Senyuman indah kini terlihat di kedua sudut bibir Jeffrey, tak memungkiri dua lesung pipit juga muncul bebarengan dengan tarikan bibir yang melengkung ke atas.
Jeffrey masih berada pada posisinya, matanya melekat erat ke arah seorang perempuan yang kini berhadapan langsung dengan dirinya.
Tiga kata yang Jeff ucapkan, mampu membuat suara yang Rachel punya seketika menghilang, dan digantikan dengan degupan kencang di dalam dadanya.
Mata Rachel tak fokus, menatap pada laki-laki yang berada di hadapanya, tatapannya juga sesekali berubah-ubah arah mencoba menghilangkan rasa gugup.
Bingung menjawab apa, Rachel hanya bisa diam tanpa membuka suara, mencoba berdehem untuk mencairkan suasana juga ia tidak bisa.
"Kaget?" Suara Jeff terdengar, mencoba memecah keheningan antara dirinya dan Rachel. Sontak Rachel mendongak, melihat lagi ke arah tubuh seseorang yang menjulang tinggi di hadapannya.
Dengan pelan, Rachel mengangguk kecil. Tangannya menyatu, bermain dengan jarinya sendiri dengan pikirannya yang entah kemana.
"Kenapa diam?"
Ingin membalas perkataan Jeff, Rachel pun membuka mulut akan bersuara.
"E– Kak Jeff
KKRRIIIINGGGGG!!!
Suara bel berbunyi, penanda pembelajaran akan dimulai. Jeff mendengus kasar, mengedarkan pandangan ke arah halaman, matanya melihat beberapa murid mulai memasuki kawasan dalam Alaska, tentu saja untuk memulai kelas.
Pandangan Jeff kembali ke arah Rachel, dengan berat hati ia pun mengusap rambut Rachel karena ia akan pergi setelah ini.
"Oke– kita lanjut nanti, istirahat ketemu di taman belakang ya." Jeff memperlihatkan senyum sebelum ia perlahan berbalik kemudian meninggalkan Rachel yang masih berada di posisinya, menatap punggung Jeff yang perlahan menjauh.
Rachel tersenyum kecil, ia juga melakukan hal yang sama, berbalik kemudian memasuki kelasnya, menguatkan hati untuk bisa berkonsentrasi kembali pada pelajaran yang akan ia hadapai.
Berdo'a saja Rachel bisa konsen, karena apa yang Jeff lakukan tadi membuat Rachel seketika kehilangan fokusnya. Katakan saja Rachel lebay, tapi ini memang yang ia rasakan.
***
Kelas 10 Ips 2 kini tengah lumayan sepi, bukannya sepi karena tidak adanya siswa yang berada di dalam kelas. Tetapi sepi senyap karena beberapa orang tengah menunduk sembari mengerjakan tugas yang diberikan oleh Pak Andar.
Pak Andar memang guru kesayangan, cara ia mengajar membuat para siswa menjadi nyaman, karena dia menggunakan metode 1M 2F, artinya jam pertama mengerjakan, jam kedua freeclas. Gimana pak Andar tidak menjadi guru favorit kalau seperti itu.
Rachel menutup bukunya, kemudian ia bersandar pada dinding tembok yang bersebelahan dengannya, karena tempat duduknya berada di pojok, bangku dan mejanya bahkan bersentuhan langsung dengan tembok berjendela di kelasnya.
Sedangkan Mettha, yang notabenya adalah teman sebangku Rachel justru sedang galau. Penyebab galau Mettha kali ini karena dua hal, yang pertama ia telat berangkat 10 menit, yang alhasil membuat ia sempat dihukum. Yang kedua karena ketelatannya itulah membuat ia ketinggalan untuk mencharger energi cogannya. Tentu saja karena Jeff yang kembali, tapi ia tidak sempat melihatnya.
"Ck, harusnya gue berangkat lebih pagi lagi. Udah telat, dan ngga bisa ngeliat wajah Kak Jeffrey lagi. Sial banget hidup gue."
Mettha menggerutu kesal, dengan posisi tubuhnya yang kini tiduran telungkup di atas meja, setelah dihukum oleh Bu Mirna, guru BK yang menangkap basah dirinya karena telat, ia pun balik ke kelas saat mendengar beberapa orang yang tengah bergosip ria, dan samar-samar ia mendengar bahwa Jeff sudah kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANGSTER ✔
Fiksi RemajaIni tentang Jeffrey Ragaska Dewandaru, Leader Alaskar. Ia bukan hanya dikagumi karena memiliki paras tampan dan tubuh yang proporsional tetapi ia juga dihormati karena kepiawaiannya dalam memimpin pertempuran. Rachel Adhiyasta adalah seorang gadis c...