnya yang menjadi sasaran getakan Rachel.
Rachel hanya tersenyum puas sambil menarik kursi di samping Jeno, dirinya merasa senang ketika sudah menjahili Lucas, enak saja! Emang cuma lucas yang bisa jahil?!
"Ngapain senyum-senyum lo?!" Lucas masih dalam mode sewotnya, yang galaknya persis seperti emak-emak kost-kostan yang sedang menarik uang bulanan.
"Dih, lebay banget gitu doang marah." Rachel mengerucutkan bibir
"Udah udah, cepet selesain sarapanya. Ngga usah ribut, masih pagi nih." Omel Yolanda sambil menaruh gelas berisi susu coklat di depan Rachel dan Jeno. Jeno langsung meminumnya, dengan tangan kiri yang memegang hp untuk mengetikkan pesan.
"Siapa jen?" Tanya Rachel sambil mengintip hp Jeno.
"Jovan kak. Yah bun Jeno berangkat ya, udah ditunggu Jovan di depan gang." Jeno menjawab sambil memasukkan hp nya ke tas kemudian beranjak dari tempat makan.
"Hati-hati Jen!!" Yolanda menjawab nyaring yang tentu saja sudah tidak bisa didengar Jeno.
"Kamu dianter bang Luc ya Chel?" Danendra berucap sambil memasukkan roti ke mulutnya.
"Kok ngga sama Ayah aja?" Ucap Rachel memelas, malas banget kalo di suruh kemana-mana sama titisan cacing kremi itu. Bisa-bisa dirinya nanti diturunin di tengah jalan.
"AWWW!!" Rachel tiba-tiba memekik keras, karena merasakan cubitan di kakinya. Lucas menutup senyum dengan berpura-pura sibuk meminum air. Rachel yang paham pelakunya Lucas langsung membalas mendorong gelas yang sedang Lucas minum dan mengakibatkan airnya tumpah ke wajah Lucas.
"Heh lo!!" Lucas hampir saja mengumpat kalau saja ia tidak sadar masih ada Danendra dan Yolanda di depanya.
"Apa lo??!!" Rachel balas membentak Lucas.
"Berani lo sama abang lo??!" Lucas mendelikan matanya.
"Lo yang bikin gara-gara, bukan gue!!." Rachel menjawab dengan menggebu-gebu.
"Gue ngapa-ngapain juga ngga kok, kenapa lo tiba-tiba ngedorong gelas yang tadi lagi gue minum hah??!! Tanggung jawab nih muka gue basah semua." Lucas menunjuk-nunjuk mukanya yang sedikit basah.
"Lo yang tadi nyubit kaki gue kan?? Ngga usah sok ngga tau deh lo!!"
"Loh kok lo nuduh si, buktinya mana??!"
"DIAM!!" Bentak Danendra yang membuat Lucas, Rachel serta Yolanda yang sedaritadi hanya menyimak pertengkaran Lucas dan Rachel, ikut kaget.
Danendra jengah dengan kelakuan putra sulung serta putri tengahnya itu yang setiap hari bertengkar tidak jelas. Padahal dirinya dan Yolanda itu orang yang kalem tapi kenapa keturunan mereka malah modelan seperti ini??
"Luc, jangan jahil lah udah gede." Suara Danendra kembali memelan, baru kemarin ia mencabut uban putih miliknya yang tiba-tiba nongol di rambut. Jangan sampai tiba-tiba rambutnya putih semua gara-gara sering ngomel-ngomel dan naik darah karena kelakuan putra putrinya itu. Dirinya baru 42 tahun masa sudah ubanan dan alasanya gara-gara sering ngomel-ngomel lagi, mau ditaruh di mana wajah ganteng miliknya?
"Kok Lucas si yah, kan si Rachel." Balas Lucas tidak terima.
"Bang Lucas resek yah." Rachel mencoba membela diri, dasar abang ngga sadar kelakuan. Kalo bukan abangnya, bakal Rachel jual si Lucas ke pasar perdagangan manusia.
"Loh kok gue si, kan lo yang tadi ndorong gelas gue, sampe muka gue yang ganteng bersinar ini jadi basah??!" Sewot Lucas lebih tidak terima, sambil ia merapikan rambutnya.
Wajar saja, Lucas kalau masalah penampilan emang tidak main-main. Mandi saja harus 5 kali sehari, dan 5 hari sekali dia harus berbelanja baju baru agar keliatan trendy. Syndrom anti ketidak tampanannya sudah melekat dalam diri Lucas sejak lama.
Mottonya ; siapapun yang tidak tampan, berarti itu bukan Lucas.Lucas menyodorkan tangnya ke depan wajah Rachel, Rachel pun langsung menggeplak tanganya.
"Minggirin tangan lo."
"Heh lo--
"Kalau kalian masih ribut terus, Ayah gak bakal kasih kalian berdua uang jajan." Ucapan final Danendra membuat pertengkaran dua kakak beradik itu terhenti.
Kekuatan duit memang semenakutkan itu.***
15 Juli 2020
Ini baru permulaan ya gengss, Jeff muncul di next chapter kok.
Aku kasih visual Ayah Danendra sama Bunda Yolanda duluu yaa😆Voment🤗
Danendra AdhyastaYolanda adhyasta
KAMU SEDANG MEMBACA
GANGSTER ✔
Teen FictionIni tentang Jeffrey Ragaska Dewandaru, Leader Alaskar. Ia bukan hanya dikagumi karena memiliki paras tampan dan tubuh yang proporsional tetapi ia juga dihormati karena kepiawaiannya dalam memimpin pertempuran. Rachel Adhiyasta adalah seorang gadis c...