20 - Pujian

773 61 0
                                    

Beberapa hari berlalu, kini Rachel masih sibuk dengan tugas osisnya. Membuat beberapa laporan untuk di serahkan pada Kepsek Alaska, tugasnya sebagai Sekretaris Osis memang mampu membuat dirinya pusing sendiri karena menangani beberapa hal secara bersamaan.

Rachel masih berkutat dengan Leptopnya, ia mengerjakan tugas membuat laporan di perpustakaan sekolah. Karena waktu yang mepet, beruntung Kepsek Alaska memberi waktu kelonggaran untuk jalanya acara, memFree kan beberapa jam pelajaran, khususnya untuk Osis agar bisa mematangkan acaranya dan peserta pensi agar bisa berlatih lebih banyak lagi.

Rachel sesekali menguap, karena sudah dari tadi malam ia mengerjakan 2 laporan, dan hampir 1 jam lebih ia tak mengalihkan pada layar leptop di hadapanya untuk menyelesaikan laporan yang belum usai semalam.

Ia duduk sendirian di salah satu bangku panjang perpustakaan, di temani dinginya AC ruangan untuk menemaninya merampungkan tugas.

Tangan lentiknya menari diatas keyboard dengan lincah, mengetikkan huruf secara rapih sembari ia beberapa kali menggerakkan tubuhnya karena terasa pegal.

Seteleh beberapa saat, Rachel tersenyum lebar kemudian meregangkan tubuhnya setelah berhasil menyelesaikan tugas laporanya. Ia mengesave laporan itu kemudian mematikan leptopnya.

Rachel perlahan meminggirkan leptopnya, ia memposisikan tanganya di atas meja, kemudian menidurkan kepalanya di atas tangan. Tidur sebentar tidak masalah kan?

Perlahan Rachel memejamkan matanya, tak berselang lama ia terlelap dalam mimpi indahnya untuk sesaat. Ia hanya ingin beristirahat tenang saat ini.

15 menit berlalu, Rachel perlahan tersadar dari tidurnya, tapi matanya enggan membuka karena ia masih nyaman pada posisinya. Sejuk AC yang ia rasakan menambah rasa kantuk yang perlahan kembali menyerang, tapi ia urungkan karena mungkin ia sudah di tunggu Theo saat ini.

Dengan berat hati, Rachel perlahan mengerjapkan matanya, membuka perlahan sambil dahinya mengernyit karena terasa sedikit pusing. Hal pertama yang ia lihat saat ia membuka matanya adalah siluet seseorang yang memumpukkan kepala di atas meja seperti dirinya.

Rachel membuka mata lebih lebar, ia terpaku pada seseorang yang berada tepat di depanya.

Matanya membulat sempurna, tapi tubuhnya entah kenapa membeku membuatnya tidak bisa bergerak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matanya membulat sempurna, tapi tubuhnya entah kenapa membeku membuatnya tidak bisa bergerak. Dan lebih memilih memposisikan dirinya untuk berdiam pada posisinya saat ini.

Jeffrey memandang Rachel lekat, kemudian tersenyum kecil menyadari ekspresi terkejut Rachel karena kedatangannya.

Netra mereka bertemu, melihat satu sama lain dengan tenang. Rachel melihat manik mata Jeff yang tenang sekaligus tajam secara bersamaan. Mata hitam legam dengan binar indah mampu menghipnotis Rachel.

Rachel memuji tanpa henti dalam hati, melihat wajah Jeff sedekat ini. Rahang tegas, hidung mancung, alis tebal yang berjejer rapih, mata tajam bagai elang, wajah mulus tanpa ada bekas apapun, dan bibir merahnya yang tebal dan—

GANGSTER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang