61 - Perang (1)

283 30 4
                                    


Jeff kira bahwa preman yang Davian bawa memang sudah berada di ujung kekalahan, penampakan mereka semua yang rata-rata sudah babak belur membuat Jeff semakin percaya bahwa Alaskar-lah yang memenangkan pertempuran saat ini.

Genggaman yang Jeff rapatkan pada ujung tongkat baseball di tangan kanannya kian menguat saat melihat Agam yang tengah memukul kepala salah seorang antek-antek Davian yang tengah beradu kekuatan dengannya.

"Ini semua hampir berakhir, kita percayain akhirnya sama Agam, gue mau cari Rachel saat ini." Suara Jeff menginterupsi, menekan kata di setiap nada yang ia keluarkan. Kata-kata yang Jeff lontarkan seketika langsung membuat Megan, Jevon, Tristan, dan Yuta mengangguk.

Jeff beralih, melirik pada Hendery yang langsung membuatnya turun dari motor karena paham dengan apa yang coba Jeff maksudkan.

Anggota inti Alaskar yang lain pun mengikuti, mengambil alih kendaraan yang para antek-antek Hendery bawa di depan halaman Basecamp.

Jeff menyalakan mesin motor, setelah mengalihkan tongkat baseball yang ia ambil dari Hendery tadi, tongkat baseball itu ia masukan ke dalam jaket Alaskar di bagian punggung, kemudian jari-jarinya menarik cepat resleting jaket yang ia kenakan untuk mencegah tongkat baseballnya agar tak terjatuh.

"Gue ambil senjata lo, gue bakal habisin Theo saat ini." Kata Jeff terakhir kali sebelum ia benar-benar melesatkan motor Hendery menjauh.

Tiga motor ninja hijau besar melaju beriringan di jalanan beraspal yang lumayan ramai, Tristan  yang membonceng Yuta sempat mengacung-acungkan senjata yang ia pegang ke para pengendara lain untuk meminggirkan kendaraannya karena menghalangi jalan mereka.

Klakson motor yang Jeff bawa tak henti-hentinya bersuara, membuat bising jalanan karena ia tengah menyalip mobil demi mobil yang ia lewati dengan gesit. Hal itu tentu saja berhasil, ketika beberapa pengendara mulai membuka jalan agar ia lebih leluasa untuk melajukan kendaraannya.

Decitan antara ban motor dengan jalanan terdengar memekik saat tiga motor itu sudah sampai di tujuan yang sebenarnya. Di sebuah markas yang lagi-lagi kelihatan lenggang ketika mereka semua datang untuk kedua kalinya.

Jari Jeff bergerak menyusuri bagian dada, menarik kecil resleting jaket yang ia kenakan dengan manik mata tajamnya yang tak berhenti bergerak dengan teliti untuk mengamati seluruh sudut dari tempat yang tengah ia pijak.

Megan turun terlebih dahulu dari atas motor, melangkahkan kaki dengan waspada sambil jarinya perlahan meremas kecil stik golf yang ia pegang.

"Gue rasa nggak ada orang, gue liat juga beberapa anak Anathema yang gue kenal ikut Davian tadi." Kata Megan memberi kesimpulan setelah ia mengamati kondisi sekitar.

"Kita sergap, Theo mungkin nggak akan tahu kita datang kalau kita nggak bergerombol."

Yuta dan Tristan mengangguk, menyetujui apa yang Jeff katakan tadi. Dengan langkah beriringan, mereka berlima berjalan dengan langkah berat, menyusuri jalan menuju ke markas Anathema yang berada di depan mata.

Baru saja beberapa langkah mereka buat di tanah tandus nan berbatu markas Anathema, kaki Jeff tiba-tiba berhenti saat ia menangkap pintu salah satu markas Anathema yang tiba-tiba terbuka lebar.

Ia memusatkan pandangan ketika melihat sosok laki-laki yang keluar dari dalamnya dengan langkah ringan, ia berhenti tepat di depan pintu masuk sambil menyunggingkan senyum angkuh ke arahnya.

Yuta tercekat, nafasnya tersendat dengan dada yang mulai bergemuruh saat ia melihat gerombolan orang yang keluar dari belakang bangunan di seberangnya secara serempak.

Wajah cemas Tristan mulai terbentuk, ia merapatkan bibir untuk menghentikan perasaan khawatir yang mulai ia rasa. Jevon yang berada di samping Tristan menghembuskan nafas kasar, ia kemudian menoleh ke arah Jeff setelah  memandang Tristan sejenak.

GANGSTER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang