26 - Obat dari luka

680 55 2
                                    

Rachel menatap gusar pada benda pipih yang berada di genggamannya, detak jantungnya kian cepat ketika ada beberapa polisi yang mendatangi Alaska.

Ia benar-benar cemas saat ini, beberapa pesan sudah ia kirimkan pada Jeff dari tadi malam. Jangankan di read, pesan yang ia kirimkan saja masih bercentang satu abu-abu.

"Chell." Panggil Indiz, membuat Rachel mendongakkan kepalanya. Melihat ke arah Indiz dan Mettha.

"Kaya gimana?" Tanya Mettha membuat Rachel mengernyit.

"Apanya?"

"Gimana kejadiannya kemarin??" Tanya Mettha cemas, sebenarnya ia juga merasa bersalah pada Rachel, karena tanpa mencari Rachel dulu ia malah pergi karena diseret oleh para siswa lain yang juga panik saat itu.

"Yang gue liat kemarin, gue sekilas ngeliat kak Jeff dikeroyok sama lima orang, dan ada satu orang lain lagi, dia megang pisau yang mau di arahin ke kak Jeff." Jelas Rachel dari apa yang ia alami kemarin.

"Apa???" Mettha membulatkan matanya, ia benar-benar terkejut kejadian kemarin separah itu.

"Gila!! In—ini, aduhh. Lo nggak apa-apa kan? Lo ngga ada yang luka kan?" Panik Mettha sambil menelisik seluruh tubuh Rachel.

"Gue nggak apa-apa." Jawab lirih Rachel dengan tatapan sendu, mengingat kejadian kemarin. Ia juga sangat shock dengan kejadian yang terjadi di hadapannya kemarin.

Mettha yang melihat tatapan Rachel merasa kembali dihinggapi rasa bersalah. "Gue minta maaf Chell, gara-gara gue pergi dulu lo jadi liat kejadian kaya gitu."

Mendengar ucapan Mettha Rachel pun langsung mengulas senyum kecil, merasa tidak enak karena Mettha merasa bersalah padanya. "Ya elah santai aja kenapa, kaya gue nggak pernah liat film-film action kaya gitu." Hibur Rachel sambil menepuk kecil punggung Mettha.

BRAKK

"Kak Megan sama anggota Alaskar lain dipanggil polisi!!" Teriak Nayy dengan nafas memburu ketika ia memasuki kelas 10 Ips 2.

"Yang bener hah??!!" Mettha menyahut.

"Duh, gimana nih. Gue juga ikut takut." Mettha mengerjapkan matanya, ia juga merasa takut dengan apa yang sedang dialami Alaska.

"Gue keluar dulu." Rachel berdiri dari tempat duduknya, kemudian hendak beranjak keluar. Tetapi tarikan di lengannya membuat Rachel berhenti.

"Chell tunggu." Panggil Indiz sambil mencegat Rachel dengan memegang lengannya. Rachel hanya mengangkat kedua alisnya. Menatap ke arah Indiz dengan tatapan bertanya.

Indiz mengambil sesuatu dari dalam tasnya, kemudian memberikan sebuah kotak ukuran kecil yang ia ambil dari tas pada Rachel, Rachel yang menerimanya pun tersenyum lebar.

"Ci—

"Nitip, nggak usah ngledek." Indiz berucap galak kemudian ia langsung berlalu, duduk di sebelah Evelyn di bangku pojok belakang.

Rachel pun kemudian keluar dari kelasnya, dengan langkah tergesa ia berjalan menuju ke ruang BK, yang ia yakin semua anggota Alaskar pasti sedang berkumpul di sana.

Matanya menyapu seluruh orang yang berada di sana, beberapa orang terlihat dengan luka yang berada di wajahnya. Membuatnya bergidig ngeri mengingat kejadian kemarin.

Tristan yang sedang memainkan ponselnya mendongak, ketika Jago memanggilnya untuk menoleh pada tunjukkan jari yang ia buat.

Matanya langsung mendapati seorang cewek cantik yang menatap cemas ke arah anggota Alaskar. Dengan gerakan cepat, Tristan pun beranjak dari tempatnya kemudian menghampiri cewek itu.

GANGSTER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang