09 - Dimples

1.1K 91 1
                                    

Sorak sorai menggema dari dalam ruangan bercat hitam perpaduan merah gelap itu. Tawa dan tepuk tangan bersautan, juga dentingan suara gelas yang beradu terdengar.

"Cherrsssss." Yuta mengangkat gelasnya, meminum gelas yang berisi sprite itu ke mulutnya. Menyeruput pelan ketika merasakan gelas dan bibirnya bersentuhan, kemudia mengerang segar karena sprite yang ia minum memasuki tenggorokan keringnya.

"Mampus tuh si Revan, sekarat gue doain nyium tanah bentar lagi." Tristan menyerapahi, merasa senang dengan keadaan Revan saat ini, yang mungkin bonyok dan beberap bagian tubuhnya patah karena bogeman Jeff.

Beberapa anggota Alaskar masih mengobati lukanya, dan beberapa anggota juga sudah mulai merapikan diri kemudian ikut join bersama anggota Alaskar yang lain yang sedang minum atau joget-joget tidak jelas.

Setelah mengalahkan Anathema,Tristan mengajak untuk melakukan party dadakan di Basecamp. Melepas lelah setelah tawuran sekaligus have fun karena sudah lama tidak melakukan tawuran dengan geng lain.

Tentunya, untuk seorang anggota geng motor, melakukan tawuran adalah hal biasa, bahkan itu merupakan suatu kesenangan dan kebanggaan  sendiri jika bisa mengalahkan musuh. Tapi catat, Alaskar tidak akan pernah membuat tawuran terjadi jika musuh tidak membuat masalah terlebih dahulu.

Alaskar adalah geng motor yang besar, tidak perlu membuat onar atau membuat berita yang viral bisa menjadikan Alaskar terkenal. Sebuah jaket resmi Alaskar pun bisa membuat orang kagum ketika melihatnya, jadi tidak perlu melakukan hal yang tidak bermutu untuk membuat Alaskar dikenal.

"Hooh, belagu banget tuh bocah anjing." Jo menimpali sambil meneguk segelas besar bir. Meneguk perlahan sambil merasakan rasa panas yang menjalar di tenggorokan, yang kalau memang pecinta bir pasti akan terasa sangat nikmat.

"Tapi gue penasaran." Celetuk Yuta yang membuat Jeff Jo dan Megan yang mendengar menoleh.

"Kenapa?" Balas Megan.

"Gue rasa yang pegang kendali Anathema bukan leadernya, si Yugo tapi kenapa malah si Revan." Tanyanya sambil mengernyitkan dahi, mencoba berpikir.

"Ya emang gitu." Jawab Megan.

"Apanya yang gitu?" Tristan ikut nimbrung sambil mendudukan dirinya di samping Yuta, mengambil  botol sprite miliknya kemudian meneguknya cepat.

"Anjir, abis woey." Yuta langsung merebut botol sprite yang tengah di minum Tristan, membuat Tristan terbatuk kemudian memuncratkan minumanya karena hidungnya kemasukan sprite.

"Anjir, kena gue jorok banget asu." Jevon mengelap tanganya menggunakan baju Tristan, Tristan masih saja terbatuk karena ulah Yuta.

"Uhukk uhukk uhukkk." Tristan terbatuk sambil mengibaskan bajunya yang lumayan basah di bagian depan.

"Uhukk tolol bangsat asuuhuk." Makinya sambil memukul punggung Yuta. Wajah Tristan memerah. Tristah mengapit hidungnya dengan kedua jarinya mencoba menetralkan perih yang dirasa.

"Miris banget, kena sial terus." Jevon menepuk pundak Tristan.

"Huhh selamet juga gue." Tristan menghela nafas pelan ketika merasakan perih di hidungnya sedikit mereda. Kemudian menundukan pandangan untuk melihat bajunya.

"Anjir baju guee." Tristan memegang bajunya, merasa tidak nyaman karena bajunya basah dan berbau. Kemudian merengek pada Jo di sebelah kirinya.

"Najis geli awas minggir." Usir Jo ketika Tristan menempelinya, terasa lengket ketika Tristan menyentuh lenganya.

"Baju gue basah anjir, gimana nih ih, lengket banget lagi." Paniknya lebay.

"Ya tinggal ganti aja anjir, gitu aja heboh." Jawab Jevon jengah.

GANGSTER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang