"Gimana? Masih laper?" Tanya Jeff pada Rachel setelah ia keluar membayar tagihan makanan di salah satu restoran yang mereka singgahi.
"Nggak kak, mau pulang aja udah sore." Balas Rachel sambil tersenyum. Jeff pun membalas tersenyum kecil.
Jeff menaiki motor besarnya, tentu saja setelah ia memasangkan helm pada Rachel. Rachel kemudian menaiki motor sambil berpegangan pada bahu kokoh Jeff.
"Udah?" Tanya Jeff memastikan.
"Udah."
"Okeeee— go go gooo." Ucapan Jeff membuat Rachel tertawa gemas.
Mereka berdua meninggalkan pelataran restoran, Jeff lebih santai kali ini, sedikit demi sedikit ia memberanikan diri berbincang untuk membahas beberapa hal kecil yang membuat mereka berdua semakin dekat.
Tidak seperti biasa, Jeff yang menarik Rachel pergi, atau memaksa Rachel menaiki motornya yang berujung canggung dan bingung dengan keadaan.
Untuk kali ini, Jeff juga lebih bisa merasakan Rachel yang lebih terbuka kepadanya. Menjawab dan membahas beberapa hal tentangnya, tentang Alaskar, dan sahabat-sahabatnya. Ternyata Rachel menjadi semakin cerewet dan banyak bertanya, mampu mambuat Jeff gemas sendiri.
Mereka berdua masih tertawa bersama. Demi apapun, Jeff ingin waktu berjalan seperti ini terus.
***
Motor Jeff perlahan memasuki komplek perumahan Rachel, setelah sampai di depan rumahnya, Rachel pun langsung turun.
"Nggak ada orang?" Tanya Jeff menyadari rumah Rachel yang kelihatan sepi.
"Jeno, cuma adek aku aja mungkin. Yang lain belum pada pulang" Rachel mengendikkan bahunya. Jeff hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Ya udah, aku pulang dulu." Pamit Jeff, Rachel pun mengangguk pelan.
"Oh iya— Minggu depan pertandingan basket setelah pensi, harus liat aku main ya." Jeff berucap sambil menyalakan mesin motornya.
"Kenapa harus kak?"
"Biar berasa di semangatin pacar." Ucap Jeff sambil tangannya menutup helm fullfacenya. Rachel hanya diam tidak merespon ucapan Jeff, tetapi tiba-tiba saja pipinya bersemu merah.
Jeff tertawa kecil melihat ekspresi Rachel yang menurutnya sangat lucu saat ia goda. Sebelum pergi, Jeff sempat mengusap pelan pucuk rambut Rachel, kemudian perlahan menjalankan motornya keluar dari halaman rumah Rachel.
"AAHHKKK!!! KAK JEFFFREYYY!!!" Teriaknya frustasi sambil memukul udara setelah Jeff sudah pergi lumayan jauh, Rachel mengeluarkan rasa kesal dan malunya. Pipinya sudah semerah tomat, ia berteriak sambil menendang dan memukul udara seperti orang gila, untung saja jalanan di kompleks rumahnya cukup lenggang.
Jeffrey benar-benar membuat jantungnya berdetak sangat cepat, terlalu sering Jeff bersikap manis kepadanya, benar-benar tidak baik untuk kesehatan jantung. Rachel tentu tidak akan mau mati muda.
Setelah puas mengeluarkan rasa kesalnya, Rachel pun memutar tubuhnya hendak memasuki rumah. Tapi sebuah notifikasi membuatnya berhenti melangkah.
Bunda
Chel, bantuin bunda bawa roti di rumahnya tante JeslynRachelAdhyst
Siap bunRachel memasukkan ponselnya, matanya memicing ketika melihat seorang laki-laki berpakaian hitam yang dari awal ia lihat sudah berada di seberangnya saat Jeff mengantar masih belum pergi.
"Kaya kenal." Gumam Rachel kecil.
"Masa sih." Rachel mengernyitkan dahi terus berprasangka. Menyadari Rachel memandangnya, lelaki itu menyalakan motornya, kemudian perlahan membawa motornya pergi yang membuat Rachel bergidig.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANGSTER ✔
Teen FictionIni tentang Jeffrey Ragaska Dewandaru, Leader Alaskar. Ia bukan hanya dikagumi karena memiliki paras tampan dan tubuh yang proporsional tetapi ia juga dihormati karena kepiawaiannya dalam memimpin pertempuran. Rachel Adhiyasta adalah seorang gadis c...